Bab ;43 /127

625 76 11
                                    

Minho adalah orang yang sangat pintar dia tahu harus melakukan apa untuk menaklukan Felix.

Misalnya, berusahalah agar terlihat semenyedihkan mungkin. Dia sudah tahu Felix bukanlah orang yang berhati keras, dia pasti tidak akan tega terlalu menyakiti perasaannya.

Setelah mengatakan semua isi hatinya, dia menyeka air matanya dan berkata dengan sangat lembut. "Felix, sekarang kamu sudah tahu perasaanku. Kamu harus bertanggung jawab untuk itu."

"......" Felix tidak berbicara, tapi di dalam hatinya dia mulai menyalahkan diri sendiri.

Minho berkata lagi, "kamu tidak perlu khawatir. Aku mengatakan ini agar kamu tahu perasaanku. Maksudku aku mencintaimu dengan sepenuh hati." Dia dengan sengaja lebih menekan perkataanya.

"Aku sangat menyukaimu. Ini bukan ilusi atau kebohongan. Aku bersedia melakukan apa saja untukmu. Tapi... ta-tapi.." ketika minho mengatakan ini, dia terlihat sangat menyedihkan. "Aku tahu kamu pasti akan menolakku, siapa yang akan mau menerima orang gila seperti ku. Tidak akan ada yang mau, jadi aku akan pergi dan tidak pernah muncul lagi di hadapanmu, bila perlu aku akan bunuh diri, aku...!!!"

Felix tidak tahan lagi, dia berkata, "Apa yang kamu katakan? Apa kamu pikir aku akan membiarkanmu melakukan hal seperti itu. Setelah semua perkataanmu dan sekarang kamu mencoba untuk kabur?" 

Minho terkejut, dia tiba-tiba berdiri dan berkata, "apa-apa maksudmu?"

"Aku memang tidak pernah berpacaran, jadi aku tidak terlalu paham. Tapi jangan pernah melukai dirimu lagi, lakukan apa yang kamu mau, aku tidak akan mencegahnya."

"Dan juga aku mengerti ini hanya perasaan sesaat dan cepat atau lambat itu pasti akan berubah."

Minho menyadari bahwa Felix masih ingin menolak tapi dia tidak melakukannya karena berpikir kemungkinan penyakit minho akan kembali memburuk.

Jadi dia sedikit memutar otaknya, dan berkata, "Felix, jadi untuk menunggu perubahan itu, maksudku biarkan aku tetap disamping mu, dan melakukan semuanya yang aku mau. Siapa tahu seperti yang kamu katakan , mungkin saja perasaanku akan berubah." Dia berkata dengan gugup.

Felix tidak bisa lagi mengucapkan sepatah kata, tentu saja bukan itu yang dia maksud.

"Jadi... biarkan aku.... Biarkan aku tetap bersamamu, okey?"

Ya ini adalah cara terbaik, selama Felix bersedia dia akan melakukannya dengan perlahan, membuat kesan yang baik dan menunjukkan kasih sayang nya untuk Felix.

"Lixie, biarkan aku mengejarmu. Jika kamu merasa tidak nyaman dengan orang gila seperti ku, kamu dapat menghentikan ku..."

"........"

"Kamu lihat? Aku adalah orang yang sakit dan hanya kamu yang bisa menyembuhkannya. Jadi kamu harus bertanggung jawab untuk itu semua.."

"........."

"Jadi bisakah kamu memberikan aku kesempatan?"

Bajingan tua ini sangat ganas di tempat tidur, tetapi sekarang setelah dia menyatakan perasaannya, perilakunya berubah seperti gadis tujuh belas tahun yang baru pertama merasakan jatuh cinta.

Semakin lama Felix semakin tidak tahan dan bertanya, "alasannya apa?"

Minho menjawab dengan seryus, "karena hanya kamu yang mau menerimaku?? Aku tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain di depanmu. Kamu membuat ku menjadi diri sendiri, jadi kamu harus bertanggung jawab untuk itu."

"Jika kamu menyuruhku menjauh, kamu sudah tahu bukan apa yang akan aku lakun?"

Felix sama sekali tidak mengharapkan minho akan menjawab seperti itu. "Cepat, keluar dari tempatku."

The ENd // MinlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang