"Kenapa?" Ini sam, ia berujar dengan tatapannya yang begitu rendah, ia bahkan tidak memandang lawan bicaranya.
Sementara yang diajak bicara masih terpaku dengan pemandangan di hadapannya saat ini.
Hwang yeji..
Wanita itu terus memandang pemuda di hadapannya lekat-lekat mulai dari kaki hingga ujung kepala pemuda tujuh belas tahun ini.
Samie tersenyum sinis melihatnya, hingga wanita itupun menyadarinya dan membuat yeji sedikit gelagapan.
"Apa kau sudah menemukan apa yang kau cari??"lagi-lagi samie berujar, tetapi kali ini berhasil membuat wanita di hadapannya mengerutkan kening.
Samie bergerak mendekati wanita tersebut "kau pikir aku tidak menyadari siapa yang mengirimkan semua pesan itu padaku"
Kedua manik yeji membulat tidak percaya, sementara kakinya mudur selangkah demi selangkah diiringi dengan telenan salivanya yang begitu berat.
Keringat dingin mulai menyerang pelipisnya, jantungnya pun berpacu lebih cepat dari biasanya.
"Hwang hyunjin..." Begitu lirih yeji berkata ketika tubuh kecilnya telah menyentuh dinding dan tak ada ruang untuk dirinya menjauh.
Sementara samie tersenyum miring mendengar nama tersebut,sudah tak ada jarak diantara keduanya karena samie semakin mengikis jarak diantara keduanya.
Sesaat kemudian tatapan anak itu berubah begitu tajam seolah merobek kedua manik wanita tersebut.
Samie mencengkram kedua bahu yeji dan menghempaskan wanita itu ke sofa dengan berkata "kau ingin aku datang kan?!!"
Wanita itu tidak mampu berkata apapun, tarikan nafasnya pun semakin berat, anak tujuh belas tahun ini telah mengukung dirinya.
"Sebegitu besarnya rasa penasaran mu terhadapku.. Hingga dengan rendanhnya kau mencuri ponsel keponakan mu dan menyamar sebagai dirinya!! "
"Kau pikir aku tidak akan mengetahui perbuatan mu!!"
Begitu tinggi suara anak muda tersebut hingga membuat wanita yang tidak lagi muda dan berada di bawah kukungannya tersentak diiringi pejaman mata yang begitu erat.
"Kau ingin memastikannya hah!!!" Jemari kanan Samie menurunkan resleting celananya dengan asal, kemudian menarik celana dalam di balik rok yang yeji kenakan.
Satu hentakan kejantanannya masuk seluruhnya kedalam miss v yeji diiringi dengan buliran jernih yang keluar dari sudut mata lentiknya.
"Apa kau merasakannya??"begitu memburu, rendah nan berat suara yang keluar dari anak tujuh belas tahun ini.
"Aahhh.. Hhha.. Aaahhh..apakah sama??"tidak satu katapun keluar dari bibir yeji, wanita ini menangis dalam diam, sementara samie terus menggerakkan miliknya di dalam sana dengan intense.
"Aaahhh.... Ini memang aku... Hhah.. Meskipun aku telah kembalihh.. Tetapi aku tidak lagi mencintaimuhh...aaahh.."
"Berhentilah mencari tahu tentang lee felixhh.. Hahhh.. Hahhh... Biarkan dia hidup tenanghh.."
Yeji memejamkan matanya erat-erat, lelehan bening tak henti-hentinya keluar, wanita ini bahkan tak mengeluarkan desahan sama sekali.
Sementara samie terus mengatakan apa yang ingin ia katakan, meskipun ia mendengar sebuah tombol yang tertekan, menandakan seseorang akan masuk kedalam apartement ini, samie tak berniat untuk menghentikan pergerakannya.
BRUGH
"Aaaaahhhhhhhh"desahan panjang keluar dari bibir tebalnya.
Tentu saja samie dan yeji menyadari siapa yang menjatuhkan benda tersebut tak lain adalah sang keponakan yaitu bobie.
Tidak hanya matanya yang membulat sempurna, anak ini bahkan tak mampu berkata apapun.
Apa-apaan ini??? Bibinya dan kekasihnya??
Seolah tak terjadi apapun samie menarik miliknya kemudian duduk dan merentangkan kedua lengannya dengan kepala mengadah keatas.
Sementara kedua manik yeji bertemu dengan sang keponakan, cukup lama hingga akhirnya bobie memutuskan untuk keluar.
"Bobie!"
"Bobie tunggu!!"
Sekilas yeji memandang pemuda yang telah menyetubuhi dirinya terlihat biasa saja tanpa dosa.
Yeji segera menarik kembali celana dalamnya, kemudian pergi untuk mengejar sang keponakan.
Samie meremat jemarinya kuat-kuat, ia menghela nafas kasar kemudian kembali membenarkan celananya.
Sementara di luar chris hampir saja membuat kedua putranya celaka. Bagaimana tidak,, ia mengerem begitu mendadak hingga membuat kedua putranya yang duduk di belakang terbentur kursi.
"Daddy" Ini lixie.
"Ma-maafin daddy"ujar chris terbata.
"Kalian tidak apa-apa?" Kedua anak itu mengangguk dengan jemari yang mengusuk kepala masing-masing.
Bukan tanpa sebab kenapa chris menggerem mendadak, ia sengaja melakukannya agar fokus kedua putranya terpecah.
Ya...
Chris melihat yeji yang baru saja keluar dari dalam gedung bertingkat ini, ia tak ingin lixie melihatnya,itu sebabnya chris melakukannya.
"Ini bukannya apartement bobie?"lixie berucap lirih, rheino pun segera memperhatikan sekitar.
"Kalian mengenal tempat ini?" Ujar chris dengan alis yang menyatu, dan di angguki oleh kedua Putranya.
"Appamu mengatakan semalam abangmu dari sini" Imbuh chris.
"Bobie juga mengatakannya, tetapi dia tidak bersamanya dad" Ini rheino.
"Abang?!"ini lixie, anak ini melihat samie yang baru saja keluar dari gedung.
Semua mata langsung tertuju kepada samie, lixie keluar terlebih dahulu,anak itu bahkan berlari untuk menghampiri saudara kembar keduanya,Rheino dan chris mengikuti di belakang.
Tbc....
Ini kalau gak besok, besok nya lagi end ^^
![](https://img.wattpad.com/cover/302278053-288-k413455.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance [ Chanlix ] ✔
Hayran Kurgu"Jika hubungan ini berdosa.. Lixie tidak keberatan hidup di dalam dosa ini daddy" Cerita ini Mengandung > BxB > Bi > BL > Bromance > verbal violence > NC 🔞 • Happy Reading 💕 Start 02/22/2022w End www/15/2022