0039

424 81 10
                                    

Dan disinilah Chris sekarang..


Di depan makam lee felix...


Pria ini sedang berlutut " Apa kau benar-benar kembali? "

Sebenarnya Chris tidaklah buta, ia bisa merasakan kehadiran felix di dekatnya saat ia bersama sang putra bungsu.

Tetapi memang ia terus mengelak akan hal tersebut.

" Apa yang harus aku lakukan?? Aku tidak bisa melupakan mu.. Tetapi aku juga tidak bisa merusak ikatan ayah dan anak yang terjalin selama ini "

" Bagaimana dengan samie dan rheino?? Kedua anak ini juga membutuhkan ku.. Kembalilah demi kedua saudara kembarmu.. Jangan menghukum mereka karena perasaan yang salah ini "

" Mungkin aku yang salah.. Mungkin aku yang berlebihan dalam mendidik lixie.. Sehingga anak ini memiliki perasaan sedemikian padaku "

" Jika lixie pergi.. Kedua anak ini tidak akan pernah memaafkan diri mereka.. Jika kau benar-benar hidup di dalam tubuh putra ku.. Aku mohon kembalilah "

" Kembalilah demi kedua anak ini... Aku mohon padamu felix " Lelehan bening itu terus mengucur, mengalir melewati kulit putih susunya.

Bahkan suaranya begitu parau, tentu saja Chris mengetahui rasa bersalah yang meliputi kedua putranya.

Terlebih rheino,,anak itu bahkan sering menangis di depan si bungsu secara diam-diam.

Tentu saja Chris memperhatikan putra-putranya, sifat rheino yang terlihat begitu keras.

Tetapi nyatanya anak ini begitu lemah, hatinya sangat lembut, tetapi memang anak ini tidak ingin menunjukkannya, apalagi di depan adik-adiknya.

÷

÷

Tiga minggu telah berlalu..

Lixie..

Anak ini telah membuka matanya, sepertinya felix benar-benar mendengar permohonan Chris.

Anak ini membuka matanya di malam harinya, entah itu memang akibat dari permohonan yang Chris ajukan kepada felix.

atau memang ada sesuatu lain yang memicu keinginan anak ini untuk kembali melihat dunia yang keras ini.

Tetapi semuanya telah berubah,,anak yang manis, ceria seperti matahari yang menyinari keluarganya ini telah hilang..

Begitu gelap.. Cahaya itu meredup.. Menghilang bak di telan bumi.

Anak ini menjadi sangat pendiam, tidak banyak bicara, begitu datar nan dingin seperti tembok es.

Dan tentunya anak ini juga sudah kembali bersekolah.

Tetapi anak ini tidak pernah lagi ikut sarapan bersama saudara kembarnya, tentunya juga sang ayah.

Jangankan sarapan, ketika sang ayah membawakan bekal, lixie juga tidak pernah membawanya.

Bahkan jika itu di bawakan oleh saudara kembarnya, lixie juga sama sekali tak ada keinginan untuk memakan bekal tersebut, hingga berakhir di tong sampah.

Ketika berangkat kesekolah lixie selalu duduk di depan, padahal biasanya itu adalah tempat rheino.

Kecuali sang ayah yang mengantar baru anak ini duduk di depan di sebelah sang ayah, tetapi sepertinya semuanya telah berbalik.

Jika sang ayah yang mengantar,maka lixie akan duduk di belakang bersama sam saudara kembar keduanya.

Anak ini seperti benar-benar sedang menjauhi sang ayah.

Tetapi sepertinya tidak.. Karena hal yang sama juga terjadi kepada dua saudara kembarnya.

Jika biasanya tiga kembar bersaudara ini selalu bertemu di kantin, menghabiskan waktu istirahat bersama.

Itu tidak pernah terjadi dalam beberapa hari ini, lixie selalu menetap di kelasnya,bahkan peter pun kena imbas dengan kedinginan anak ini.

÷

÷

Satu minggu berlalu...


Si bungsu masih tetap dengan kedinginannya.


Rheino..


Anak ini sudah tidak tahan dengan sikap kembar bungsu nya.

Pada akhirnya si kembar sulung bersama kembar lima menitnya, berjalan menuju kelas si bungsu.

Dan betapa terkejutnya kedua kembar tertua ini ketika melihat sang adik sedang melakukan adegan ciuman di dalam kelas.

" Brengsek!!" Ini rheino.. Sedangkan sam sudah menghempaskan tubuh pemuda yang dengan beraninya menodai adiknya.

Pemuda itu adalah eric , teman sekelas rheino dan sam , tentu saja anak IPS.

Disaat kedua kembar ini sedang di sulut oleh api yang membara, berbeda dengan si bungsu yang bersikap seolah tidak terjadi apapun.

Padahal suana kelas begitu ramai siswa-siswi berhamburan untuk melihat pertikaian si kembar dengan eric.

" Hentikan!! " Ini peter, anak ini baru datang dari kantin dan mendengar anak-anak membicarakan tentang pertikaian ini.

Tentu saja peter bersama dengan bobie segera menuju kelas ini, dan benar saja ia melihat sang kekasih sedang memukuli teman sekelas mereka.

" Kalian apa-apaan sih!! " Peter segera menarik lengan rheino keluar dari dalam kelas tersebut, diikuti oleh bobie yang melakukan hal yang sama kepada samie.

Sedangkan penyebab pertikaian ini tak lain adalah si kembar bungsu yaitu lixie, anak ini tetap duduk di bangkunya.

Bahkan tersenyum miring ketika maniknya bertemu dengan eric yang masih bersimbah di lantai dengan darah di sudut bibirnya akibat pukulan yang rheino layangkan.

" Lo yang apa-apaan!! " Ini rheino, anak ini bahkan menghempaskan lengan peter dengan kasar.

Seolah tidak mengingat bahwa pemuda di depannya saat ini adalah kekasihnya.

" Kalian bedua jangan egois dong " Ini bobie, tentu saja mereka ini sudah mendengar penyebab pertikaian tersebut.

" Maksud lo apa hah!! Anak kecil gak usah ikut campur deh! "

" Rheino!! " Ini peter, agaknya perkataan rheino itu terbilang cukup menusuk, tentu saja bobie menjadi begitu kesal dan pergi.

Sebelum pergi anak itu menatap tajam kearah kekasihnya tak lain adalah samthoper bang.

Tentu saja anak itu tidak hanya kesal kepada kembar sulung ini, tetapi juga pada sang kekasih yang hanya diam tidak mengatakan apapun sekedar untuk membelanya.q

Chance [ Chanlix ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang