Bab 42 ; Felix, kamu harus bertanggung jawab untukku.

859 81 11
                                    

Ketika minho bangun, waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Dia membuka matanya dan melihat Felix yang sudah berpakaian yang sedang duduk sambil membaca buku.

Penampilan Felix terlihat sangat lemah. Dia sudah disiksa sepanjang malam oleh minho dan tentu saja dia dalam kondisi yang buruk sekarang. Dia bisa melihat tanda gigitan di sepanjang leher Felix dan juga bekas luka di ujung bibir nya.

Ketika dia mendengar pergerakan dari tempat tidur, Felix bertanya, "kamu sudah bangun?"

Minho ".......hm!!!!"

Minho yang baru akan bangun terkejut mendapati sesuatu terlempar ke wajahnya.

"Cepat pakai bajumu dan pergi dari sini."

Minho tercengang. Bagaimana bisa Felix terlihat sangat dingin setelah apa yang sudah dia lakukan dengannya kemarin malam.

Minho sedikit batuk dan berkata, "tadi malam kita..."

"Tadi malam kamu tidak memaksaku, itu hanya kesalahan karena aku tidak bisa mengendalikan diri" jawab Felix.

Felix terlihat sangat tenang. "Aku tidak akan menyalahkanmu, dan kamu tidak perlu membahasnya lagi."

Minho mendudukkan dirinya di tepi ranjang, penampilannya masih kacau dengan darah yang sudah mengering di dahinya. Juga bekas luka di bibirnya.

"Felix apa kamu menganggapku sebagai pelacur pria?"

"Minho, ini tidak benar. Kita tidak boleh melakukan hal seperti ini."

Minho hanya diam. Seluruh punggung dan dadanya terdapat luka goresan yang di buat Felix kemarin malam.

Itu masih terasa sakit, tapi sekarang Felix bilang 'kita tidak boleh melakukan hal seperti ini'

Minho merasa sangat sedih. Dia mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Felix yang masih tetap diam.

"Sejak kapan kamu memakai kaca mata? Apa ada masalah dengan penglihatan mu?."

Felix tidak menjawab, berjalan ke arah lemari dan mengeluarkan kotak P3K, mendekat ke arah Minho, dan mulai membersihkan luka di dahinya.

Dia juga mengambil air hangat dan mulai mengelap luka goresan di badan minho.

Melihat perlakuan Felix. Minho tidak berbicara lagi, mendapat perhatian seperti ini dia merasa sangat bahagia.

"Selesai, kamu bisa pergi sekarang."

"........"

"Kemarin malam aku terlalu impulsif, aku benar-benar minta maaf."

"Felix, aku lelah, aku mau air, tidak bisakah kamu memberi ku minum dulu?"

Felix menghela nafas, dia tidak akan sekejam itu membiarkan minho pergi dengan keadaan yang sangat kacau, jadi dia pergi ke dapur dan mengambilkan air untuknya.

Minho tersenyum lebar, suasana hatinya sangat baik. Ketika Felix mengambil air diam-diam dia menyentuh dahi yang sempat di pegang oleh Felix.

Tetapi ketika Felix kembali, ekspresinya berubah menjadi gelap.

"Minumlah."

Felix memberinya gelas sekali pakai.

Minho mengangkat tangan dan menjatuhkan gelas itu kelantai.

"Ada apa denganmu?"

Minho berkata dengan marah, "menurutmu ada apa denganku?"

The ENd // MinlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang