0057

361 71 5
                                    


SLASH

samie membuang pisau lipatnya ke sembarang arah bersamaan dengan memutar tubuh kecil adiknya menghadap padanya.

" Aghk "

tentu saja si bungsu memekik, lengannya terasa terkilir, belum lagi pergelangan tangannya yang di cengkram dengan kuat oleh sang abang.

Bahkan aku sangsi peredaran darahnya mengalir sampai ke ujung jari-jari kecilnya atau tidak.

Nafas si bungsu semakin memburu, detak jantungnya pun berpacu lebih cepat dari biasanya.

Samie semakin memojokkan adiknya, bahkan ia sekarang mencengkram kuat-kuat kedua lengan kecil adiknya.

Jika boleh memilih lixie lebih baik tidak di lahirkan kembali daripada harus menghadapi situasi seperti ini.

" Kenapa?? " Ini sam,si bungsu hanya menunduk tidak berani sekedar hanya untuk menatap sang abang.

" Lixie takut sama abang?? " Suara si kembar tengah melembut,tetapi tetap saja si bungsu tidak mengeluarkan suaranya, sesekali anak itu menelan salivanya dengan berat.

" Heheh.. Hah.. Hhahaha " Sam terkekeh, dia tertawa seperti orang gila yang kemudian berteriak keras tepat di telinga si bungsu.

" Jawab!!! "

Tentu saja suara keras tersebut membuat lixie tersentak diiringi dengan keluarnya buliran jernih yang sudah ia tahan sejak tadi.

Si kecil memejamkan matanya erat-erat dengan menggelengkan kepalanya patah,berharap itu cukup menjawab pertanyaan sang kembar kedua.

" Bohong!!! "Suara sam begitu tinggi,anak ini benar-benat sedang di kuasai oleh emosi.

Si bungsu semakin menggeleng cepat " Adek takut sama abang!! Kenapa adek bohong sama abang!!!!.. Abang paling benci di bohongi !!! "

" Abang " Ini lixie akhirnya ia menatap kembar keduanya .

" Tidak... "

" Abang!! "

" Lixie tidak takut sama abang "

" Hentikan abang!!! "

" Abang lixie mohon jangan lakukan "

Si bungsu meracau menangkis berkali-kali lengan kembar keduanya yang mencoba melepas T-shirt hitamnya.

Sam bahkan sudah melepas ikat pinggang sang adik, sebelumnya ia tak kerabatan meskipun bertelanjang di hadapan kedua saudara kembarnya,tetapi kali ini tidak lagi.

PLAKKK

Hening....

" hahhhheeeeeuuuuhhHahh.... "

Hanya terdengar tarikan nafas keduanya yang memburu, si bungsu menampar abangnya dengan keras.

Terbesit sedikit rasa bersalah di benak si bungsu saat ini, tentu Saja karena mereka saudara kembar lixie dapat merasakan sakitnya tamparan tersebut.

Anak ini segera meringkus, melihat samie yang masih terpaku, terdiam karena mendapat pukulan keras darinya.

Lixie berniat keluar, tetapi sayangnya Samie segera menyadari hal tersebut, rasa sakit di pipinya sepertinya bukan apa-apa baginya.

Emosinya semakin mencuat apalagi teriakan dari luar semakin membakar dirinya.

" Lepasin "

" Abang lepasin lixie "

" Aaaghkkk "

" Aaaahhhkk!!?!!? "

" Chris!!! Tolong aku Chris!!! "

" Abang jangan!!!! "

" Abang lixie mohon jangan abang!!! "

Si bungsu terus menjerit, meminta tolong, memohon, tetapi semuanya percuma, orang luar tidak akan ada yang mendengarnya.

Sepertinya hwang hyunjin memang telah kembali, iblis itu kembali merasuki dan mengambil alih atas tubuhnya.

Meskipun adiknya memohon dengan keras, amat-amat sangat memohon agar ia menghentikan ini semua, tetapi samie tidak mengindahkannya.

Tubuh kecil adiknya beberapa kali terbentur dinding karena ia menariknya dengan keras, tetapi si kecil menolak, kedua kakinya menahan, tetapi tetap saja ia kalah dari sang abang.

Benda-benda berjatuhan berserakan di lantai, sikecil meraih apapun yang ia bisa untuk menahan dirinya.

Tetapi tetap saja semuanya sia-sia, suaranya pun hampir tidak terdengar saking dalamnya suara tersebut.

Samie menyalakan shower menguyur tubuh mungil sang adik yang telah berhasil ia telanjangi dengan susah payah.

Perih...

Sangat perih..

Tidak hanya lixie yang merasakan perih, samie pun sama, luka akibat kecelakaan yang lixie alami belum mengering sepenuhnya.

Dan si kembar tengah menguyur nya tanpa ampun, aliran air itupun sesekali ikut tertalan saat si bungsu mencoba meraih oksigen.

Anak ini bahkan sesekali terbatuk-batuk karena tersedak air.

Samie sendiri juga merasakan perih, kuku-kuku kecil adiknya melukai kulitnya, ia bahkan ikut basah karena ia memegangi sang adik , otomatis air itupun membasahi dirinya.

Racauan lixie begitu berantakan, anak ini terus memohon tetapi apapun yang keluar dari bibir kecilnya, semuanya menjadi samar-samar karena bisingnya air.

BRAAAKKK

sam melempar selang shower di tangannya begitu saja, si bungsu akhirnya bisa meraup oksigen, nafasnya tersengal-sengal sesekali mengeluarkan dahak hampir muntah.

Sementara samie sibuk mencari sesuatu, dapat.. Sebuah botol yang kalian ketahui itu adalah sabun cair.

Samie menuangkan seluruh isinya ke badan adiknya,lixie bahkan berteriak perih, benda cair tersebut selain mengenai lukanya,benda cair sialan itu masuk ke sela-sela mata lentiknya.

Lixie menggelinjang di lantai tidak karuan, sementara samie menggosok tubuh adiknya dengan tidak sabaran.

" Air... Air.. Aaaaaaaagkk... Perih.. "
Si bungsu terus bertiak meminta air, tetapi samie masih gencar mengosok tubuh adiknya.

Lixie mencoba meraih selang shower dengan jemari kecilnya, tetapi semuanya sia-sia, samie tak membiarkanya mendapatkan apa yang adiknya minta.

Setelah ia rasa cukup,samie kemudian berdiri mengambil shower dan kembali menguyur tubuh adiknya, lelehan bening mengalir dari mata sipitnya.

Lixie sudah sangat lemah terkapar di kakinya,bagaimana tidak,ia menguyur adiknya seperti sedang menguyur sebuah tanaman yang tidak butuh bernafas,si kecil bahkan beberapa kali menelan air hingga tersedak.

samie mencoba mendudukkan adiknya bersandar di dinding, ia berjongkok di hadapannya, air mata adiknya mengalir.

Samie menyugar surai adiknya, menampakkan luka di pelipis sang adik,terlihat bibir kecil lixie memucat.

Chance [ Chanlix ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang