Kring... kring....kring....!
.
Terdengar suara nyaring dari meja samping tempat tidur. Minho terbangun dari tidurnya dan langsung mematikan alarm tersebut.
Jarum pada jam menunjukkan pukul 7 :20, belum terlalu terlambat untuk menyiapkan makan malam.
Ketika dia mendorong pintu hingga terbuka, ia melihat seorang wanita yang sedang sibuk menatap layar komputer miliknya.
"Chaewon" panggil minho.
"Kau sudah bangun?"
"Hm, Apa kau masih belum selesai menulis?" Minho berjalan mendekat kearah chaewon.
Minho ingin mengatakan sesuatu yang lain, tetapi matanya langsung tertuju ke layar komputer milik chaewon.
"Kamu masih suka menulis cerita gay? " minho mengarahkan pandangannya ke arah lain, dia sangat tidak menyukai homoseksualitas.
"Yah, kau tau kan ini hobi ku" chaewon menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari layar.
Minho Membaca sekilas tulisan yang ada dilayar. "Chaewon , apa kamu menggunakan namaku untuk tokoh ceritamu?"
"Oh" chaewon menoleh ke arah minho sebentar lalu kembali menulis lagi. "Itu hanya kehidupan didalam cerita tidak di kenyataan"
"Kamu tidak keberatan kan?"
Minho tidak menjawab sebenarnya dia diam-diam mencintai chaewon sahabat kecilnya.
Minho dan chaewon sudah saling mengenal dari kecil.
Hanya saja waktu chaewon berumur 25tahun ya memutuskan melanjutkan pendidikannya di Australia.
Ketika mereka bertemu kembali chaewon sudah menjadi seorang dokter psikologi.
Pada saat itu minho pikir hanya kebetulan nama mereka yang sama , tapi setelah bertemu ternyata itu adalah cinta pertamanya.
Semenjak saat itu minho selalu mengunjungi chaewon , terkadang untuk konsultasi atau seperti sekarang hanya ingin bersama chaewon.
Singkat cerita, itulah yang terjadi.
Minho melirik ke arah chaewon kemudian dia pergi ke dapur. "Aku akan memasak untuk mu".
"Baiklah" merasa ada yang salah dia bertanya kembali dengan ragu "apakah kamu pernah memasak?"
Minho menggulung lengan kemejanya dan tersenyum ke arah chaewon. "Belum pernah bukan berarti aku tidak bisa"
Lima belas menit kemudian.
"Err.. minho , apa ini" menatap piring yang sudah disiapkan minho terlihat seperti nasi goreng kimchi atau lebih tepatnya hanya nasi dan saus merah.
Minho terlihat malu ".. baiklah kalau begitu jangan dimakan, aku akan memesan makanan di luar"
Minho mengambil ponselnya dan memesan beberapa makanan kesukaan chaewon.
Tingtong....
Seseorang memencet bel apartemen, chaewon menatap ke arah minho. "Apakah pesananmu sudah datang?''
"Mungkin tidak, aku baru saja selesai . Tidak mungkin secepat itu."
Chaewon berjalan ke ambang pintu dan saat membuka pintu-
"Felix" terdengar suara chaewon dengan lantang , "kenapa kamu sebasah ini? Ayo masuk"
Minho ;".......!!!!..."
