Bab 30; bisakah dirinya salah?

617 79 3
                                    




Pintu mobil perlahan terbuka, memperlihatkan orang yang berada didalam.

"Apa menurutmu ini menyenangkan?" Setiap katanya seperti pisau yang tajam. "Kenapa kamu seperti anak kecil minho?"

Minho yang sedang duduk di dalam mobil, dan mendengar Felix marah, Itu membuatnya merasa senang.

Sejenak dia berpikir tidak masalah jika felix tidak menyukainya sehenggaknya dia membenci dirinya.

Tapi tanpa minho sadari sebenarnya dirinya sudah terjatuh dalam pesona felix.

"Yongbok, kenapa kamu berkeliaran di tengah hujan? Masuklah, aku akan mengantarmu pulang."

Tentu saja dia hanya mendapat penolakan.

Minho tersenyum, "lihat , semua tubuhmu sangat kotor? Siapa yang melakukan itu?"

Mendengar perkataan minho yang sudah jelas-jelas mengejek dirinya. Felix merasa sedikit sedih, dia berpikir, kenapa orang ini selalu mengganggu dirinya? Hutang apa yang dia miliki di kehidupan sebelumnya sampai-sampai sekarang bahkan sedetik pun minho tidak membiarkan dirinya merasa tenang.

Minho yang melihat Felix semakin basah dan terlihat kedinginan. Dia mengambil dua payung satu dia gunakan untuk dirinya sendiri dan yang satunya dia berencana akan memberikannya untuk Felix, lalu berjalan keluar dari mobil.

Minho berjalan kearah Felix, "jika kamu tidak ingin masuk, ambil ini." Minho memberikan payung yang belum terpakai untuk felix.

Melihat felix yang berniat meninggalkannya pergi, dengan cepat dia mencondongkan wajahnya ke samping telinga felix, berkata dengan nada yang penuh kepalsuan.

"Lixie, kamu terlihat sangat sexy ketika basah kuyup begini."

Felix yang mendengar itu merasa tidak tahan. Bagaiman bisa minho hanya mengatakan apa yang ingin dia katakan di depan semua orang dan memprovokasi nya setiap saat? Felix sudah tidak bisa menahan nya lagi dan detik itu juga dia langsung menampar wajah minho dengan keras.

Mendengar suara tamparan itu dokter pribadinya sedikit menoleh ke arah mereka.

Dia bisa melihat apa yang terjadi di luar.

Minho yang tidak menyangka dirinya akan ditampar, langsung meraih pergelangan kiri Felix dan mencengkram nya dengan sedikit keras.

Minho tersenyum jahat, mendekatkan wajahnya ke depan felix, "Felix , kenapa kamu suka sekali memukulku?"

Felix menggertakan giginya , dan berkata penuh amarah, "bahkan aku akan terus memukulmu, bagaimana bisa kamu tidak memiliki rasa malu sama sekali, minho?"

"Kenapa aku harus malu?" Minho menurunkan payungnya, menggunakan payung itu untuk menutupi pandangan dokter dan supirnya yang melihat kearah mereka.

Minho mulai basah tapi dia sudah tidak peduli, "aku tidak perlu merasa malu denganmu Felix."

Minho menarik pergelangan tangan Felix , membuat jarak di antara keduanya semakin tipis. Melihat penampilan Felix yang basah seperti sekarang kembali membangkitkan rasa panas yang sudah lama dia pendam.

Dibawah guyuran air hujan minho langsung mencium bibir Felix.

Begitu bibir mereka bertemu, minho merasa kepalanya hampir meledak, ada aliran listrik yang membuat tubuhnya menjadi mati rasa.

Awalnya dia tidak ingin melangkah sejauh ini, tapi tubuhnya bereaksi dengan sendirinya. Seperti seorang pria yang didorong oleh nafsu dan keputusasaan..

Dalam ciuman itu, minho berpikir Bagaiman jika dia menarik Felix kedalam mobil atau membawanya ketempat sepi, merobek seluruh pakaiannya dan mendorongnya kebawah, memeluknya dengan erat kemudian menyatukan kedua tubuh mereka agar merasa hangat, itu pasti akan sangat menyenangkan.

The ENd // MinlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang