🌸🌸🌸
BRUKK
"Aduhh!"
"Eh sorry," Aqeela membantu gadis yang tak sengaja ia tabrak untuk berdiri. Aqeela menatap wajah gadis itu, seketika dia terkejut.
"Oh lo," Aqeela menatap Yera dari atas sampai bawah.
Yera hanya menunduk. Dia jarang sekali mendongakkan kepalanya. Dia takut, orang-orang semakin membencinya. Dia juga takut melihat tatapan kebencian dari orang-orang, maka dari itu dia sering menundukkan kepalanya.
"Yang mau kasih bekal ke Rassya ya?" tebak Aqeela. "Tapi malah dibully Hasya."
"A-aku- nggak bermaksud rebut pacar kamu dar-"
"Nggak papa. Cowok gue ganteng, maklum banyak yang suka," sela Aqeela.
"Tapi kalo mau rebut, lawan gue dulu gih," lanjut Aqeela lalu pergi meninggalkan Yera.
"Kenapa hidup ku selalu menyedihkan ya Tuhan..." Lirih Yera merasa iri dengan orang-orang di sekitarnya.
🌸🌸🌸
"Yahhh kalah lagi kan!" seru Jefan kecewa.
Kiesha tersenyum penuh kemenangan. "Belagu sih lo. Kalah kan."
"Lo juga belagu njir!" balas Jefan tidak terima.
"Tapi gue selalu berdoa biar menang," sanggah Kiesha.
"Mana ada main game berdoa. Lo pikir mau makan?"
"Kan biar di ridho sama Allah," jawab Kiesha enteng.
"Dasar nggak jelas," cibir Jefan.
"Lo juga."
"Lo lebih nggak jelas."
"Lo lebih lebih nggak jelas."
"Lo lebih lebih lebih nggak jelas."
"Lo lebih lebih lebih lebih nggak jelas."
"Lo lebiiiiiiiiiiiiiihhhh nggak jelas."
"Lo lebiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiih ih ih ih nggak jelas!"
"Lo leb-"
"Ck berisik," decak Rey merasa tidurnya terganggu. Kiesha dan Jefan hendak melayangkan protes. Namun tak jadi karena melihat ekspresi Rey yang tak bersahabat.
Rassya hanya diam mengamati interaksi ketiga sahabatnya itu. Pikirannya melayang ke gadisnya, Aqeela Aselyana. Bucin memang beda.
"Sya lo tau nggak kalo Hasya habis ngelabrak Yera Yera itu?" tanya Jefan iseng.
"Tau," jawab Rassya.
"Ck elah, kan waktu pas Aqeela ngadu itu Rassya jawabnya udah tau!" sahut Kiesha menatap Jefan sinis.
"Gue nanya Rassya ngen! Bukan lo!" balas Jefan tak kalah sinis.
Kiesha me-rolling matanya. "Gue akui ni ya si Yera itu kepercayaan diri nya tinggi!"
"Behh iya anjir baru kenal langsung jatuh cinta. Ya gue tau Rassya cakep, coba yang nolongin dia modelan kek Argas gitu ga mungkin jatuh cinta sih!" balas Jefan pedas.
"Gue emang cakep!" Rassya tersenyum bangga.
"Iya deh iya," jawab Jefan malas. "Nyesel gue muji," gumamnya.
"Tapi kok agak cakep juga ya si Yera," ujar Jefan keheranan.
"Lumayan lah, menang rambut doang." Komentar Kiesha. "Cocok di jambak pas lagi..."
"Pikiran lo njir!" Jefan menoyor kepala Kiesha.
Rassya manggut-manggut.
"Dia kek tampangnya polos-polos gitu yaa," celetuk Jefan.
"Mau lo gebet ya?" tanya Kiesha setengah mengejek.
Jefan melotot. "Nggak duluu! Ayang Laura number one!"
"Dihhh, tapi iya sih polos. Ehh tapi jangan gampang percaya dulu! Siapa tau dia type lubang!"
"Lubang?" beo Rassya. Itu terdengar ambigu baginya.
"Lugu-lugu bangsat, anjir! Pikiran lo!" tukas Kiesha. Hafal betul pikiran sahabat-sahabatnya itu.
"Tapi dia bahaya," ujar Rey tiba-tiba. Membuat ketiga sahabatnya menatapnya penuh tanda tanya.
🌸🌸🌸
Thank you for reading this story🙆🏻♀️💘
Jangan lupa vote untuk menghargai.
- d n a
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCIN [END]
FanfictionPada umumnya, hubungan kekasih antar ketua geng pasti bersifat romantis, lucu, dan menggemaskan. Tapi tidak dengan pasangan Rasya Pradipta dan Aqeela Aselyana. Kedua ketua geng itu justru menjalin hubungan kekasih yang alay dan menggelikan. Walaupu...