CHAPTER 16

1K 82 0
                                    

🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

Yera, gadis manis itu berjalan melewati koridor kelas X dengan santai. Senyum manisnya tak pernah luntur dari wajahnya. Bukannya membalas senyuman itu, para siswa-siswi Avega justru menatapnya sinis.

Kedua tangan Yera memegang kotak bekal berisi nasi goreng untuk seseorang. Di atas tutup bekal itu ada stick note berisi tulisannya. Yera benar-benar senang saat ini.

BRAKKK

Yera terkejut karena tiba-tiba kotak bekalnya jatuh karena lemparan bola. Dia menatap nanar nasi goreng yang berceceran di lantai. Padahal dia membuat nya dengan susah payah. Apalagi di keadaan ekonominya yang buruk. Membuatnya agak susah hanya untuk makan. Dan kini setelah dia harus nabung beberapa hari hanya untuk membeli bahan-bahan nasi goreng tersebut malah dijatuhkan begitu saja.

"HAHAHAHAHA!" para siswa-siswi yang melihat justru tertawa bukannya membantu.

"Ehh?" Hasya, si pelaku menghampiri gadis malang itu.

"Upss sorry. Btw itu buat lo makan yah? Aduuh kasian nanti nggak makan," ujar Hasya. "Mau gue kasih uang aja?"

"Syaaa!" Syakina, sahabatnya menghampiri Hasya. "Aduhh jatoh, nih gue ganti mau nggak?" tawar Syakina menatap nasi goreng di lantai itu.

Yera mengacuhkan ucapan Syakina. Dia menatap Hasya. "Kamu sengaja kan?"

Hasya mengerjab. "Kalo iya kenapa? Nggak terima lo?!"

Yera diam tak berani membalas. Hasya sudah sering membully nya. Karena memang dia dari kalangan orang tidak mampu. Beda dengan Hasya dan Syakila yang dari kalangan atas. Dia bersekolah disini saja hanya dengan bantuan beasiswa. Membuat siswa-siswi memandangnya rendah.

Sejak awal sekolah, hidupnya memang tak pernah damai. Awalnya hanya karena dia tak sengaja tersandung saat membawa jus jeruk dan terjatuh menimpa Hasya. Parahnya jus jeruk itu tumpah semua ke seragam Hasya yang saat itu menggunakan baju OSIS. Membuat seragam Hasya tembus pandang. Hasya tentu sangat marah, hingga dia selalu membully Yera.

"Kamu jahat..." Lirih Yera menatap nasi yang berceceran dengan pandangan kosong.

"Sok tersakiti," cibir Hasya.

"Kamu kenapa selalu bully aku terus sihh?!" Yera memberanikan diri untuk mendongak. Menatap wajah halus mulus Hasya karena perawatan dan skincare.

Hasya menaikkan satu alisnya. "Kan salah lo sendiri anjir. Nggak usah merasa jadi korban dehh!" Yera tak membalas. Dia hanya terisak pelan.

Syakila memutar bola matanya malas. Benar-benar tak berminat menatap wajah Yera. Namun ada satu hal yang cukup menarik perhatiannya. Yaitu stick note yang tertempel di atas tutup bekal itu. Ia mengambil tutup bekal yang ada stick note nya tersebut.

"GUYSS DENGERIN DEH!" seru Syakila membuat perhatian para siswa-siswi teralih padanya.

"UNTUK KAK RASSYA, DARI YERA SEBAGAI UCAPAN TERIMAKASIH. SELAMAT MAKAN. AYAYERA DIANE." Lanjut Syakila membaca isi stick note itu dengan suara keras.

"ANJAYYY!"

"PEDE BANGET GILA. RASSYA MANA MAU!"

"IYA ANJIR NGAKAK BANGET SUMPAAA INI SAMA AQEELA AJA BEDA JAUHHH!"

"HALU BANGET SIH LO DEKIL!"

"WAH WAH NGGAK TAU AJA PAWANGNYA GIMANA!"

"ANJAYYY NYALI LO GEDE JUGA?!"

"SOK IYE BANGET LO GATEL SAMA RASSYA!"

"DASAR SASIMO! SANA SINI MAU!"

Hasya menatap Yera sinis. "See? Nggak usah banyak harap!"

"Asal lo tau, Kak Rassya itu udah punya cewek yang udah jalan dua tahun. Dia cantik, friendly, pinter, ketua geng Alastor, jago bela diri, jago basket, konglomerat, keluarganya harmonis. Dan... Kak Rassya bucin banget sama dia!" lanjut Hasya. "Nggak mungkin sampe Kak Rassya liat lo! Lirik aja ogah. Mana mau sama cewek munafik modelan lo!"

"Bener banget tuhh! Kalo di bandingin sama lo ya, kayak nol banding seratus tau nggak. Lo dekil, burik, prik, miskin, sok polos, sasimo lagi," timpal Syakila pedas. Yang menuai hinaan para siswi lain.

Yeri menunduk. Dia meremat roknya kuat. Jujur dia menjadi insecure dengan cewek bernama Aqeela itu. Dia jadi sadar diri, dirinya hanya gadis miskin yang hidup sebatang kara hanya memiliki satu sahabat. Itu pun beda sekolah. Dia terlalu berharap untuk Rassya. Dia bagaikan tas pasar untuk Rassya yang tas Dior. Beda kasta.

"Diem kan lo?!" sinis Hasya. "Makannya nggak usah kegatelan!"

Brak

Hasya menendang kotak bekal Yera hingga pecah karena menabrak tembok.

"BYE MISKINN!" seru Hasya dan Syakila sebelum pergi meninggalkan Yera yang hanya bisa menangis. Siswa-siswi lainnya pun juga mulai pergi meninggalkan Yera sendiri.

"Kegatelan sih..." Komentar Aqeela yang melihat semua kejadian itu dari lantai atas, kelas dua belas.

"Gue kok di lawan," lanjut gadis itu sombong. "Aqeela Aselyana gitu loh!"

🌸🌸🌸

Jiakhhh Aqeela Aselyana nihh slebeww! Hahahahahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiakhhh Aqeela Aselyana nihh slebeww! Hahahahahaha

Thank you for reading this story🙆🏻‍♀️💘

Jangan lupa vote untuk menghargai.

- d n a

BUCIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang