CHAPTER 07

1.3K 109 1
                                    

🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

"Ihh emang bikin males deh kalo ada jam olahraga. Bisa ga sih mapel PJOK itu di musnah in aja!?" gerutu Saski. "Kayak ni mapel nggak ada gunanya woy."

"Coba aja lo pikir, kan olahraga itu bisa dilakuin tanpa harus dipelajari. Terus kenapa ada mapel PJOK yang bener-bener pure tidak berguna!" lanjut Saski semakin menjadi-jadi.

"Aih ngomong mulu lo!?" cibir Ratu.

"Kebiasaan emang, julid nya nggak pernah ilang," timpal Sandy menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ceklek!

Ketiga gadis itu menoleh.

"Ehhh gue yang terakhir ya," kekeh Aqeela. "Baju olahraga gue nggak enak banget."

"Nggak enaknya gimana Qeel?" tanya Sandy.

"Emm kayak rada sesek gitu," jawab Aqeela merapikan kuciran rambutnya.

"Faktor u tuh!" Balas Sandy.

"U?" Aqeela menaikkan satu alisnya.

"Usia!"

"Kan kita udah kelas dua belas, jadi maklum lah. Tapi kalo gue kadi seksoy bahenol kayak gini ya," ucap Ratu menatap dirinya di pantulan cermin toilet.

"Huekk mau muntah deh gue," sahut Saski.

"Gini nih, gambaran orang sirik. Gue diem aja nyinyir lo!" kesal Ratu.

Saski tertawa pelan. "Berjanda, jangan baperan napa."

"Bercanda," koreksi Aqeela.

"Gue nggak baperan ya. Lo kali yang baperan," ujar Ratu menatap sinis Saski.

"Oh iya kah? Bukannya lo di gombalin dikit langsung mleyot."

"Kan kalo di gombalin bias anjir! Kalo orang biasa mah nggak dulu," Ratu tersenyum sombong.

"Ya lo pikir bias lo itu power rangers? Kan dia juga manusia biasa dodol!"

Ratu memutar bola matanya. "Lo nggak tau rasanya."

"Emang gimana rasanya?"

"Banyak tanya lo!"

"Dih dih, kayak pernah digombalin aja!" Aqeela mencibir.

Ratu melotot. "Wahh perlu gue liatin ss-an nya sama videonya sekalian??!"

"Nggak-nggak skip! Nggak penting!" Saski menyilangkan tangannya di depan dada.

"Sas-" Ratu baru saja akan berujar, tapi lebih dulu disela Sandy.

"Udah ah berantem mulu, ayo buruan keluar pasti udah di tungguin," lerai Sandy.

Keempatnya lalu keluar dari toilet menuju lapangan utama untuk melakukan kegiatan olahraga. Agak aneh, karena lapangan diisi banyak siswa-siswi, padahal jadwal olahraga hari ini hanya kelas 12 IPS 1, kelas Aqeela.

"Ini banyak banget orangnya," celetuk Sandy melirik sekitar.

"Iya nih, ada yang gabung emang?" tanya Saski. Ketiga sahabat nya mengedikkan bahu.

"ANAK-ANAK! TOLONG BARIS YANG RAPI!!" teriak guru PJOK, Pak Hery.

Semua siswa-siswi lantas berbaris dengan rapi.

"HARI INI KELAS IPS 1 DAN IPS 4 SAYA GABUNGKAN AGAR SAYA GAMPANG MENGAMBIL PENILAIAN, DAN JUGA KEBETULAN PAK JERY TIDAK BISA MENGAJAR LANTARAN TENGAH ADA ACARA KELUARGA." jelas Pak Hery dengan suara baritonnya.

"Suaranya aja ganteng," puji Ratu dengan mata berbinar.

"Sinting," cibir Saski.

"Pak Hery sama Pak Jery kembaran ya?" kening Sandy berkerut heran.

"Saudara katanya," jawab Ratu.

"Lah lo tau?" Aqeela menatap Ratu heran.

Ratu mengibaskan rambutnya sebelum menjawab. "Stalking dong sayang."

"Sudah kuduga," gumam Saski.

"Pak!" salah satu murid IPS 1 mengacungkan jari nya.

"Ya?"

"Emang penilaian yang di ambil apa pak?" Tanya siswa itu.

"Basket."

"HAH?!"

🌸🌸🌸

"Ayang," panggil Rassya manja seperti biasa.

"Apasih nggak usah sokab!" sinis Aqeela.

Rassya mendengus. "Aqeela udah penilaian?" tanyanya pada Sandy.

"Udah Sya, dari tadi malah. Kan dia absen 10." Jawab Sandy rinci.

Rasya manggut-manggut. "Yang ayo kita tanding basket."

Aqeela menaikkan satu alisnya. Cukup tertarik. "Yang menang dapet apa?"

"Em es krim?"

"Apaan dikira aku anak kecil!?" Aqeela melotot kesal.

Aqeela benar-benar tak habis pikir dengan Rasya. Dikira dia anak kecil. Es krim saja dia bisa beli sendiri.

"Es krim spesial?" Rassya menaikturunkan alisnya menggoda.

"Mesumm!" pekik Aqeela kesal.

"Yaudah apa aja deh."

Aqeela tersenyum jahil. Membuat Rassya was-was. Senyuman itu mengandung banyak arti.

"Aku mau Lamborghini yang di kasih ayah semalam."

Kan benar firasat Rassya. "Ayangg itu baru aja di kasih ayah loh masa langsung kamu gunain sih!?"

Semalam, Marcus---ayah Rassya memang membelikan sebuah Lamborghini pada Rassya. Katanya karena iseng, dengan senang hati pun Rassya menerimanya. Kebetulan saat Aqeela berada di rumah Rassya.

"Aku gunain aja bukan minta," jawab Aqeela santai. "Emang kamu yakin kalo yang menang bakal kamu?"

Raasya tersenyum paksa. "Pake feeling."

Aqeela tertawa. "Oke deh beneran ya dapet Lamborghini."

"Iya."

"Kalo aku yang kalah gimana?" Tanya Aqeela.

"I just want a cuddle," Rassya menyengir.

"Heh! Emang ga ada yang lain? Emm beach date aja gimana?" tawar Aqeela.

"Nggak sayang, nggak ada penolakan."

Aqeela menghela nafas. "Yaudah deh deal!"

🌸🌸🌸

Thank you for reading this story 🙆🏻‍♀️💘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thank you for reading this story 🙆🏻‍♀️💘

Jangan lupa vote untuk menghargai.

- d n a

BUCIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang