0014

705 111 14
                                    




" DEG! "




" Maksud kak ino apa? " Si bungsu tidak mengerti, ia bahkan berucap dengan nada yang begitu berat.

" Abang sama kak ino uda mutusin untuk tinggal bersama di apartemen boby mulai besok " Ini bukan rheino tapi samie.

" Besok sepulang sekolah kakak sama abang akan bicara sama daddy sekalian ngambil beberapa barang keperluan kita, kamu gak perlu ikut " Yang ini rheino.

" Kak ino sama abang mau ngejauhin lixie dari daddy? " Lixie berucap dengan matanya yang begitu meredup.

" Ini yang terbaik buat kamu dek " Samie memeluk adik bungsu.

" Enggaaaaaakkk~~~ !! Kenapa kalian gada yang ngertiin lixie " Lixie memberontak menjauhkan tubuh samie darinya.

" Kita lakuin ini karna kita ngertiin kamu lixie!! " Rheino gak Terima adiknya ngomong seperti itu.

" Enggak! Kalian enggak ngerti!! , lixie mau ketemu daddy " Anak ini beranjak dari tempat tidur, tapi di tahan oleh samie.

" Adek pleas nurut nanti kak rheino tambah marah " Samie menahan adiknya dalam pelukannya, mereka berdua berdiri diatas kasur peter.

Kenapa samie lebih banyak diam, karena kalau sudah seperti ini,dia sendiri juga takut sama saudara sulungnya itu.

Rheino kalau sudah marah hampir sama seperti ayahnya sebelas duabelas  mereka itu.

" Menurut gue mending lu hubungin paman Christopher " Ini peter, sebenarnya dia sudah ada di ambang pintu sejak tadi, tapi dia gak berniat buat ikut campur.

Tetapi sepertinya mengeluarkan pendapat dia juga tidak ada salahnya.

" Ini lix minum dulu " Peter ngarahin untuk kembali duduk dari pada terus berdiri.

" Lu jangan ikut campur deh " Rheino ini tidak peduli Peter itu kekasihnya atau bukan, cara ngomong dia tetep aja ketus begini.

Agaknya aku heran kok bisa-bisanya mereka pacaran, dan si peter juga mau-maunya.

" Adek lo sakit, dy butuh ayahnya " Peter kali ini berdiri di depan rheino, ia terlihat begitu serius.

" Lo liat gue " Rheino terpaku.

" Meskipun gue sakit, orang tua gue gada yang peduli, meskipun gue tinggal di apartemen ibu gue, ibu gue selalu gada dirumah,.pulang-pulang tengah malem dalam keadaan mabok "

" Ayah kalian itu ayah yang baik, meskipun dia seorang duda, dia selalu ada buat kalian, bahkan tidak pernah absen undangan sekolah "

" Ini bed___"

" Tunggu " Peter menyela kalimat rheino.

" Semua itu terjadi karena kenakalan kita bertiga kan?? , terus kenapa lo harus ngehukum adek lo?! " Rheino mengerutkan kening.

" Selama ini adek lo diem ,bahkan mendem perasaannya, itu artinya dia cukup waras "

" Ya kan lix, lo gak segila itu berniat buat ngemilikin bapak lo kan? " Kali ini tatapan Peter tertuju pada lixie.

" Udah.. Lo gak ngerti apa-apa "ini rheino

" Ctk.. Lixie bego " Lirih peter, dia akhirya kesel tuh bocah diem aja.

Ya gimana gak diem, ini anak baru mimpi buruk, pikirannya lagi acak-acakan,malah di kasih pertanyaan begituan, yang ada makin pening lah nih anak.

" Lixie?!" Ini samie

Semua jadi panik , si bungsu kehilangan kesadarannya.

" Apa gue bilang, telpon bapak lo goblok ,.. Kelamaan lu pada! " Peter uda cermet, akhirnya dia mutusin buat nelpon chris.

Sementara dua saudara itu sibuk sama adik bungsunya, mereka gak tau apa yang Peter lakuin.

÷

÷

Tidak membutuhkan waktu lama setelah Peter menghubungi chris , pria itu telah memencet bell apartemen Peter sekarang.

Iya

Nyatanya chris tidak diam dirumahnya, ia sudah berada di depan gedung apartemen Peter , bahkan sebelum ketiga putra nya itu datang.

Nalurinya sangat buruk, hatinya begitu gusar, akhirnya ia memutuskan untuk mengawasi ketiga putranya.

Dan benar saja, Peter mengatakan bahwa putra bungsu nya sedang tidak sadarkan diri.

Chris langsung masuk begitu saja ketika pintu itu terbuka, setelahnya ia mengikuti Peter yang menunjukkan dimana kamarnya.

" Daddy ??! " Sam yang pertama kali melihat kehadiran ayahnya, ia begitu terkejut.

Karena posisi rheino membelakangi pintu jadi dia harus menoleh kebelakang terlebih dahulu, baru ia dapat melihat tubuh kekar ayahnya telah berada tepat di belakangnya.

Ayahnya hanya diam, ia tak ingin bertanya apapun, matanya sekarang hanya tertuju kepada si bungsu yang kepalanya berada di pangkuan putra keduanya.

" Daddy " Rheino mencegah lengan ayahnya yang telah terjulur berniat mengangkat putra bungsunya.

" Biar rheino aja "ujar rheino langsung menelusup kan lengannya, mengambil posisi menggendong tubuh mungil kembar bungsu nya ala bridal style.

Ucapan rheino di setejui oleh Sam " Bener kata kak ino,,,Daddy kan harus nyetir " Imbuh Sam.

Tak ada rasa curiga apapun chris langsung mengarahkan rheino untuk cepat menuju mobil.

Sedangkan Peter?

" Thanks ya " Ini samie, ia memeluk hangat kekasih kakak kembarannya itu.

" Lo gak papa sendiri? Apa mau ikut kita? " Tanya samie,, mengingat ibunya Peter ini belum ada pulang sama sekali sejak seminggu yang lalu.

" Gue gak papa, uda sana, kasian adek lo "

" Okey.. Take care ya " Samie langsung lari mengejar keluarganya.

Dan..

Yah..

Pada akhirnya Peter kembali dengan kesendiriannya, padahal tadi dia seneng banget karena rumahnya jadi sangat ramai.

Meskipun dengan suasana yang tegang tetapi setidaknya ada yang mengajaknya berbicara.

" Semoga masalah kalian cepet selesai " Monolog han Peter.

Chance [ Chanlix ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang