🌸🌸🌸
"Sya kok tumben kantin rame banget?" tanya Aqeela menatap sekitar.
Biasanya kantin utama tidak terlalu ramai. Karena isinya kebanyakan anak kelas dua belas. Para adek kelas juga tidak seberani itu masuk ke kantin ini, karena senioritas.
Rassya yang sedang memainkan jari tangan Aqeela mendongak.
"Kamu nggak tau? Rey traktir se Avega," jawab Rassya.
"Hah?" kaget Aqeela. "Dalam rangka apa?"
"PJ lah Qeel!" sahut Kiesha.
"Ck ikut-ikut aja lo!" decak Rassya. Kiesha menyengir lebar. Lalu kembali memakan baksonya.
"Kamu dulu nggak gituin aku," celetuk Aqeela.
Rassya menaikkan satu alisnya. Matanya memicing.
"Emang rasa sayang harus di gambarkan pake uang?"
"Woiya jelas!" kini giliran Ratu yang menyahut. "Uang emang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang! Ib nya tiktok."
"Heh bacot banget sih lo!" kesal Saski karena terkejut akan teriakan Ratu. Bayangkan saja sedang makan enak-enak malah di kejutkan dengan teriakan tak berguna Ratu.
Aqeela menghela nafas. Sama halnya dengan Rassya. Memang paling nyaman adalah berbicara empat mata. Tidak di tempat umum seperti ini.
"Ayang aku serius? Kamu iri sama Sandy?" tanya Rassya sungguh-sungguh.
"Engga! Aku cuma bercanda tadi," Aqeela tersenyum.
Rassya memeluk Aqeela erat. Aqeela membalas pelukan itu sambil mengelus-elus punggung Rassya. Rassya tampak sedang berpikir keras. Terlihat kerutan di dahinya. Hingga ide cemerlang terlintas di otak nya.
"Wait for a surprise from me sweetie," bisik Rassya.
🌸🌸🌸
Aqeela merebahkan dirinya di king size di kamarnya. Dia menatap langit-langit kamarnya.
"Capek banget!" keluh gadis itu.
Sekolah hari ini cukup memuakkan karena guru killer serta Aqeela yang lupa mengerjakan tugas hingga berakhir di hukum. Dan parahnya hukumannya adalah membersihkan toilet kelas sepuluh. Tentu Aqeela tidak melakukannya, dia menyuruh salah satu bodyguard sang Papa untuk membantunya melalui uang. Ya, apapun akan selesai dengan uang.
Lama kelamaan mata indah itu tertutup, Aqeela tertidur.
🌸🌸🌸
Cup
Cup
Cup
Cup
Aqeela membuka matanya perlahan karena merasa pipinya basah. Basah sebab terus dicium oleh Rassya.
"Ayangg!" cengir Rassya.
Aqeela mengucek matanya. Dia duduk guna mengembalikan nyawanya yang belum terkumpul. Rassya masih setia memandangi pergerakan Aqeela. Lelaki itu terlihat sangat tampan dengan pakaian casual serba hitam.
"Ngapain sih? Ganggu aja," ketus Aqeela. Hal yang paling di benci gadis itu adalah saat tidurnya di ganggu. Karena akan membuat nya pusing.
Rassya tersenyum lebar. "Ayo cepet siap-siap aku mau ajak kamu ke suatu tempat."
Aqeela mengernyit. "Nggak ah. Paling cuma ke markas."
Rassya mendengus. "Engga yang. Ini bener-bener spesial!"
Aqeela kembali berbaring. Dia memejamkan matanya karena rasa kantuk yang belum hilang.
"Magerrr!"
"Anjir," umpat Rassya pelan.
"Ayo ihh yang!" rengek Rassya.
"Gamau Sya. Males," jawab Aqeela dengan mata terpejam.
"Yaudah deh aku ajak cewe lain aja. Pacar aku yang ini rese," ancam Rassya merajuk.
Aqeela gelagapan. Dia langsung berjalan menyusul Rassya yang hendak keluar kamar.
"Iya dehh aku mandi dulu," final Aqeela.
Wajah Rassya seketika berseri-seri. "Yaudah cepetan!"
"Iya-iya! Sabar!"
🌸🌸🌸
Aqeela sudah siap dengan dress hitam selutut tanpa lengan, dan di lapisi jaket levis dengan warna sama. Walaupun Aqeela tomboy, dia masih suka menggunakan dress.
Rassya menatap kagum Aqeela. Aqeela sangat jarang menggunakan dress, maka dari itu dia terkejut namun juga senang.
"Cantik banget pacar aku," puji Rassya sekaligus menggoda.
Aqeela memutar bola matanya. Walaupun begitu, dalam hatinya dia sangat senang. Ingat, tetep masang muka cuek walau jantung jedag-jedug.
"Ayo!" Rassya menggandeng tangan Aqeela.
"Iya," jawab Aqeela pasrah.
Saat melewati ruang santai, ternyata ada dua adik kesayangan Aqeela yang tengah bermain.
"Bucin bucin," sindir Ale dengan mata fokus ke mobil-mobilan nya.
"Bucin itu apa bang?" tanya Alyza. Ale hanya melirik.
"Dek bilang mama kakak pergi sama Bang Rassya," pamit Aqeela pada dua adiknya itu.
"Iya kak!" jawab Alyza, bocah itu sepertinya dalam mode good mood, jadi Aqeela pergi dengan Rassya seharian pun dia tidak peduli.
Rassya dan Aqeela sudah keluar dari rumah. Gadis itu mengernyit heran melihat mobil yang terparkir di halaman rumahnya. Karena biasanya Rassya menjemputnya dengan motor kesayangannya.
"Tumben bawa mobil?" tanya Aqeela.
Rassya menoleh. "Pengen aja."
Rassya membukakan pintu mobil untuk Aqeela. Setelah memastikan Aqeela masuk, Rassya berjalan menuju kursi kemudi.
Selama perjalanan hanya ada keheningan. Aqeela menikmati perjalanan dengan melihat ke luar kaca mobil. Sedangkan Rassya fokus menyetir.
Setelah satu jam perjalanan, kini keduanya sampai di suatu tempat.
Aqeela membelalakkan matanya, "Sya? Tempat ini..."
"Iya sayang, sekarang anniversary kita yang kedua tahun."
🌸🌸🌸
Thank you for reading this story 🙆🏻♀️💘
Jangan lupa vote untuk menghargai.
- d n a
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCIN [END]
FanfictionPada umumnya, hubungan kekasih antar ketua geng pasti bersifat romantis, lucu, dan menggemaskan. Tapi tidak dengan pasangan Rasya Pradipta dan Aqeela Aselyana. Kedua ketua geng itu justru menjalin hubungan kekasih yang alay dan menggelikan. Walaupu...