Ketika minho terbangun dia mendapati dirinya berada di sofa ruang tamu seseorang.
Dia bangkit dan mendudukkan dirinya, dia merasa sangat pusing, badannya sangat panas. Minho mengangkat tangan untuk sedikit memijat kepalanya sendiri. Tapi tiba-tiba dia mendengar seseorang mendekat dan-
"Minum ini, setelah itu pergi dari sini. Kakakku sudah di ajak keluar oleh jake, tapi kemungkinan saja dia akan kembali lebih cepat."
Minho menatap lekat ke wajah Felix, lukanya sudah dia beri perban, tapi warna pucat diwajahnya masih sama.
Minho tidak tahu apa yang harus dia katakan, perasaan bersalah dan juga sedikit senang bertemu dengan Felix.
Sebelumnya dia tidak berani terlalu berharap, dan pada akhirnya Felix akan menolaknya lagi.
Tapi perkataan Bangchan terus menerus berputar di kepalanya.
"Felix"
"Hm?"
Jantungnya berdetak sangat kencang, dan darahnya melonjak begitu saja. Dia sangat ingin mendekat dan mencium pipi Felix lalu memeluknya dengan erat.
Felix yang melihat minho terdiam lama, bertanya, "kenapa?"
Minho tida menjawab, pikirannya kacau, yang dia mau sekarang hanya mendengar kebenaran.
Dia bangkit dan mendekat ke arah Felix duduk, lalu dia sadar meskipun Felix terlihat tenang dia meremat ujung kaosnya dengan erat.
Minho tertegun, Felix.. apakah dia gugup???
Awalnya minho ingin langsung mencium bibirnya dengan kasar, tapi kemudian dia hanya duduk disamping Felix dan menyatukan kedua telapak tangan mereka.
Felix terkejut, wajahnya pucat kemerahan, "apa yang kamu lakukan?"
Felix mencoba menarik tangannya tapi minho menggenggamnya dengan kuat.
"jangan selalu mengandalkan diri sendiri, ada aku, kamu bisa mempercayai ku."
Detak jantung Felix bergerak sangat cepat. Dia tidak lagi berani menatap mata minho, seketika menundukkan kepalanya.
Sangat panas..
Dia biasanya sangat tenang, tetapi saat ini dia bahkan tidak bisa menahan dirinya agar tidak panik.
Apa yang harus aku lakukan...?
Dan apa yang akan aku katakan???
Bagaimana sekarang?
Felix tidak tahu harus berbuat apa, jadi dia hanya mencoba melepas tangannya lagi.
"Jangan di lepas."
"......"
"Lee Felix.."
"....."
Suara minho rendah dan serak, menatapnya lekat-lekat dan berkata, "Felix sebenarnya... aku ingin bertanya.. apa kamu.."
"........"
Minho mencium punggung tangan Felix dan tubuhnya sedikit bergetar, "tidak.... Aku tidak akan bertanya padamu. Tapi aku akan memberitahumu."
Felix baru saja akan menghela nafas lega ketika mendengar kata-kata minho selanjutnya.
"Aku mencintaimu... dari dulu sampai sekarang aku masih tetap mencintaimu." Jantungnya bergetar hebat.
"Aku tidak pernah membencimu.. tapi...aku sudah menyakitimu.. aku .. maafkan aku.."
Felix menutup matanya, dulu dia masih bisa berpura-pura tidak peduli, tapi sekarang,
