Bab 12

1.2K 140 4
                                        

Ke esokkan harinya Felix memaksakan dirinya bangun , dia sudah meminum obat anti peradang tapi bukanya lebih baik itu semakin buruk.

Tubuhnya di penuhi keringat dingin , suhu badannya yang sangat panas dan rasa pusing yang menghantam di kepalanya.

Tapi dia harus bangun dan pergi ke agensi. hari ini ada  jadwal yang harus dia selesaikan jika tidak datang itu akan menjadi masalah.

Setelah selesai bersiap-siap Felix memakai pakaian yang bisa menutupi bagian tubuhnya dengan rapat.

.......

Felix berjalan masuk ke dalam gedung dengan sedikit sempoyongan, mungkin karena dosis obat yang di berikan minho terlalu kuat itu masih terasa sedikit menyiksanya.

Langkahnya semakin melambat dan pengelihatan nya menjadi kabur.

Tidak, aku tidak bisa pingsan disini...

Bertahan lah untuk sebentar...

Hanya beberapa jam setelah itu aku akan kembali kerumah dan...


Brukkkk.....


Felix jatuh pingsan di depan ruangan ganti,  dia sudah tidak bisa bertahan lagi.

Ketika dia membuka matanya, dia melihat ruangan yang asing dan sebelah tangannya yang sudah terpasang infus. Felix mencoba untuk bangun tapi kondisi tubuhnya terlalu lemah.

"Felix?"

Melihatnya terbangun , Bangchan yang menunggu di sampingnya langsung memegang tangannya dengan erat dan bertanya dengan kawatir.

"Bagaiman perasaanmu? Apakah sudah lebih baik? Bagian mana yang masih sakit.?"

"Aku baik-baik saja hyung." Felix menjawab dengan sangat lemah.

"Apanya yang tidak apa-apa? Kamu jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri selama dua hari, dokter bilang kamu terkena demam tinggi karena peradangan dan juga kenapa kamu mengonsumsi obat anti peradangan dengan jumblah sangat banyak.? Kamu ingin membunuh nyawamu sendiri,?  ."

Felix mengangkat lengannya yang tidak di infus untuk menutup matanya,  itu membuatnya sadar bahwa dia saat ini menggunakan pakian Riumah sakit. Meskipun pergelangan tangan kirinya masih terlilit perban itu masih bisa dilihat ada luka lebam di sekitar nya, tanpa sadar dia menarik selimut dan berusaha menyembunyikan bukti kekerasan di tubuhnya.

Tapi Bangchan sudah mengetahuinya dan juga dokter sudah memeriksa semua luka itu.

"Apakah seorang sasaeng menyakitimu,?"

".........."

"Apa selama ini kamu di ganggu, sejak kapan itu.? Kenapa tidak melaporkannya ke agensi?,"

Felix mengalihkan pandangannya ke arah samping. "Tentu saja tidak, aku bertarung dan lawan ku cukup kuat jadi itu sedikit membuat ku terluka."

"Tapi-"

"Hyung , percaya padaku, aku tidak berbohong."

Bangchan tidak bodoh , dia jelas tahu Felix sedang berbohong, tapi dia tidak mau terlihat seperti memaksa.

"Baiklah, kamu istirahat dulu. Aku akan membelikanmu sesuatu untuk makan malam."

Setelah kepergian Bangchan , Felix terbengong pandangannya terlihat sangat kosong, dia takut menutup matanya karena setiap dia melihat kegelapan sesuatu dari masalalu melintas dengan perasaan menyiksa. Dia ingin sekali menangis seperti orang lain tapi itu tidak bisa ,

"Felix."

Orang yang datang adalah chaewon , setelah mendengar keadaan Felix dia langsung datang, sebenarnya setelah dia menyuruh Felix untuk menemui minho itu sedikit membuatnya kawatir, dia terus menerus menelpon Felix tapi tidak tersambung dan melihat keadaan Felix yang seperti ini membuatnya sedikit berpikir yang tidak-tidak.

The ENd // MinlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang