0018

603 99 10
                                    




" Kakak sama abang bisa kok jagain lixie di sekolah "  ini rheino.

" Bentar lagi ujian kan dad, nanti lixie ketinggalan banyak kalau gak masuk sekolah " Yang ini samie

"Daddy tau apa yang ada di pikiran kalian"



DEG!!!


Nih dua anak uda pada nelen ludah beratnya.

" percaya sama daddy, daddy gak akan ngerusak adek kalian ... Daddy gak mungkinlah ngerusak anak sendiri "

Tentu Chris ngerasa sedemikian setelah apa yang rheino lakukan semalam dimana album foto pribadinya disita oleh putranya.

Kedua anak ini sama-sama membatin, nyatanya itu adeknya udah rusak, cuma ayahnya saja yang belum menyadarinya.

Sebenarnya nih dua anak bisa mempercayai ayahnya, tetapi mengingat lixie memiliki perasaan terhadap ayahnya membuat keduanya begitu khawatir.

Samie langsung balik ke kamar adik bungsunya, sedangkan rheino masih bersama sang ayah.

" Dad " Rheino memandang dalam manik ayahnya.

" Enggak jadi " Pungkas rheino segera pergi menuju kamarnya.

Chris tidak mengerti apa yang akan rheino katakan sebelumnya, kenapa anak itu tidak jadi mengatakannya??

Chris segera memanggil kewarasannya "kak ino abang samie buruan nanti kalian terlambat " Chris meninggikan suaranya agar dapat di dengar oleh kedua putranya.

Samie masih belum kembali dari kamar adiknya, ternyata anak itu berada di kamar mandi bersama adiknya.

" Abang nanti terlambat loh " Ujar si bungsu yang sekarang terduduk di atas closet yang tertutup.

" Janji sama abang kamu gak akan macem-macem kan dek kalau dirumah berdua sama daddy " Jujur samie ini bener-bener takut kalau adiknya macem-macem.

Sebenarnya samie juga kasian kalau adeknya harus ia paksa masuk sekolah.

Lixie menautkan kelilingnya dengan keliling kakaknya diatas kepalanya.

" Promise ... Trust me " Samie tidak sepenuhnya lega, tapi dia bisa mencoba.

" Yaudah sini kakak obatin " Samie langsung berjongkok menyentuh anal adiknya.

Rasa kasar yang ia rasakan kemarin telah berkurang, untung saja samie sempet membawa cream punyanya peter ini, jadi dia gak harus repot beli.

" Abang " Lirih si bungsu ketika saudara kembarnya ini mengoleskan cream ke analnya

"Hmm" Kembar tertuanya mendongak.

" Maafin lixie ya,, lixie selalu ngerepotin kalian berdua "

" Bicara apa sih kamu dek " Sahut samie yang telah menyelesaikan aktifitas nya,ia segera bangkit memeluk tubuh adiknya yang basah, iya ... adiknya ini sudah mandi.

" Enggak ada ngerepotin, kamu jaga diri baik-baik ya dirumah " Si kembar bungsu menggangguk dengan jemari kakaknya yang  menghapus lembut buliran jernih di wajahnya.

÷

÷

" Thank's dad " Ini sam, ia menerima kotak bekal yang ayahnya berikan.

Chris sengaja menyiapkan roti bakar dengan  meses agar anaknya bisa memakannya di jalan, mengingat sudah tidak akan mungkin mereka sarapan dirumah.

karena ini sudah jam delapan,jam delapan tiga puluh gerbang sekolahnya akan di tutup.

Rheino sudah melenggang menuju mobil, ia bahkan tidak mengambil kotak bekalnya, pada akhirnya samie yang membawakannya.

" Kita berangkat ya dad " Pamit samie dan di anggukki oleh sang ayah.

" Nitip ya pak, Hati-hati di jalan, jangan ngebut, kalau gerbang nya sudah ketutup
Gapapa pulang aja " Ujar Chris kepada driver yang ia panggil untuk mengantar kedua putranya.

Tentu keselamatan putranya adalah segalanya bagi Chris, daripada ugal-ugalan mengejar waktu dan itu sangat membahayakan nyawa putranya.

Seperti yang kalian tahu bahwa dua tahun terakhir Chris menyibukkan dirinya di kantor, sehingga tidak ada waktu untuk mengantar ketiga putranya.

Jadilah ia memiliki driver panggillan untuk mengantar anaknya kemana-mana, sebenarnya dia bisa mengantar sendiri, tapi kembali lagi, semua itu sengaja Chris hindari.

" Kamu uda mandi ? " Si bungsu hanya mengangguk kecil.

Chris sudah berada di samping ranjang putra bungsunya, ia membawa semangkuk bubur hangat untuk sang buah hati.

Chris duduk di tepian " Mau daddy suapin? " Tanya Chris, biasanya anak ini akan mengangguk, tetapi tidak ,untuk pertama kalinya anak ini menggeleng.

" Lixie bisa sendiri dad " Lirihnya, dan ayahnya juga langsung memberikan sendok yang ia pegang padanya.

Cukup lama, Chris sabar menunggu putra bungsunya menghabiskan sarapannya.

" Aaaaaa' " Titah chris.

Anak ini segera membuka mulut mungilnya, dan Chris segera menyuapkan obat disana yang langsung di sambut dengan tegukan air.

" Istirahat ya, daddy ada di depan " Ujar Chris lalu keluar dengan membawa bekas makanan sang putra.

Lixie hanya memandangi punggung ayahnya pergi, tiba-tiba dadanya terasa begitu nyeri.

Semuanya menjadi begitu rumit, seharusnya dia tetap diam , sehingga ia dan ayahnya tidak memiliki jarak seperti saat ini.

Jarak ini terlalu menyiksa dirinya, tanpa ia sadari lelehan bening menguasai pipinya di pagi hari ini sudah dua kali anak ini menangis.

" Lixie~~ " Anak ini terperanjat dari pikirannya.

" Kok belom tidur, kamu dari semalem belom tidur loh " Anak ini cuma menggelengkan kepalanya.

Chris yakin anak bungsu nya ini tidak tahu apapun soal foto yang putra sulungnya temukan,tetapi melihat tingkah lixie yang seperti ini Chris menjadi begitu sangsi.

" Kakak sama abang mengatakan sesuatu kepada lixie?? " Sang buah hati mengerutkan keningnya diiringi gelengan kepala.

Chris percaya karena putra bungsu nya ini tidak bisa menatap matanya jika ia sedang berbohong, nyatanya sang putra memandang maniknya lekat-lekat.

" Syukurlah " Batin Chris begitu lega, karena ia tak ingin si bungsu mengetahui hal tersebut.

Tidak chris..

Kau salah ..

Kau hanya salah bertanya, putra bungsumu itu telah mengetahui segalanya, bukan dari kakaknya ataupun abangnya, tetapi dari dirimu sendiri.

Chance [ Chanlix ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang