Semua yang ada di cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli ini hanya fiksi.
.............
"Ini adalah hasil dari test kesehatanmu."
Felix menerima kertas itu dan sedikit tersenyum.
Orang itu melihat Felix tersenyum, dia berkata, "apa kamu sudah sangat bosan hidup, sampai-sampai kamu masih bisa tersenyum di saat seperti ini?" Dia berhenti sebentar dan melanjutkan, "ke adaan tubuhmu semakin memburuk."
Felix hanya terdiam, setelah beberapa saat dia bertanya, "berapa tahun lagi aku bisa bertahan?"
"Jika kamu masih tetap ceroboh itu tidak akan sampai pada usia dua puluh lima tahun."
"Felix dengarkan aku, hampir setengah dari organ di dalam tubuhmu sudah rusak dengan sangat cepat, jangan terlalu memaksakan diri. Pergilah denganku, dan rawat tubuhmu dengan baik."
Felix menatap ke arah orang itu, "Bagaiman jika aku menambah jumlah suntikan.?"
"Apa kamu sudah gila? Kamu tahu bukan itu sangat menyakitkan, meskipun kamu tahan akan rasa sakit, tapi obat itu benar-benar akan menyiksamu. Kamu akan merasakan seribu kali kesakitan."
"Tapi aku tidak ada pilihan lain, aku harus tetap melakukannya."
Orang itu menghela nafas, dia benar-benar merasa tidak berdaya melihat Felix yang berjalan dengan perlahan menuju ambang kematiannya sendiri.
"Baiklah, jika kamu ingin menambah jumlah suntikan, aku tidak akan melarangmu. Tapi kamu juga pasti tahu akibat dari itu bukan?"
"Aku tahu." Felix bangkit dan pergi ke ruang injeksi.
Tapi sebelum Felix masuk kedalam orang itu berbicara, "Felix, aku mengerti dengan pilihanmu. Tapi kamu menjalani penderitaan seperti ini, tanpa ada orang di sekitarmu yang tahu, bahkan tidak ada yang datang untuk menemanimu. Aku tahu kamu melakukan semua ini untuk mereka, dan tidak ingin membuat orang-orang di sekitarmu merasa terbebani. Tapi ketika mereka tahu apa yang kamu alami, mereka tidak akan sanggup untuk menanggungnya."
Felix menoleh dan berkata, "kalau begitu jangan sampai mereka tahu."
Dia masuk kedalam ruangan itu dan menutup pintu dari dalam.
Ruangan ini memang di buat kusus untuk Felix.
Dan hanya dia yang tahu, tidak ada seorang pun yang tahu kecuali orang tadi.
Di dalamnya ada tabung penuh cairan obat, borgol untuk mengikat, jarum suntik dengan jumlah yang banyak. Dan tombol bantuan untuk keadaan darurat.
Ini adalah ruang perawatan untuk Felix.
Dia harus datang ketempat ini ketika penyakitnya datang, awalnya dia hanya datang dua kali dalam setahun, tapi semakin hari dia harus datang selama lima atau enam kali dalam setahun.
Dan ketika minho yang terus mengikutinya sepanjang hari, itu membuat dia sangat jarang bisa datang kesini jika tidak bisa pergi dengan diam-diam.
Setelah persiapan yang hampir selesai, Felix menarik nafas dalam-dalam sebelum dia masuk kedalam tabung obat.
Dia memasang masker pernapasan ke hidung dan mulutnya, menyuntikkan jarum yang terhubung dengan selang obat kemudian menurunkan seluruh tubuhnya kedalam cairan obat yang meluap.
Baru saja dia masuk kedalam, reaksi seluruh tubuhnya lebih parah dari sebelumnya.
Tekanan udara di dalam tabung mulai meningkat setelah dia masuk sepenuhnya. Semua organ tubuhnya dipaksa untuk menahan tekanan ekstrem. Saat ini jarum suntik itu mulai memasukan cairan kedalam tubuhnya dan itu akan membuatnya merasakan kesakitan yang luar biasa. Seolah-olah daging dan tulangnya dipisahkan secara paksa.