Keesokan harinya ketika felix bangun tidur, dia melihat minho yang berbaring di lantai hanya dengan beralasan selimut tipis.
Setelah saling mengakui perasaan satu sama lain, minho menjadi bodoh. Bersikap baik dan tidak ingin melewati batas.
Felix memiringkan tubuhnya dan menatap ke arah minho, dia mengulurkan tangan kebawah untuk menyingkap rambut minho yang menutupi wajahnya.
Sudah lama dia tidak melihat wajah minho yang sedang tertidur, meskipun dia sempat tinggal di rumah minho tapi mereka sangat jarang akur seperti ini, sekarang dia akan menatapnya dengan hati-hati.
Hyung, sebenarnya kamu terlihat sangat tampan dan-
Ketika dia sedang sibuk dengan pemikirannya sendiri, tiba-tiba minho bergerak dan akan membuka matanya.
"......."
Dia ingin menarik kembali tangannya, tapi sudah terlambat. Jadi dia hanya berpura-pura tidur dengan posisi tangan yang terjatuh kesisi ranjang.
Seperti orang normal yang berguling ketika tidur.
Melihat itu minho perlahan bangkit dan membawa kembali kedua tangan Felix kedalam selimut. Mencium keningnya dan pergi keluar dari dalam kamar.
Felix membuka matanya, pikirannya masih kosong. Mungkin karena sedikitpun dia tidak pernah berharap akan bersama dengan minho, itu membuatnya berpikir kejadian kemarin adalah mimpi yang akan menghilang jika dia terbangun.
Ketika Felix membuka pintu pandangan mereka bertemu, keduanya hanya diam.
Meskipun mereka sudah sering berhubungan, itu tidak menghentikan perasaan canggung diantara keduanya.
Minho terbatuk pelan dan bertanya, "apa kamu sudah mandi?"
Felix mengangguk.
"Kalau begitu kemari, aku sudah membuat sarapan. Kita.. maksudku jika kamu tidak keberatan, aku ingin makan bersama denganmu."
Felix melihat rambut minho yang masih basah karena mandi, dia memberikan isyarat , "hyung, kemari. Aku akan mengeringkan rambutmu."
Minho duduk di sofa dan Felix yang mengeringkan rambut, dia berdiri di depan minho.
Tapi kemudian minho menarik Felix ke atas pangkuannya. Kedua lutut Felix jatuh di setiap sisi pahanya.
Melihat itu wajah Felix memerah karena malu, "apa yang kamu lakukan? Lepaskan, rambutmu masih basah."
Minho mengambil mesin pengering rambut dan menaruhnya di atas meja. Kemudian dia melingkarkan kedua tangannya di pinggang Felix, memeluk tubuhnya, menggosok punggungnya dan mencium sisi lehernya.
Felix tidak menolak bahkan dia membalas pelukan minho yang sedang memeluknya dengan erat.
Setelah terdiam lama, minho menghela nafas dan berbicara dengan lembut.
"Felix, aku masih belum percaya." Dia kembali diam sebentar dan melanjutkan, "aku pikir ini hanya mimpi, dan kamu akan menghilang lagi."
"Hyung... aku minta maaf, dulu-,"
Minho menghentikan ucapan felix, dan mendekatakan wajah mereka.
"Jangan pernah meminta maaf tentang masalalu... bukan kamu tapi aku yang seharusnya minta maaf." Setelah selesai bicara dia mendongak dan mencium bibir felix.
Minho bersandar di sofa, mendongakkan kepala dan memeluk pinggang felix, menciumnya dengan lembut. Sedangkan felix melingkarkan kedua tangannya di bahu minho, menunduk dan memimpin pergerakan di antara mereka.
