CHAPTER 32

1K 92 2
                                    

🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

Setelah pengakuan dari Argas tadi, Rassya langsung memukul Argas dengan brutal dan ganas. Hingga berakhir di rumah sakit. Rassya sendiri sedang dalam mode kesal lantaran berani-beraninya Argas mengakui perasaannya di depan Aqeela serta dirinya, juga anak Charlos dan Alvasdor.

"Ck ngambek tuh sama Argas bukan sama aku!" cibir Aqeela kesal. Sedari tadi Rassya hanya mendiami nya. Padahal gadis itu tak salah apa-apa.

"Aku tuh sebel ayang. Masa dia suka sama kamu? Ih nggak banget Aqeela cuma punya Rassya, dan sebaliknya!" balas Rassya menggebu-gebu.

Aqeela memutar bola matanya.

"Yaudah deh kalo kamu ajak aku kesini cuma buat di diemin aku pulang aja," Aqeela turun dari sofa dan hendak keluar dari kamar Rassya.

"Ehhh jangan dong! Iya nggak ngambek lagi," ringis Rassya.

Aqeela tersenyum cerah. Pada dasarnya, perempuan selalu benar dan menang.

Ting!

Baru saja keduanya duduk kembali, sudan ada notifikasi yang berasal dari handphone Rasya.

Hasya: Bang

"Tumben Hasya panggil kamu bang," celetuk Aqeela melihat isi pesan tersebut.

"Biasanya ada hal penting," jawab Rassya fokus melihat room chat nya. Aqeela manggut-manggut.

Hasya: Bg tu pelacur dtg anjir

Hasya: Lo kesini dah, dia ajak babi ngepet sama yera juga brengshake! Minta di geprek tu jalang

Hasya: Buruan y bg

Raasya membulatkan matanya. Sama halnya dengan Aqeela yang memang sengaja mengintip isi chat tersebut.

"Ayo kerumah!"

🌸🌸🌸

"Kak Rasaya!" sapa seorang gadis yang kiranya satu tahun lebih muda dari Rassya dan Aqeela.

Rassya menatapnya sinis. Membuat gadis itu kesal.

"Abang!" Hasya menyapa kakaknya. Rassya tersenyum tipis.

Ayah, Bunda, Reyza, Hasya, Rasya, Aqeela, serta tiga orang cewek itu duduk di ruang tamu mansion keluarga Rasya. Keadaan hening. Aqeela sendiri masih bingung dengan keadaan yang akward ini.

"Ada keperluan apa anda kesini?" tanya Rifa datar.

Fika, perempuan paruh baya itu tersenyum. "Aku kesini cuma mau minta tolong."

"Harus banget ke rumah saya? Apa hanya keluarga saya yang bisa diminta tolong? Anda pikir keluarga saya bala bantuan?" sarkas Rifa geram.

Marcus, ayah Rassya hanya bisa menghela nafas.

"Ini atas permintaan anak saya dan sahabatnya, yang sudah saya anggap seperti anak sendiri," ujar Fika. "Saya minta tolong untuk Rassya, tolong jaga Yera untuk saya. Dan saya juga minta tolong pada Reyza untuk menjaga Beby, anak semata wayang saya."

"Dih lo pikir abang-abang gue ini bodyguard? Lo kan kaya. Sewa bodyguard dong!" seru Hasya.

"Ck jalang banyak mau," gumam Aqeela yang hanya bisa di dengar dirinya dan Rassya. Rassya terkekeh pelan.

"Maaf memang sebelumnya anda siapa menyuruh saya serta adik saya untuk menjaga putri anda?" tanya Rassya.

SKAKMAT!!

Fika hanya bisa diam dengan tangan terkepal.

"K-kalau nggak mau nggak papa kok kak, mama emang suka gitu. Terlalu posesif hehe," ucap Baby. "Aku aja sampe suntuk karena mama paksa aku terus buat deket sama Reyza biar aku dijaga."

"Emang nggak mau," cibir Reyza. "Lo udah gede kan, harusnya bisa jaga diri."

"Saya juga malas menjaga sahabat anak anda itu," timpal Rassya. "Tidak berguna dan buang-buang waktu saja."

Rifa terkekeh. "Sudah jelaskan? Anak saya menolak. Jadi anda silahkan keluar dari rumah saya!"

Fika melotot. "Tidak! Anak anda harus mau!" kekeuh nya.

"Ck memangnya kenapa sih?" decak Marcus.

"Ya karena dua jalang itu mau ganjen lah Yah," balas Aqeela bersedekap dada. "Nanti kalo mereka udah dapetin Rassya sama Reyza terus ambil hartanya."

"Jangan asal ngomong ya!" seru Yera tidak terima.

"Emang bener kan? Masih mau ngelak lo?" Aqeela menaikkan satu alisnya.

Aqeela benar-benar tak habis pikir dengan otak ketiga perempuan itu. Aqeela tahu betul tentang masalah keluarga Rassya yang disebabkan oleh Fika.

"Udah pulang sana!" usir Hasya galak.

"Dasar tidak tahu sopan santun!" pekik Fika.

"Silahkan anda pergi, pintu keluarnya di sebelah sana!" titah Rifa kesal.

"Saya hanya meminta sedikit bantuan, tapi kenapa seolah-olah kalian menganggap hal ini suatu masalah besar?!" sentak Fika.

Rifa mengerutkan dahi. "Memang balasan mu dulu belum cukup? Dulu anda ingin menghancurkan rumah tangga ku dengan Mas Marcus, sekarang anda akan menghancurkan hubungan anakku? Ck benar-benar tidak tau diri."

Fika diam dengan wajah memerah. Dia menatap kesal keluarga itu.

"Awas! Tunggu pembalasan ku sialan!" umpat Fika tak tau malu.

"Ya saya tunggu," balas Marcus santai.

"Kau ini dasar-" ucapan Fika terpotong karena suara Rassya.

"Berisik!" tukas Raasya. "Sudah pak buruan bawa medusa itu keluar!" titahnya pada dua satpam yang akan menyeret Fika, Baby, dan Yera.

"Awas aja kamu Aqeela!" ancam Yera sebelum pergi.

🌸🌸🌸

Thank you for reading this story 🙆🏻‍♀️💘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thank you for reading this story 🙆🏻‍♀️💘

Jangan lupa vote untuk menghargai.

- d n a

BUCIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang