Agaknya chris tidak bisa mempercayai bahwa yang belum pulang sampai selarut ini itu adalah si bungsu.
Pasalnya jika itu rheino atau sam Chris masih bisa memaklumi karena emang kedua anak ini suka keluyuran , tetapi mereka selalu ijin kepada sang ayah.
Kalau enggak dengan telfon pasti pesan text, kalau mampir sepulang sekolah paling telatnya satu sampai dua jam.
Tetapi kalau berangkat dari rumah sepulang sekolah paling jam sembilan juga sudah pulang.
Dan ini lixie!!
Anak ini bahkan enggak ngasih tau siapapun kemana dia pergi sampai jam sepuluh dini hari belum pulang.
" Kakak sama abang masuk aja .. Udaranya dingin di luar "kedua anak ini pun nurut.
Sedangkan Chris, ia masuk sebentar untuk meletakkan barang-barangnya.
" Daddy mau kemana? " Ini rheino.
" Nyari adek kamu, kalian tunggu di dalem rumah aja jangan keluar " Kedua kembar tertua ini mengangguk.
Tetapi saat Chris baru mengeluarkan mobilnya, ternyata ia melihat putra bungsunya itu berjalan.
Chris buru-buru keluar dari mobilnya, pasalnya udaranya begitu dingin dan anak itu benar-benar hanya memakai seragam sekolahnya yang tipis.
" Lixie!! " Meskipun panik dan kesel Chris tetep perhatian sama si bungsu, dan masih sempet ngelepasin mantel dia dan makein ke putra bungsu nya ini.
Tetapi sepertinya hati anak ini sudah sangat keras, ia bahkan melempar mantel yang ayahnya pakaikan.
Setelah melempar mantel sang ayah, anak ini bahkan tidak menatap wajah sang ayah apalagi menghiraukan perkataan sang ayah.
Lixie berlalu begitu saja, dan kedua kembar tertuanya sudah menyambutnya di ambang pintu.
Tetapi anak ini benar-benar sudah tidak peduli, ia bahkan menerobos begitu saja.
" Kamu pikir kamu keren kek gitu dek " Ini rheino.
Akhirnya si bungsu pun menghentikan langkahnya. Sedangkan Chris masih memasukkan mobilnya kedalam bagasi.
" Kenapa harus Eric!! " Ini sam.
" Kamu kan tau gimana bejatnya bajingan itu " Yang ini rheino.
Si bungsu akhirnya membalikkan tubuhnya dan menatap kedua kembar tertuanya bergantian.
" Lixie!! " Ini Chris, dia baru saja masuk.
" Kamu dari mana saja jam segini baru pulang??! " Chris berkata dengan mendekati si bungsu.
" Daddy juga baru pulang kan" Chris mengerutkan keningnya mendengar kalimat si bungsu yang begitu dingin.
Bahkan anak ini menghempaskan jemari sang ayah yang menyentuh pundaknya.
Anak itu kemudian berlalu pergi menuju kamarnya, bahkan menutup pintu kamar itu dengan kasar.
Chris menghela nafas lelah, kenapa putra bungsunya menjadi seperti ini??
Perubahannya begitu drastis, anak itu bahkan tidak mau mendengarkan siapapun, tentunya Chris semakin tersiksa dengan sikap si bungsu yang seperti ini.
" Lixie!! "
" Tok.. Tok.. Tok.. "
" Lixie buka pintunya .. Kalau daddy lagi ngomong dengerin.. Gak baik kamu kayak gini " Ini rheino, Tetapi si bungsu sudah memaki earphone di telinganya dengan berbaring di atas kasurnya.
Sedangkan sam menenangkan sang ayah
" Daddy istirahat aja ya "Chris pun menunjukkan senyum terhangat nya kepada putra keduanya ini.Rheino tidak bisa tinggal diam, anak ini menuju kamar sang ayah untuk mengambil kunci cadangan.
Tetapi sayangnya pintu itu tetap tidak bisa di buka, karena si bungsu sengaja tidak menarik kuncinya.
Sehingga kunci lain meskipun sama tetap tidak bisa masuk ke dalam lubang kunci tersebut karena tertahan oleh kunci lain.
" Udah kak.. Kita bicarain besok aja.. Sekarang udah malem kalian istirahat gih " Ini Chris , dan mau enggak mau akhirnya kedua anak ini juga nyerah dan kembali ke kamar masing-masing.
Sedangkan Chris membersihkan dirinya terlebih dahulu, setelahnya ia menuju dapur dan membuat sesuatu untuk dimakan.
Ntah apa yang berada di dalam benaknya, orang ini merasa bahwa putra bungsunya itu belum makan.
Kau benar Chris.. Anak itu belum makan apapun sejak siang tadi, anak ini Jarang sekali makan akhir-akhir ini.
Terkadang anak ini hanya memakan cemilan kecil di kamarnya yang ia beli di luar , atau pada saat sepulang sekolah ia membeli sesuatu di kantin.
" Tok.. Tok.. Tok.. " Begitu pelan Chris mengetuk pintu kamar sang putra bungsu.
" Lixie daddy bikinin makan.. Ayo makan bareng daddy " Sama sekali tidak ada satuan, bahkan sudah hampir delapan menit Chris berdiri di depan pintu kamar si bungsu.
Chris menghembuskan nafas kasar, kemudian menuju meja makan, pria ini akhirnya memakan makanannya sendirian.
Setelah selesai ia kembali menuju kamar sang putra bungsu.
" Tok.. Tok.. Tok.. "
" Lixie.. Makanan kamu daddy simpan di meja makan ya "tetap tidak ada sautan.
" Kamu kalau butuh sesuatu panggil daddy.. Daddy ada di kamar "iya.. Tumben sekali pria ini berada di kamarnya, biasanya akan langsung menuju ruang kerjanya.
Entahlah.. Chris berharap bahwa putra bungsunya itu akan menemui dirinya, agar putranya tidak naik ke atas pria ini bersiap di bawah.
Lixie..
Sebenarnya apa yang anak ini sedang lakukan??
Anak ini mendengar semua perkataan sang ayah??
Tentu saja, bahkan ia juga mendengar teguran sang kakak tadi, karena meskipun terdapat earphone di kedua sisi telinga kecilnya itu.
Anak ini sebenarnya tidak sedang mendengarkan apapun, dan tentu saja ia dapat mendengarkan semuanya dengan jelas.
Tetapi anak ini memang tidak ada niatan untuk keluar dan mengunci dirinya di dalam kamar nya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance [ Chanlix ] ✔
Fanfiction"Jika hubungan ini berdosa.. Lixie tidak keberatan hidup di dalam dosa ini daddy" Cerita ini Mengandung > BxB > Bi > BL > Bromance > verbal violence > NC 🔞 • Happy Reading 💕 Start 02/22/2022w End www/15/2022