64 : Biar berkesan, enaknya ngapain?

135 8 0
                                    

“Assalamualaikum… ”

Radeva membuka pintu utama rumah barunya dan Maira. Sembari membaca ayat kursi dalam hati, pasangan pengantin baru itu menenteng beberapa paper bag dan kado-kado hadiah pernikahan mereka masuk ke dalam rumah.

Untungnya jam masih menunjukkan pukul empat sore. Jadi bagian dalam rumah baru mereka belum sepenuhnya gelap karena lampu-lampu yang belum dinyalakan.

Setelah menyalakan lampu dan mengunci pintu, Radeva dan Maira masih bergandengan tangan menuju kamar mereka yang ada di lantai dua. Kamar yang sederhana, tapi nyaman untuk keduanya tempati.

Berhubung rumah juga belum mereka tata seluruhnya, jadi ya tak heran beberapa box belum mereka keluarkan isinya.

“Mandi engga?” tanya Radeva.

“Mandi lah,” kekeh Maira.

Keduanya tertawa.

Bagi orang-orang receh, semua hal memang bisa ditertawakan…

“Kamu mandi duluan gih. Aku masih bersihin makeup dulu,” ujar Maira. Ia dan Radeva memang sudah lepas dari baju pengantin, tapi makeup di wajahnya masih ada.

Radeva pun setuju.

Sementara Radeva mandi, Maira menghapus makeup nya, lalu lanjut menata-nata barang-barang yang ada di kamar itu. Tak lupa ia juga menyiapkan tempat sholat untuk suaminya.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka.

“Sayang?”

Maira menoleh.

Ada Radeva yang menyembulkan kepala ke luar pintu kamar mandi. “Boleh minta tolong ambilin baju ganti?” pintanya.

Maira tersenyum. Ia mengangguk dan mengambilkan baju ganti untuk Radeva. “Baju aja 'kan?”

Radeva menggeleng. “Semuanya,” polosnya diakhiri dengan cengiran lebar. Ia memang lupa membawa semua pakaian gantinya ke kamar mandi.

Maira mengerjap.

🌸🌸🌸

Setelah sholat isya, Radeva masih duduk di sajadahnya. Tangan kanannya memegang mushaf, tangan kirinya mengusap-usap kepala Maira yang sedang tiduran di pahanya.

Shodaqallahuladzim… ”

Radeva berdoa sebentar lalu menunduk mencium pipi Maira. “Ayo makan.”

Maira mengangguk.

Mereka keluar kamar dan turun menuju dapur di lantai satu. Mereka membuka kulkas. Di dalam kulkas ada banyak sekali bahan makanan. Maira mendongak menatap Radeva. “Kok kulkasnya penuh?”

Radeva tersenyum. “Kamu kayak nggak kenal Bunda aja, Sayang.”

Maira manggut-manggut paham. “Kamu mau makan apa?”

Radeva berganti memeluk Maira dari belakang dan menopangkan dagu ke bahu gadis itu. “Terserah kamu aja. Jangan yang nyusahin kamu pokoknyaㅡoh iya tadi bukannya Kak Abel bawain makan buat kita?”

“Oh iya!”

Maira membuka sekantung plastik di atas meja. Di dalamnya ada satu box fire flying chicken richeese, tiga nasi, tiga cheese sauce, dan dua french fries.

“Wahh… ”

Keduanya cuci tangan dan mengambil sebuah piring, lalu kembali ke meja makan. Keduanya duduk bersebelahan. Setelah berdoa, mereka makan dalam satu piring yang sama.

Romansa Cakrawala ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang