CHAPTER 30

1.1K 91 2
                                    

OMG MAKASI 1K VIEWERS NYAAAA LOVE YOU GUYS🦋🦋❤️

OMG MAKASI 1K VIEWERS NYAAAA LOVE YOU GUYS🦋🦋❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

"Qeel liat deh," Saski menunjuk ke suatu arah membuat Aqeela memandang arah tersebut.

"Ajegile bener-bener nggak punya malu tu cewe. Lagian kenapa nggak out dari sekolah aja si?" kesal Ratu.

"Lo gimana deh, kan yang tau cuma kita-kita aja," sahut Sandy.

Ratu menepuk jidatnya. "Iya juga anjer."

Aqeela diam. Dia menatap Yera yang tengah tersenyum ke arah Rassya. Sedangkan Rassya sibuk bermain ponselnya bersama ketiga sahabatnya. Gadis itu berdecih kala melihat tatapan berbinar dan penuh cinta dari nata Yera.

Yera memang masih bersekolah di Avega. Aqeela sengaja tidak memberi tahu pihak sekolah masalah pekerjaannya sebagai pemuas nafsu lelaki hidung belang di club. Alasannya, Aqeela ingin balas dendam dengan caranya sendiri, ah bukan balas dendam tapi hanya memberi sedikit pelajaran.

"Qeel woyyy!" seru Ratu menepuk tangannya di depan muka Aqeela.

Aqeela menepis tangan Ratu. "Ck apasih!"

"Lagian lo kenapa ngalamun deh? Galau?" tanya Saski. "Modelan Rassya bucinnya nggak ketolong kek gitu mana mungkin lo galau."

Aqeela mendengus. "Gue nggak galau!"

"Qeel feeling gue Yera bakal rebut Rassya again deh," ujar Sandy.

Aqeela menyuapkan batagor nya ke mulutnya. Dia mengedikkan bahu.

"Yaelah San kek ga tau Aqeela aja. Dia mah mana mungkin kalah sama modelan Yera yang debu kek gitu!" balas Ratu menggebu-gebu. "Kan Aqeela sama Yera itu 0 banding 100!"

"Jauh bener," komentar Saski.

"Ya emang!"

"Ya santai dong, gue kan juga cuma mengeluarkan pendapat!" ujar Sandy.

"Lo... Nggak mau kasih sesuatu ke Yera gitu Qeel?" tanya Saski.

"Iya tuh Qeel. Gue aja gedeg banget. Padahal kan udah di gilir preman masih bahagia aja itu wajah," timpal Ratu.

"Ya lo pikir dia bakal nangis-nangis trauma gitu?" Ratu menaikkan satu alisnya. "Impossible, itu kan emang kerjaan nya. Dia malah seneng tuh."

"Ck ck ck anak jaman sekarang," Saski menggeleng-gelengkan kepalanya dramatis.

"Dihh ngaca mbak!" cibir Sandy. Gadis itu beralih menatap Aqeela. "Gimana Qeel? Ada acara balas dendam nggak? Kalo ada gas keun aja!"

"Ada, tapi lebih berkelas aja," jawab Aqeela misterius membuat sahabat-sahabatnya penasaran.

🌸🌸🌸

"Ayang aku tuh sebel tau ngga," adu Rassya memainkan rambut pendek Aqeela.

"Hm? Sebel kenapa?" tanya Aqeela.

"Sebel soalnya aku sesek napas gara-gara ayang nggak suruh napas," jawab Rassya dengan cengiran nya.

Aqeela menoyor kepala Rassya. "Si anjir udah serius juga!"

"Yaudah ayo ke KUA!" ajak Rassya enteng. "Kita nikah!"

"Apasih gaje!" Cibir Aqeela. Rasya cemberut. "Nikah mulu pikiran kamu."

"Emang kamu bisa kasih aku apa?"

"Banyakkk!" balas Rassya sungguh-sungguh. "Uang, rumah, makan dan pasti anak."

"Helehhh dari Ayah aja bangga," Aqeela mendengus.

"Ya gini lah yang, kamu bikin aku gila," ujar Rasya.

"ALAY ALAY! KAK ALAY NYA KAK DIBELI!" teriak Saski muak.

"Paan sih lo, berisik," cibir Sandy. "Makannya cari ayang, nge-jomblo mulu sih."

Saski meliriknya sinis. "Enakan juga jomblo. Nggak ada yang ngekang."

Sandy yang merasa tersindir pun mendelik. "Biarin yang penting punya wleee!" Saski memilih melanjutkan aktivitas scroll aplikasi Instagram nya.

Rassya menyandarkan kepalanya di meja. Dia melihat sekeliling, para siswa-siswi sibuk pada kegiatan nya masing-masing. Karena jamkos alias jam kosong. Para guru sedang ada acara. Siswa-siswi hanya diberi tugas. Dan sekarang tugasnya sudah selesai jadi bisa melakukan hal sesuai keinginan.

"Yang nanti main ke rumah yuu!" ajak Rassya.

"Ngapain?"

"Main aja. Hasya kangen katanya," jawab Rassya.

"Sok-sokan bilang Hasya, padahal aslinya kamu yang kangen bobo bareng si kamar kamu," balas Aqeela memutar bola matanya.

Rassya tersenyum lebar. "Emang bener cewek aku peka banget!"

"Iya dongg! Aqeela gitu loh," Aqeela mengibaskan rambutnya membuat Rasya terkekeh.

Rassya mendekat ke arah Aqeela. Tangannya bergerak memegang rambut gadis itu. Dengan telaten dia mengepang rambut gadisnya. Membuat para siswa semakin kepanasan.

Setelah beberapa saat, Rassya selesai me-ngepang rambut Aqeela. Dia tersenyum lebar melihat hasil tangannya.

"Makin cantik yang," puji Rassya membuat Aqeela tersipu.

"BUCIN MULU! TAWURAN NAPA!!" teriak Jefan bersandar di pintu kelas IPS 1.

"IRI MULU! MATI NAPA!!" balas Rassya pedas.

"Sya!!" tegur Aqeela.

Jefan mendengus. Kesal sekali di antara keempat inti Alvasdor hanya dirinya yang tak mempunyai kekasih. Ngenes emang.

"Emm misi?" Jefan menoleh. Dia mengerjab pelan menemukan Laura, crush nya tengah berdiri menatapnya.

Jefan bahkan sampai tak berkedip melihat kecantikan gadis itu. Kulit putih serta rambut panjang, juga sifat friendly nya yang membuat seorang Jefan jatuh hati. Apalagi senyumnya yang menawan.

"Jiakhhh!" seru Kiesha. Jefan tersadar, dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Wajahnya bahkan memerah karena salting.

Laura terkekeh pelan. "Sorry gue mau kasih jurnal ke anak kelas IPS 1 boleh lewat?"

"Ahh boleh-boleh!" Jefan segera menyingkir.

Laura pun berjalan menuju meja guru untuk meletakkan buku jurnal tersebut. Setelah meletakkan buku jurnal di meja guru, Laura kembali keluar kelas. Namun tangannya lebih dulu di cekal Jefan.

"Kenapa?" tanya Laura.

"Ayo nikah!"

"Tapi kita beda agama Jef."

"WADUHHH SULIT-SULIT!!"

🌸🌸🌸

Thank you for reading this story🙆🏻‍♀️💘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thank you for reading this story🙆🏻‍♀️💘

Jangan lupa vote untuk menghargai.

Tandai kalo ada typo ya.

- d n a

BUCIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang