Bab 11

1.2K 125 2
                                    

Sinar mentari pagi yang masuk kedalam kamar itu langsung mengenai wajahnya.

Ketika Felix mulai sadar, kenangan mengerikan tentang malam sebelumnya langsung menusuk ingatannya.

".........."

Dia berharap sebuah keajaiban terjadi dan semua itu hanya mimpi buruknya. Tapi itu tidak akan terjadi karena kenyataan memang sepahit itu.

Felix membuka matanya, dia melihat ini bukan kamar yang sama seperti yang kemarin.

Minho membersihkan tubuh felix dan memindahkan dirinya ke kamar atas, untung kemarin dia menggunakan kondom, kalau tidak? Memikirkannya saja sudah membuat Felix sakit kepala. Dia mencoba untuk bangkit dan bersandar di tempat tidur, melihat ke perban yang melilit di sepanjang lengan kirinya .

Sebelumnya dia datang kesini dengan niat yang sangat tulus, ingin meminta maaf dan memperbaiki hubungan di antara mereka.

Dulu ketika dia masih kecil belum terlalu paham dan selalu menyalahkan minho atas kematian orang tuanya tapi semakin bertambah dewasa dia semakin mengerti , mungkin dibalik kejadian itu ada sesuatu yang tidak dirinya ketahui.

Ketika dia bertemu minho kembali malam itu, dia ingin sekali menanyakan bagaimana kabarnya.

Dia berpikir akan menurunkan sedikit saja harga dirinya untuk meminta maaf dan memulai kembali hubungan yang baik, menganggap minho sebagai hyungnya.

Tapi itu semua hanya tinggal harapan. Minho dengan tega mempermalukan dirinya dengan cara bejat seperti kemarin.

Bahkan jika dia mati tidak akan pernah bisa memaafkan minho.

Berulang kali Felix memohon untuk berhenti tapi dia sama sekali tidak memperdulikan nya.

Yang lebih mengerikan karena efek obat itu dia tidak bisa mengendalikan diri dan-....

Sialan!!! memikirkannya kembali benar-benar membuatku jijik...

Dia meraih gelas minum dan melemparkan nya ke cermin yang ada dikamar itu.

"Minho , akan ku bunuh kau sialan." Dia menjadi gila karena minho.

"Membunuhku?"

"Kamu benar-benar sampah, minho. Kamu bajingan."

"....." minho yang baru saja memasuki kamar langsung menghentikan langkahnya.

"Kamu masih punya nyali menemuiku? Sekarang apalagi yang ingin kamu lakukan? Aku tidak mau melihat wajah menjijikan mu itu."

"Kalau begitu, kemari dan bunuh saja aku sekarang." Minho berkata dengan penuh penekanan.

"Membunuhmu dengan mudah?" Felix tertawa dengan dingin, "kamu terlalu naif untuk berpikir seperti itu, membiarkan mu mati dengan perlahan itu akan lebih menyenangkan."

"Tidak masalah apa yang kamu katakan, Felix. Aku tidak peduli, lakukan apa saja yang kamu mau. Aku tidak pernah takut akan kematian."

"Minho." Felix menggertakan gigi dan mengucapkan kata demi kata. Dia sudah tersiksa secara fisik dan mental karena kejadian kemarin.

"Dengarkan, aku mungkin telah melakukan sesuatu yang salah tapi apa kamu tidak merasa bersalah atas kematian kedua orang tuaku?, dan sekarang bahkan kamu memperkosa anaknya? Apa kamu masih mempunyai hati nurani?"

"..........."

"Aku mungkin sering mengatakan sesuatu yang kasar, tapi ketika aku memperlakukanmu, aku tidak pernah benar-benar menyakitimu, bukan?"

Minho berjalan ke arah Felix dan mendorong Felix hingga terpojok di kepala ranjang, "Aku tidak pernah membunuh mereka!"

"Mereka lah yang datang sendiri, apa aku meminta orang tua mu untuk menyelamatkan nyawaku? "

The ENd // MinlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang