51 : Janji

63 9 0
                                    

“UDAH GILA LO!?” bentak Ezar sambil menghempaskan tubuh Nino ke lantai dengan kasar.

Suara baritonnya menggelegar hingga ke telinga tiga orang yang sedang membicarakan hal serius di teras.  Sekilas diliriknya Maira yang sedang berjongkok dan menenggelamkan muka ke kedua lipatan lutut, gadis itu menangis.

Ezar kembali menatap tajam adiknya. “UDAH GILA LO, HAH?! LO MAU APAIN MAIRA, HAHH?!?!” bentaknya semakin murka. Selama ini ia dan Reyhan mencintai Maira dalam diam. Mereka bahkan sepakat mengalah untuk Nino. Tapi apa yang dilakukan Nino sekarang benar-benar kelewatan!

Sedangkan Nino, ia mengerjap kaget. Tampaknya akal sehatnya mulai kembali.

Annisa yang datang bersama Reyhan dan Khalif mengernyit bingung melihat pemandangan di depan mereka. Ada Ezar yang sedang murka, Nino yang terduduk di lantai, dan Maira yang sedang berjongkok dengan bahu berguncang.

“ADA APA INI?!”

Annisa langsung menghampiri Maira. “Ada apa, Sayang?” tanyanya lembut. Tapi ia justru mendengar isakan gadis yang sedang menyembunyikan muka itu.

Nino beranjak mendekati Maira dan ikut berjongkok di depan gadis itu. “Maaf, Maira. Saya khilaf,” sesalnya. Ia sungguh sangat menyesal sudah hilang kendali atas dirinya sendiri.

Melihat Maira yang beringsut ketakutan membuat Khalif, Annisa, dan Reyhan paham situasi. Annisa berdiri dan menarik anak ketiganya juga agar ikut berdiri. “Kamu apain Maira?!” tanyanya tajam.

Nino langsung berlutut di depan Bundanya. Cowok itu menunduk. “Maaf, Bunda. Nino khilaf,” sesalnya.

Khalif menghampiri Ezar. “Apa yang sudah dilakukan Nino, Zar?”

Ezar melirik ke arah Nino sekilas. “Dia kurang ajar ke Maira, Bi.” Annisa dan Reyhan membelalak.

Khalif menatap Nino dengan sangat tajam. Ditariknya anak ketiganya agar berdiri. “Kamu kurang ajar sama Maira?!” tanyanya dengan nada menusuk. Sedangkan Annisa mencoba menenangkan Maira dan memeluk gadis itu dengan erat.

Hening.

“JAWAB ABI, NO!” bentak Khalif.

Nino mengangguk.

PLAKK

“SIAPA YANG AJARIN KAMU JADI ANAK KURANG AJAR KAYAK GINI?!?!”

Semua terdiam. Baru kali ini kepala keluarga mereka marah hingga seperti itu dan parahnya hal itu karena perbuatan Nino yang kelewat batas.

Khalif memberi kode agar istrinya membawa Maira ke kamar. Annisa mengangguk. Wanita itu memapah Maira ikut ke kamarnya sambil terus dipeluknya agar gadis itu lebih tenang.

“Ikut Abi,” ucap Khalif sangat tajam lalu berjalan menuju kamar Nino yang lumayan jauh dari ruang keluarga. Nino mengikutinya.

Sebagai seorang Ayah, Khalif malu dengan apa yang barusan Nino lakukan pada seorang perempuan. Ia sungguh merasa gagal mendidik anaknya.

Selama ini, keempat anaknya tumbuh menjadi laki-laki yang baik. Baru kali ini darah dagingnya benar-benar membuatnya kecewa. Ia sudah menganggap Maira seperti putrinya sendiri, dan dengan beraninya anaknya yang lain justru bersikap kurang ajar pada putrinya!

Ezar dan Reyhan sama-sama diam, mereka tidak tau hukuman apa yang akan Nino dapatkan setelah ini. Yang pasti, Abi mereka akan memberikan hukuman yang pantas untuk sikap kurang ajar saudara mereka.

Drrtt drrtt

Drrtt drrtt

Reyhan mengambil ponsel yang tergeletak di dekat kakinya. Ada telfon masuk dan tertera nama seseorang di layar ponsel itu.

Romansa Cakrawala ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang