0022

556 92 8
                                    

"Tetaplah menjadi anak daddy yang manis"


DEG!!


kedua mata kembar tertua melebar mendengar kalimat sang ayah, keduanya membatin.

Ayahnya memang tulus menyayangi adiknya sebagai seorang anak, dia tidak menuntut lebih.

" Daddy~" Ini rheino, begitu lirih.

Tetapi tidak..

Si bungsu menggeleng , lelehan bening pun lewat begitu saja di pipi surya nya.

" Apa salah lixie dad?? " Begitu parau suara si bungsu, ayahnya hanya menggeleng.

" Jangan melewati batasan, daddy juga sayang sama lixie, rasa sayang itu antara ayah dan anak tidak lebih "Chris mencoba menjelaskan.

Tetapi si bungsu semakin menggeleng ribut, tubuhnya merosot, kedua kakaknya menangkapnya.

" Daddy bohong "

" Adek Pleas stop dek " Ini samie

" Daddy bohong abang daddy bohong "

Chris beranjak, dia tak tahan melihat tangisan putra bungsunya yang menusuk relung hatinya.

Anak ini benar.. Ayahnya memang berbohong " Baik Felix ataupun lixie, mereka memang diciptakan Bukan untuk ku"begitu lirih Chris bermonolog.

Ya..

Lelaki ini tak kalah paraunya, ia bahkan menutup ruang kerjanya rapat-rapat, sehingga tidak akan ada yang mendengar jeritannya.

Perlu ku ingatkan ruang kerjanya kedap suara, sehingga orang luar tidak akan dapat mendengar suara dari dalam ruangan tersebut.

Rheino??

Dia diam seribu bahasa, jika ia dapat mengontrol dirinya mungkin ini tidak akan terjadi.

Semua begitu kacau..

Begitu rumit...

Hancur..

Keluarga manisnya hilang begitu saja.

Meskipun ayahnya mengetahui adik bungsunya memiliki perasaan yang salah , sang ayah tetaplah seorang ayah.

Rheino???

Apa kau mengerti betapa tersiksanya ayahmu dengan keadaan ini??

Tidak!!!

Kau hanya mengikuti apa kata hatimu, yang kau anggap benar belum tentu benar.

Ayah mu mati-matian berperang dengan perasaan gilanya setiap hari, melawan denyut nadinya yang terasa putus saat di dekat adikmu.

Dia hanya ingin berusaha menjadi ayah yang baik,

untukmu..

Untuk kedua adikmu..

Kau menghukum ayahmu hanya karena satu kesalahan yang kau lihat malam itu,

Tidak!!

Dua!!

Dan kau ikut andil dalam kesalahan besar tersebut.

" Aaaaarrrggghhh " Rheino menggeram dalam kesendirian nya ini.

Ya..

Anak sulung ini masih sendiri di dalam kamar sang adik bungsu.

Sementara si kembar sulung kedua tidak henti-hentinya meneriaki nama sang adik bungsu.

Waktu terus berjalan , langit semakin pekat, tentu saja .. Karena waktu sudah menunjukkan jam sembilan malam.

Samie mengunjungi ke tempat-tempat dimana adiknya biasa kunjungi, namun nihil , adik bungsunya itu belum juga ia temukan.

Siapa yang akan ia hubungi??

Sang ayah??

Samie tak punya keberanian mengingat sesaat ayahnya beranjak dari kamar lixie, samie mendengar monolog sang ayah yang begitu lirih.

Jika kalian ingat, telinga samie adalah yang paling sensitif, dia begitu jelas mendengar kalimat sang ayah.

Ayahnya begitu tersiksa, anak ini tak ingin mengganggu nya.

" Bob.. Bobie " Disaat-saat seperti ini pikirannya malah tertuju kepada sang kekasih.

Tidak mungkin kan adiknya berada di sana?? Adiknya tidak terlalu dekat dengan bobie, tetapi saat ini samie sangat membutuhkan support sang kekasih.

"Myeongdong" Taxi ini segera bergerak setelah samie mengatakan tempat tujuannya.

Jarak dari tempatnya sekarang tidak terlalu jauh ke tempat tersebut, hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja, bahkan anak ini bisa berjalan kaki menuju sana.

" Ada apa?? " Anak ini membatin.

" Pak tolong berhenti disini saja " Samie berujar , tak lama kendaraan ini berhenti.

Mau kemana anak ini??

Tempat tujuannya adalah bertemu sang kekasih.

" Hallo?? "

" Kau dimana? "

" Sam?? "

" Hallo??? "

" Samthoper bang?!! "

Lemas...

Itulah yang samie rasakan saat ini, bahkan ia tidak mampu mengeluarkan suaranya untuk sekedar menjawab panggilan sang kekasih.

Bagaimana tidak!!

" Hakh~hahh " Nafasnya memburu.. Sam tidak ingin percaya, dia berharap ini hanya mimpi..

Bahkan kebisingan ini tidak dapat ia dengar.

Kosong..

Tidak ada siapapun..

Itulah yang berada di pandangannya saat ini, tetapi itu hanya ilusi.

Kenyataannya begitu banyak orang di depannya.

" Tolong cepat hubungi ambulance "

" Sudah "

" Sudah "

" Sepertinya sudah ada yang menghubungi "

" Bagaimana ini bisa terjadi "

" Kasian sekali "

" Beri dia ruang "

" MINGIR!! .. MINGIR!! "  Ini samie , ia tak peduli menerobos rumunan orang-orang ini.

Pecah...

Pecah sudah pertahanan si kembar tengah ini.

"Kenapa dia berlalu lalang di tengah jalan? "

"Sepertinya anak ini stres "

"Dia bahkan tidak memakai alas kaki"

"Kemana orang tuanya"

Cukup lama anak ini hanya berdiam, bahkan ponselnya sudah tak tau dimana keberadaannya.

Ponsel itu terjatuh begitu saja dari jemarinya, jika tidak terinjak injak dan rusak, mungkin seseorang menemukannya.

Chance [ Chanlix ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang