CHAPTER 10

1.3K 99 1
                                    

🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

"Oy bu bos!"

"Yoi!" sahut Aqeela.

"Duh tambah glowing aja lo bos," kekeh salah satu anggota Alastor.

"Woiya jelas! Gue diem aja bisa tambah glowing!" balas Aqeela sombong.

Ratu yang berdiri di samping Aqeela hanya bisa berdecih.

Aqeela duduk di kursi kebesarannya. Outfit serba hitam yang di pakainya menambah kesan cantik dan badas. Aqeela memang sangat menyukai warna hitam, sama halnya dengan Rassya. Bukan berarti keduanya berkencan untuk suka akan warna sama, tidak! Keduanya sejak kecil memang kebetulan menyukai warna hitam. Kalo kata Rassya sih, "ini bukan kebetulan yang, tapi karena kita diatur bakal jadi jodoh! Makanya warna kesukaan kita sama!" begitulah kira-kira.

"Lama nggak ke markas Qeel? Bucin pasti," tanya Rio, tangan kanan Aqeela, maksudnya orang kepercayaan Aqeela. Atau bisa dibilang wakil ketua Alastor.

"Biasalah, dia kan bulol!" sahut Ratu.

"Ceilah iri kan lo?! Makannya cari cowok!" sinis Aqeela.

"Dih? Ngapain di cari? Yang ada nih cowok-cowok pada baris buat dapetin gue!" Ratu mengibaskan rambut panjangnya. "Maklum orang cantikk!"

"Heleh, halu mulu lo."

Ratu mendengus. "Nggak percaya an amat sih lo! Coba deb cek ig gue. Banyak tuh yang mau jadi cowok seorang Ratu."

"Iya deh si paling banyak cowok," cibir Aqeela.

"Hihhh bukan gituuuuuu!" geram Ratu. Dia menghela nafas. "Serah lo deh," Aqeela tertawa pelan karena berhasil membuat Ratu kesal.

"Gelut mulu lo pada." Rio menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nggak gelut nggak temanan kita," jawab Aqeela mengingat awal pertemuannya dengan Ratu karena terlibat cekcok dan berakhir dengan berkelahi.

"Btw lo masih belum punya cowok Rat?" tanya Rio penasaran.

"Kepo lo," cibir Melvin. Anggota Alastor.

"Yee lo ngapain ikut nimbrung bego," kesal Rio.

"Untuk saat ini sih belum, kenapa emang? Lo mau mencalonkan diri?" jawab Ratu menyebalkan.

Rio berdecih. "Ngarep lo," Aqeela tertawa mendengarnya.

"Eh bos katanya ada geng baru!" ujar Melvin heboh.

Aqeela menaikkan satu alisnya. "Ya terus? nggak penting banget lo kalo kasih info."

Melvin menyengir. Lalu wajahnya kembali serius.

"Masalahnya bos, geng ini katanya benci banget sama Alvasdor dan Alastor. Ketuanya itu punya dendam sama kalian berdua! Maksud gue Rassya sama lo bos!" jelas Melvin.

Aqeela diam.

"Nama geng nya apa?" tanya Ratu.

"Charlos."

🌸🌸🌸

"Ayangg kamu kok kayak bad mood gitu si," kesal Rassya.

Aqeela menggeleng. "Cuma lagi capek aja."

"Em? Aku harus ngapain biar kamu nggak capek?"

"Diem, nggak boleh berisik," jawab Aqeela jujur.

Rassya langsung diam. Dia memandang wajah ayu Aqeela dari samping. Darimana pun Aqeela selalu terlihat cantik. Rassya benar-benar beruntung mendapatkan kekasih seperti Aqeela. Aqeela mengembuskan nafas. Terlihat dia sangat lelah. Gadis itu memijat pelipisnya.

Dengan cekatan Rassya menggendong Aqeela lalu meletakkan tubuh itu di pangkuannya. Aqeela yang kaget reflek mengalungkan tangannya ke leher Rassya. Setelah Rassya duduk, Aqeela menyandarkan kepalanya di dada bidang Rassya.

"Capek, kemarin aku abis ke markas. Katanya ada geng yang mau balas dendam ke geng kita. Aku takut kamu kenapa-kenapa," tutur Aqeela sambil menggambar pola abstrak di dada Rassya menggunakan jari telunjuknya.

Rassya diam menikmati sentuhan Aqeela. Hanya sentuhan ringan, tapi bisa membuat Rassya seakan melayang.

"Capek juga ya jadi ketua geng, nanti kalo Ale jadi pak bos pasti dia juga capek terus waktunya sama Alyza berkurang."

"Masih lama sayang," ujar Rassya membelai pipi Aqeela penuh kelembutan.

Aqeela memejamkan matanya. "Enak. Elus-elus terus."

Rassya terkekeh pelan. Gampang sekali membuat Aqeela lupa akan hal yang selalu dia pikirkan. Cukup dialihkan dengan hal-hal kecil.

"Nggak usah terlalu di pikirin," pesan Rassya. "Apalagi tentang Ale sama Zaza. Itu masih lama banget yang."

Aqeela cemberut. "Tetep aja aku khawatir sama mereka."

"Mereka bakal baik-baik aja, kalau pun enggak, nanti bakal aku kasih bodyguard."

"Ihh kan masih lama!" balas Aqeela membuat Rassya tersenyum masam.

"Tuh tau," cibir Rassya. Aqeela lebih memilih memejamkan matanya. Ingin tidur, tapi sudah sore.

Rassya mendekatkan wajahnya ke depan wajah Aqeela. Merasa ada hembusan nafas, Aqeela membuka matanya. Dia langsung bertatapan dengan manik mata Rassya.

Gadis itu menahan nafasnya karena mencium aroma mint dari nafas Rassya. Jantungnya berdegup kencang.

Cup

Bibir kenyal itu saling menempel.

🌸🌸🌸

Thank you for reading this story 🙆🏻‍♀️💘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thank you for reading this story 🙆🏻‍♀️💘

Jangan lupa vote untuk menghargai.

- d n a

BUCIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang