CHAPTER 45

895 75 2
                                    

🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

Seorang gadis berjalan terburu-buru keluar dari kantin. Wajahnya sangat kusut, terlihat sangat kesal. Dia berjalan menuju toilet. Untuk meluapkan kekesalannya. Bisa bahaya kalau image polos dan lugu nya tercoreng karena kesal melihat keromantisan Rassya dan Aqeela.

Gadis itu membasuh wajahnya dengan air. Lalu berkaca. Menatap wajahnya, wajah cantiknya yang berkulit putih dengan rambut agak panjang. Serta senyum manisnya.

"Padahal kemana-mana juga cantikan aku," decih gadis itu, Yera.

"Dasar pelakor! Awas aja aku bakal rebut Rassya dari kamu!" lanjutnya dengan menggebu-gebu. Menatap dirinya sendiri melalui cermin itu.

"Akhhhh!" Yera memukul-mukul wastafel dengan tangannya. Berangan bahwa itu Aqeela yang ia pukul.

"Sialan sialan sialan!" umpat gadisnya.
"Bangsat!" dia kembali mengumpat. Setelahnya Yera diam. Sekedar menatap wajahnya melalui cermin hingga beberapa menit.

Setelah puas mengeluarkan kekesalannya, gadis itu pun keluar. Namun dirinya justru di hadang oleh seorang siswa. Yera baru pertama kali melihatnya, hm ada yang aneh.

"Mau apa kamu?" tanya Yera tanpa rasa takut. Walaupun wajah siswa itu datar dan menatapnya intens.

"Gue mau ajak lo kerja sama," ajak siswa itu.

Yera menatap siswa itu dari bawah hingga atas. Dari mulai sepatu hingga rambutnya. Yera mengernyit, sebelumnya dia tidak pernah melihat siswa laki-laki ini. Sangat asing menurutnya. Tapi penampilan nya sepertinya orang kaya.

"Boleh juga," batin Yera menilai penampilan siswa tersebut.

"Kamu siapa? Dan apa maksud kamu ajak aku kerja sama?" tanya Yera beruntun. Dia sangat heran, ada orang asing yang tiba-tiba mengajak kerja sama. Kenal saja tidak.

Lelaki itu menyunggingkan senyum miring. "Gue yakin lo bakal terima dengan senang hati."

Yera semakin bingung. "Bisa langsung ke intinya aja? Aku bingung."

Lelaki itu mendengus. Entah pura-pura polos atau polos beneran, tapi gadis di depannya sangatlah menyebalkan. Kalau saja tidak terdesak, dia ogah menemui gadis itu.

"Gue tau lo suka sama Rassya, dan gue suka sama Aqeela, so gue ajak lo kerja sama buat hancurin hubungan mereka berdua," jelas lelaki itu dengan malas.

Yera manggut-manggut. Dia tampak berpikir.

"Wahh seru tuh kayaknya, dia juga keliatan nya orang kaya, jadi pasti caranya lebih high class," batin Yera mempertimbangkan.

"Gimana?" tanya lelaki itu mencoba sabar.

Yera mengangguk senang. "Boleh!"

"Gue ada rencana, nanti gue hubungin." Ujar si lelaki.

Keduanya berjabat tangan. Sambil tersenyum miring berkhayal rencana mereka akan berhasil. Padahal, tidak ada yang tau.

BUCIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang