CHAPTER 08

1.2K 99 6
                                    

🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

Rassya dan Aqeela saling pandang. Keduanya sudah berganti pakaian dari menggunakan baju olahraga sekolah menjadi menggunakan jersey. Bukan jersey milik masing-masing, tapi tukaran jersey. Rassya menggunakan milik Aqeela dan Aqeela menggunakan milik Rassya. Itu semua atas usul Rassya tentunya.

Jangan heran kenapa jersey Aqeela bisa pas untuk Rassya. Karena jersey Aqeela memang oversize.

Para siswi sudah menyiapkan kamera masing-masing yang akan merekam pertandingan Rassya dan Aqeela. Bahkan ada juga yang live Instagram, anehnya banyak juga yang menonton.

"Jujurly gue males banget sih nonton mereka yang alay banget, tapi jujurly gue kepo siapa nanti yang menang," ujar Ratu.

"Jujurly gue enek banget sama lo karena ngomong jujurly terus, sok Inggris njem," balas Saski.

"Korban twitt, biasalah," sahut Sandy terkekeh.

"Kebanyakan baca AU nggak sie," ejek Saski. "Jadi banyak halu."

"Apasih berisik lo!" tukas Ratu. "Asal lo tau ya baca AU itu refreshing!"

"Tapi lo kalo baca AU kok sering nangis?" Sandy menaikkan satu alisnya.

Ratu gelagapan. "Ya karena gue baca AU angst!"

"Angsat?" beo Jefan tiba-tiba ikut nimbrung. "Itu singkatan bangsat?"

"Hihh lo ngapain ikut-ikutan?" sentak Saski.

Jefan menyengir. "Nggak papa lah, kita kan temen."

"Dihh males banget gue temenan sama lo," Ratu memutar bola matanya.

"Iya tuh si mata duitan!" timpal Saski.

Ratu mengangguk setuju. "Udah kaya masih suka ngemis ongkir, bersyukur deh ya banyak yang mau kayak lo."

Jefan mendengus. "Puji Tuhan terimakasih sudah menurunkan banyak uang dan kekayaan untuk saya. Udah kan?"

"Ya nggak gitu juga konsepnya," Ratu menatap lelaki itu geram.

"Mending lo pergi deh hust hust!" usir Saski kejam.

Jefan menatapnya sinis. "Padahal gue juga cuma tanya angsat itu apa."

"Angst ya bukan angsat!" kesal Ratu. Berbicara dengan Jefan memang harus ekstra sabar. Dia heran kenapa sahabat-sahabat cowok itu betah berteman dengan Jefan.

"Udah deh! Lo mah Rat, sama siapa aja berantem," cibir Saski.

"Ya kan kalian-kalian dulu yang mulai!" bantah Ratu.

"Diemmm! Berisik banget deh," ujar Sandy kelewat kesal.

"Eh liat tuh dah mulai! Berisik banget lo pada!" sahut Kiesha menunjuk Rasya dan Aqeela.

Aqeela dan Rassya bertatapan. Bola di ambil alih oleh Rassya. Lelaki itu mendribble bola dengan baik. Aqeela berusaha merebutnya, percobaan pertama gagal. Percobaan kedua dan, berhasil!

Bola sekarang ada di tangan Aqeela. Gadis itu mendribble bola dan melakukan lay up.

Gotcha!

Poin pertama untuk Aqeela. Rassya membelalakkan matanya. Kenapa bisa secepat itu.

Kini bola itu ada di tangan Rassya. Aqeela berusaha keras untuk merebutnya. Hingga satu ide terlintas di benaknya.

"Sayang muachhh!" Aqeela mengedipkan sebelah matanya membuat Rasya salah fokus dan bola di ambil alih oleh gadis itu.

"HUUUU BUCIN LO SYA!"

"LEMAH BANGET ANJENGG!"

"MALU-MALUIN ALVASDOR LO BOS!"

"ANJIRR INI MAH BUCIN AKUT!"

"UDAH GA BISA TERTOLONG BANGSAT!"

"KALAH NI KALAH!"

"RASSYA BUCIN PRADIPTA INI MAHH!"

🌸🌸🌸

"Huhhhh," Aqeela mengusap keringat yang ada di wajahnya. Mendudukkan dirinya dengan kaki di luruskan. Di sampingnya ada Rasaya yang setia memandangi wajahnya.

"Ayang, kamu sexy," bisik Rassya sensual.

Tubuh Aqeela meremang. "A-apaan sih!"

Rassya tersenyum miring. "Always beautiful. Arrrrghhhh aku selalu heran kenapa kamu cantik banget sayangggg. Aku nggak rela mereka-mereka bisa liat cantiknya kamu!"

Aqeela mengerjab bingung. Jarang-jarang Rassya berucap seperti ini. Yang pasti cowok ini akan meminta sesuatu. Perasaan Aqeela jadi tidak enak. Di pastikan permintaan Rassya aneh-aneh.

"Ayang, aku kan menang. Mau hadiah dong," pinta Rassya. Kan benar dugaan Aqeela.

Oh iya, pertandingan basket di menangkan oleh Rasya. Skor hanya selisih dua.

"Sama nanti traktir juga yang," lanjut lelaki itu.

"Ishh banyak mau deh kamu," jawab Aqeela mencibir. "Sesuai perjanjian aja."

"Tapi kan yang menang bebas."

Aqeela melotot. "Mana bisa gitu! Jangan seenaknya ya!"

"Ya udah ya udah."

"Kan sesuai perjanjian kita yang," ucap Rassya. "Lagian sih salah siapa kamu kalah, jadi nggak dapet Lamborghini kan."

"Ck nanti aku minta sama ayah sendiri!" decak Aqeela.

Rassya membelalakkan matanya. "Kok gitu sih yang, kamu minta sama papa kamu sendiri dong."

"Lah emang ayah bukan ayah aku?"

"Ayah aku itu."

"Dihh yaudah terserah," sinis Aqeela. "Cepet mau minta apa hadiahnya? Awas kalo macem-macem nggak aku turutin!"

"Ngga muluk-muluk kok sayang," ujar Rassya santai. Tapi justru membuat Aqeela ketar-ketir. "Aku cuma mau ngabisin sehari sama kamu di rumah aku!" oke Aqeela bisa bernafas lega sekarang. Tapi tidak lama karena...

"Tapi di kamar gitu yangg!"

🌸🌸🌸

Thank you for reading this story🙆🏻‍♀️💘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thank you for reading this story🙆🏻‍♀️💘

Jangan lupa vote untuk menghargai.

- d n a

BUCIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang