0047

467 85 18
                                    

Sesaat setelah tersadar lixie memang tidak mengeluarkan suaranya sama sekali, kecuali hanya mengangguk dan menggelengkan kepalanya.

Chris ,rheino dan Sam berfikir mungkin anak ini tidak sanggup berbicara karena masih sakit, tetapi mereka salah.

Semakin hari sifatnya semakin dingin seperti yang kalian ketahui sebelumnya.

Mereka mengira bahwa si bungsu berubah menjadi pembangkang, padahal anak ini sedang melawan hati dan perasaannya.

Anak ini juga sedang berusaha untuk melupakan dan menghilangkan perasaan yang mereka anggap salah itu.

Tetapi sepertinya lixie sudah tidak sanggup lagi, itu semua sangat menyiksa dirinya.

Rheino...

Tentu saja anak ini berfikir untuk menempati janjinya kepada sang adik, lagi pula Chris bukanlah ayah kandung mereka.

Sekarang yang kembar sulung ini pikirkan adalah bagaimana caranya menjelaskan  kepada saudara kembar tengahnya.

Ia tidak mungkin bisa menutupi ini semua selama itu, cepat atau lambat Sam pasti akan mengetahui segalanya.

÷

÷

Sayup-sayup Chris mengerjapkan matanya..

Iya...

Pria ini terbangun terlebih dahulu, lengannya serasa membengkak akibat dijadikan bantalan untuk sang putra .

Ia memandang lekat wajah damai sang buah hati yang masih terlelap.

" Keegoisan ku yang tidak bisa membiarkanmu pergi . . Berubah menjadi sebuah obsesi yang memenjarakanmu "

" Kau terluka karenaku...kau pergi karenaku"

" Aku begitu bodoh selama ini tidak bisa melupakanmu "

" Bahkan ketika kau sudah pergi "

" Matamu.. Hidungmu.. Bibir kecil mu.. Taburan surya mu.... Sentuhanmu yang menyentuhku dengan jari-jari kecilmu ini???"

"Aku masih bisa merasakanmu felix.. "

" Tetapi seperti sebuah kobaran api yang membakar dan menghancurkan sebuah kertas "

" rasanya begitu sakit..sakit sekali "

" Aku mungkin begitu serakah . . Aku masih bisa melihat mu setiap hari ... Aku ingin melihat mu tersenyum setiap hari "

"tetapi sekarang aku bisa memanggilmu sebagai sebuah masa lalu "

" Lixie.. "

" Iya.. Anak ini putra ku "

" Dia adalah hidupku "

" Anak ini segala-galanya bagiku "

" Aku tidak akan bisa hidup tanpanya "



" Dadh "



Chris terperanjat dari lamunannya... " Lixie uda bangun? "

"Eu~Hm " Anak ini mengangguk dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.

Chris mengusap kecil puncak hidung besarnya dengan puncak hidung kecil putranya begitu lembut.

Sedangkan si kecil memejamkan matanya, jemarinya mengenggam jemari sang ayah yang bertengger di pipinya.

" Lixie mau berenti sekolah aja? "Anak ini membuka matanya.

Tentu saja Chris tak ingin putra bungsu nya ini mendapat perlakuan buruk lagi.

Tetapi sang putra segera menggelengkan kepalanya.

" Besok lixie masuk.. Lagi pula sekolah tinggal beberapa bulan lagi "

" Enggak masalah .. Daddy bisa pindahin lixie ke sekolah lain sekarang juga " Si kecil terkekeh.

Akhirnya Chris dapat mendengar suara tawa si bungsu yang sudah lama tak ia dengar, begitu merdu nan menggemaskan.

Bahkan Chris pun ikut larut dalam tawanya, reflek Chris menarik tubuh mungil putranya dan menempatkannya di atas perutnya.

" Aahkk daddy " Mata anak ini mengerjap dengan menelan salivanya berat, wajahnya berada diatas wajah sang ayah.

Suasananya menjadi sunyi...

Keduanya hanya memandang lekat manik di hadapannya, bahkan telinga masing-masing dapat mendengar detak jantung yang tak beraturan.

Si kecil akhirnya menyembunyikan wajahnya yang mulai merona di tengkuk sang ayah.

Mendapati reaksi sang putra yang sedemikian Chris terkekeh tanpa suara.

" Daddy!!" Tentu saja si kecil menyadari bahwa sang ayah sedang menertawakan dirinya.

" Wee~~ " Begitu menggoda.

" Eaaa~~~ daddy ngetawain lixie kan???"
Anak ini bahkan memukul dada sang ayah,

Akhirnya suara Chris keluar juga. " Oke.. Oke.. Maaf..daddy minta maaf " Si kecil pun mengerucutkan bibir mungilnya.

Damn!! itu sangat menggoda iman, sebelum Chris kehilangan kewarasannya, ia segera membaringkan sang putra dan sekarang menjadi mengukung anak ini di bawahnya.

Chris.. Tolong... Jantung ini anak uda mau copot duakali loh Chris ini masih jam sembilan pagi..

Tentu saja mata lixie membulat sempurna, wajah ayahnya semakin mengikis jarak di antara wajahnya, si kecil juga semakin menutup matanya rapat-rapat.

Muach

Chris mengecup lembut luka di kening putranya " Bangun .. Mandi " Ujarnya dengan beranjak,lalu berjalan keluar menuju kamarnya.

Sedangkan lixie...

Anak ini masih membeku,,, mengatur oksigen dan jantung nya..

Apa itu tadi???

Lixie!!!

Heh!!!

Bisa-bisanya ni anak berfikir akan mendapat morning kiss dari sang ayah -_-

Anak ini mengigit bibir bawahnya merasa konyol dengan pikirannya.

" Lixie bangun !! "

" Yes daddy " Dengan terkekeh anak ini akhirnya bangun menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.


Tbc...

Btw bucinnya haje ke felix itu nyata,ampe gak abis pikir aku...dia bener² keracunan tiktok gegara felix,ngabisin duit banyak
gegara felix ಥ﹏ಥ

Chance [ Chanlix ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang