Chapter 22

994 71 7
                                    





Happy Reading



Karena hujan deras dan disertai angin kencang Key dan Ana memutuskan menginap di kost Kak Dian, walau awalnya hanya sekedar makan malam bersama. Seperti biasa Key dan Ana tidur di kamar Kak Tari.

Key perlahan membuka matanya, ia tersenyum saat melihat tubuh naked Ana sudah tidak tertutup selimut lagi. Key bangun dan duduk mengedarkan pandangannya, ia bergerak menarik selimut dan menutupi tubuh naked Ana. Mungkin karena kelelahan akibat kegiatan panas mereka semalam Ana tidak bergeming, ia tidur sangat pulas. Key membuka layar ponselnya, Ia melihat jam di ponselnya, sudah menunjukan pukul 5 dini hari. Ia menoleh memandangi wajah Ana, Key mengecup singkat bibir Ana. Key berdiri dan mengambil rokok di kantong celana jeansnya yang tergeletak di lantai. Perlahan-lahan ia membuka pintu agar tidak membangunkan Ana.

" Eh udah bangun? Kakak lagi buat kopi ini, kamu mau gak? "

Key menoleh, ternyata Kak Dian yang bertanya. Key menghampiri dan duduk di hadapan Kak Dian.

" Mau Kak.. Buat temen ngerokok.. Hehehe.. "

" Mantap.. Nanti kita ngerokok di teras aja ya, takut Nyonya Tari marah kalo disini. "

" Hahaha.. Kak Tari masih tidur Ka? "

" Nggak.. Lagi mandi. Ana? "

" Masih tidur ka. "

" Kecapean ya? Berapa ronde semalem? "

" Hahaha.. Gak sempet ngitungin Kak. "

" Yuk ke teras, tolong bawain asbak, kakak bawain kopinya. "

Mereka berdua pun duduk di teras sambil menghisap rokok mereka dan menyesap kopi panas mereka.

" Semalem Ana nangis ka, ngerasa bersalah banget aku, " Kata Key memulai perbincangan.

" Kenapa? " Tanya Kak Dian.

" Aku mainnya agak kasar, dan waktu dia minta aku berhenti aku gak peduliin. "

" Bukan kayak kamu aja sih, biasanya kamu gak pernah kayak gitu. "

" Hahaha.. Aku marah ma keadaan ka.. Sebentar lagi dia nikah, ngebayangin dia disentuh ma Mas Arga aku bener-bener marah. "

" Itu resiko kamu kan? Jangan kamu lampiasin ke Ana. "

" Iya ka.. Makanya aku nyesel. Mungkin pas bangun dia bakal benci aku, mungkin itu lebih baik kan ka. Biar dia jadi cepet lupa sama aku dan gak ragu lagi sama Mas Arga. "

"Hei.. Aku cariin gak taunya disini.. Masih jam segini udah ngerokok aja kalian ini, " Omel Kak Tari yang muncul di depan pintu.

" Ngopi  gak pake ngerokok gak enak sayang,  " Jawab Kak Dian.

" Matiin ah rokoknya, anterin aku ke belanja. "

" Iya.. Sebentar aku ambil jaket, " Jawab Kak Dian sambil bangkit dari duduknya, ia mematikan rokoknya dan masuk ke dalam kost.

" Ana masih tidur? "

" Iya Kak.. "

" Kamu ma Ana mau sarapan apa? Nanti kakak masakin. "

" Ana katanya mau coba bubur menado buatan kakak. "

" Oke.. Nanti kakak masakin, kakak belanja dulu. "

Love is love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang