CHAPTER 17

1K 88 4
                                    

🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

"Capek banget bangke. Emang tu guru kalo ngejelasin nggak kira-kira," gerutu Ratu sepanjang perjalanan menuju kantin. "Bayangin aja 2 jam non-stop! Mana tugasnya banyak lagi! Udah tua bukannya tobat malah bikin tambah emosi!"

"Berisik banget dah! Minta di ngap ya lo!" Saski menoyor kepala Ratu pelan.

"Si bego tambah ngebul ni kepala gue!" Ratu mengusap-usap kepala nya.

"Ya makannya perhatiin jangan cuma mikirin bias doang," sinis Saski.

"Bias itu kayak tempat curhat tau nggak."

"Dihh emang bias lo nanggepin? Engga kan."

Ratu cemberut. "Lo bikin gue patah hati keinget bias gue aja nggak tau kalo gue hidup."

"Halu mulu si," saat Ratu hendak menjawab, Sandy lebih dulu berujar.

"Berisik banget deh lo berdua dari tadi nggak diem-diem!" ketus Sandy.

"Tau tu, kerjaan nya kok berantem," sahut Aqeela. "Kerjaan itu ya cari duit lah!"

"Idihh! Udah kaya ngapain cari duit?" balas Ratu.

"Sombong dehh, kena azab tau rasa lo!" sinis Saski.

"Amit-amit!!"

Keempatnya menatap kantin yang cukup ramai. Siswa-siswi sibuk pada kegiatannya masing-masing. Karena bel baru berbunyi lima menit yang lalu. Wajar kalo kantin seramai ini, apalagi ini istirahat pertama.

"KAK AQEELA!" Hasya melambaikan tangannya ke arah Aqeela dengan cengirannya.

Aqeela tersenyum miring. Dia berjalan mendekati Hasya.

"Hai kak!" sapa Syakila. Aqeela mengangguk sekilas.

"Makasih loh buat kemarin," ujar Aqeela.

Hasya mengernyit heran. Dia berpikir beberapa detik. Lalu teringat sesuatu. Dia membelalakkan matanya.

"Kakak tau?" kaget Hasya.

Aqeela mengangguk dan terkekeh pelan. "Detail malah."

Hasya menyeringai. Aqeela juga. Keduanya lalu tos bersama.

"Bener-bener adik ipar idaman," Aqeela mengacak rambut Hasya.

Yash, Hasya Felinda, adik kandung dari Rassya Pradipta.

"Fyi, arah jarum jam sembilan," ucap Hasya mengaduk-aduk baksonya. Aqeela melirik jamnya, dan menatap ke arah yang di maksud.

Tampak Yera yang tengah menatapnya kagum. Keduanya sempat eye contact beberapa detik tapi Yera mengalihkan pandangannya. Aqeela terkekeh pelan. Dia dapat menangkap pandangan Yera bukan hanya tentang kagum, tapi juga tersirat kebencian.

"As usual, always lower than me," Aqeela sedikit mengeraskan suaranya.

Ts: "Seperti biasa, selalu lebih rendah dari gue."

"Dianya nggak tau bahasa Inggris kak," kekeh Syakila.

"Anjir yang bener?" kaget Aqeela. "Sialan!"

🌸🌸🌸

"Rassyaaaaa!" teriak Aqeela memasuki kelas Rassya. Para siswa-siswi XII IPS 4 menatapnya kaget. Karena jarang-jarang Aqeela datang ke kelas kekasihnya itu. Karena lebih sering Rassya yang mendatangi kelas Aqeela.

Rassya yang tengah berbicara dengan ketiga sahabatnya pun menoleh. Sebenarnya hanya dengan Kiesha dan Jefan, karena Rey hanya diam. Dia kan titisan limbad.

Aqeela langsung duduk di pangkuan Rassya dan memeluk Rassya erat. Menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Rassya. Bahkan sedikit menciumnya membuat Rassya benar-benar terkejut tapi juga senang.

"Binal banget lo Qeel," ujar Kiesha menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bacot lo babi!" balas Aqeela malas.

"Sensi amat mbaa," cibir Kiesha.

Rassya mengkode Kiesha agar diam. Dia mengelus-elus punggung Aqeela.

"Kenapa hm?" tanyanya lembut.

Aqeela diam. Jujur dia nggak kuat. Damage nya pqndjandjakdnjsjajsjan.

Rassya tersenyum tipis, merasakan jantung Aqeela berdebar kencang.

"Pindah ke mars aja lah," Jefan pindah ke tempat duduknya.

"Ada adkel gatel," adu Aqeela dengan suara teredam.

Rassya meringis merasa geli karena Aqeela berbicara di lehernya. Hembusan nafasnya sangat terasa. Sisi lain dalam dirinya seperti bangkit, tapi Rassya dapat mengontrolnya.

"Iya aku tau. Nggak usah cemburu aku sayangnya cuma sama kamu," ujar Rassya mengecup pelipis Aqeela. Pipi Aqeela merona, untung tidak terlihat.

"Lagi yangg!!" seru Aqeela menunjuk pipinya seperti anak kecil.

Cup

Cup

Rassya tersenyum gemas.

"Mau bobo," Aqeela menguap.

"Ayo pulang," ujar Rassya dengan entengnya.

"Emang boleh?" tanya Aqeela.

"Boleh," Rassya menggendong Aqeela ala koala. Dia menatap Jefan, "Jef ijinin gue ya!"

"Yoi bos!" balas Jefan mengacungkan jempolnya.

Rassya lalu berjalan keluar kelas. Dia memilih menggunakan lift untuk turun ke lantai dasar. Tak sengaja saat melewati lapangan, Aqeela melihat Yera berjalan di belakang Rassya dengan jarak cukup jauh. Aqeela sengaja meletakkan dagunya di bahu Rassya. Tangannya mengelus punggung Rassya.

Dia menatap Yera remeh.

Gadis itu juga menjulurkan lidahnya dan berujar. "Gue menang!" tanpa suara.

Yera hanya diam menatap sedih.

"Aku salah udah jatuh cinta sama kakak." Lirih gadis malang itu.

🌸🌸🌸

Thank you for reading this story🙆🏻‍♀️💘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thank you for reading this story🙆🏻‍♀️💘

Jangan lupa vote untuk menghargai.

- d n a

BUCIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang