0063

412 71 6
                                    

"Kau tau seberapa besar aku mempertahankanmu disaat teman-teman ku berkata lepaskan hah!!!

BRAAAKK

PRAAANG

"Aaaaaaaarrrggghhh bajingan!!!!"anak enam belas tahun ini begitu emosi, ia melempar segala barang yang berada di hadapan nya, menjerit begitu prustasi.

"Kau tau bagaimana aku menderita oleh sikapmu hah!!!"

"Aku menderita karena dirimu!!"

"Kau selalu memperhatikan adikmu!!"

"Dan aku terus mengalah!!"

"Kenapa kau menjadikan aku kekasih mu jika kau hanya memperhatikan adikmu!!!"

"Hah!!! Kenapa?!!!!"bobie menjerit putus asa begitu menyayat hati.

"Dan apa yang kau lakukan kali ini samthoper bang!!!"

"Kau tiduri imo ku bajingan!!"

"Aaaaaaaarrrggghhh"

Ya...

Anak enam belas tahun tersebut sudah tidak dapat membendung kemarahannya, namun yang membuat kekacauan ini tak lain adalah samthoper bang.

Anak tujuh belas tahun tersebut tetap diam dengan mata yang terpejam, seolah kebisingan yang terjadi ini bukanlah apa-apa baginya.

BRAAAAKKK

PRAAAAANG

BRAAAAKKK

"kau meniduri nya di dalam rumahku sialan!!!"

"Aku mencintaimu bitch!!"

"Kau tau aku sangat mencintaimuhhhhhh!!!!!"

"Aaaaaaaarrrggghhh!!! "

BRAAAAAKKK

Begitu menyayat erangan prustasi yang bobie keluarkan, anak ini sudah tidak sanggup lagi tetap berada di dalam apartement nya.

Bobie membanting pintu dengan keras,ia pergi entah berlari kemana, tak lama yeji pun segera mengejar sang keponakan.

Sementara di waktu yang sama seorang pria tak lain adalah Hwang jaehyun, ia tak henti-hentinya mengumpat dan mengutuk dirinya.

Kenapa ia bisa melupakan tempat tersebut, dan disaat-saat genting seperti ini ban mobilnya malah pecah, ponselnya juga mati.

Beruntung ia telah memberikan alamat tersebut kepada chris meskipun pria yang seumuran dengannya itu memaki dirinya tanpa iba sedikitpun.

"Abang!!!"ini lixie, teriakannya berhasil membuat samie membulatkan mata sipitnya dengan sempurna.

Dengan cepat samie menghampiri kembar bungsuya dan menutup pandangan si bungsu menggunakan jemari kanannya.

Jemari samie itu ukurannya tidak main-main, lebar.. Jari-jarinnya panjang nan lentik, satu telapaknya saja cukup menggelapkan pandangan si bungsu.

"Abang"si bungsu tidak mengerti kenapa kembar Tengahnya melakukan ini padanya.

Samie mengubah posisi membalikkan tubuh mungil adiknya, ia menuntunnya berjalan kembali menuju mobil.

Jemari kecil lixie sudah beberapa kali berusaha melepas jemari sang abang,namun  samie semakin mengeratkannya tanpa mengatakan apapun.

Lixie pun menurut, bagaimanapun anak ini berfikir abangnya tidak akan menyakitinya.

Sementara rheino dan chris tampak kebingungan,kenapa samie melakukan hal tersebut.

Untuk sekilas pandangan samie bertemu dengan chris, manik samie mengerjap untuk beberapa kali, tetapi kemudian anak ini segera membuang pandangannya dan kembali menuntun si bungsu.

"Masuk"titah samie, dan si bungsu pun tanpa bertanya menurut begitu saja diikuti oleh samie setelah.

"Abang~"tentu saja banyak pertanyaan di benak si bungsu.

Samie menutup semua korden mobilnya, sementara chris sudah tampak khawatir.

"Dad"ini rheino, dan chris pun memandangnya.

"Percayalah pada didikanmu"seketika chris menghela nafas panjang.

"Kenapa aku menjadi sensitif seperti ini" Chris membatin,rheino pun menenangkan dirinya, dan sedikit menjauh dari mobil untuk memberikan waktu kepada kedua anak tersebut.

"Bolehkah abang memeluk adek?" Samie bertanya, meminta ijin pada si bungsu.

Posisinya mereka sudah duduk saling berhadapan, si bungsu tampak berfikir  sejenak,kemudian anak ini menganggukkan kepalanya bingung.

Samie langsung menerjang memeluk erat-erat tubuh mungil sang adik, air matanya mengalir tanpa si bungsu ketahui.

"Mungkin ini akan menjadi terakhir kalinya kita bertemu lixie"

"Abang cuma ingin mendapat pelukan terakhir dari adek, sebelum abang tidak mendapatkan kesempatan nantinya"

Samie berujar dalam hatinya, matanya memejam begitu dalam semakin mengeratkan pelukannya.

"Jaga diri adek baik-baik ya" Lixie mengerutkan kening di balik punggung sang abang.

"Abang??"entah kenapa perasaan si bungsu sangat tidak enak.

Samie menyeka wajahnya, menghilangkan jejak aliran jernih yang membasahi.

Ia melepas pelukannya, lixie memandangnya lekat-lekat.

"Abang baik-baik aja kan??" Si kecil memastikan, sungguh perasaan lixie menjadi begitu sangat gusar.

Samie hanya mengangguk patah, ia mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya guna menutupi pandangan si bungsu kembali.

"Abang ini untuk apa?" Tanya si kecil karena pandangannya kembali gelap.

"Janji sama abang adek enggak akan ngebuka ya sampai adek keluar dari tempat ini"

"Abang lixie enggak ngerti kenapa harus di tutup seperti ini"

"Promise" Samie menautkan kelilingnya dengan keliling sang adik, mau tak mau si kecil pun mengangguk.

Samie kemudian keluar dari mobil dan meninggalkan si bungsu dengan mata tertutup.

Anak ini menghampiri rheino dan chris, tetapi tujuannya adalah rheino.

"Pergilah dari sini"ujarnya pada sang kakak.

"Sam"ini rheino.

"Cepat bawa lixie pergi dari sini"

"Tapi kenpa?? Ayo kita pulang" Samie menggeleng mendapati ajakan sang kakak.

"Wanita itu ada disini, cepat bawa lixie pergi dari sini" Kali ini sam berucap pada chris.

Tentu saja chris tau jika hwang yeji berada disini karena dirinya baru saja melihat wanita tersebut beberapa saat lalu.

Dan samie menutup mata adiknya agar lixie tak melihat wanita tersebut, jika dirinya saja masih sangat sakit, lalu bagaimana dengan lixie??

Samie tak ingin adiknya kesakitan untuk kesekian kalinya.

Chance [ Chanlix ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang