🌸🌸🌸
Aqeela sedari tadi tak berhenti mondar-mandir di kamarnya. Kukunya ia gigit karena sedang gelisah. Tangan satunya ia gunakan untuk memegang handphone.
Gadis itu berhenti dari kegiatan nya. Dia menghela nafas lelah.
"Tenang Qeel tenang," tangan Aqeela lalu bergerak lincah di keyboard, mengetikkan sesuatu.
"Ayo dong angkatttt," geram Aqeela kesal. Matanya berkaca-kaca. Entah karena apa.
"Ck gue kenapa sih!" decak Aqeela mengerjab-ngerjab. Membuat air mata yang tadi menumpuk di pelupuk matanya menetes. Dia lalu mengelapnya menggunakan tangan.
Drrrttt drrrrtttt
Aqeela langsung menatap handphone nya. Dia tersenyum dan segera mengangkat telpon dari seseorang.
"Halo? Rassya kenapa dari tadi nggak ngabarin aku sih? Aku khawatir tau nggak! Harusnya kamu bales chat aku, atau angkat telpon ku!" cerocos Aqeela setelah menekan tombol hijau itu.
"Qeel..."
Aqeela mengerutkan dahinya. "Ini bukan suara Rassya," batinnya.
"Kiesha bukan sih? Sha, Rassya kemana?"
"Em Qeel sorry-"
"Kenapa sih? Bisa langsung kasih ke Rassya nya aja? Gue mau ngomong sama dia," titah Aqeela. Di seberang sana, Kiesha terdiam sebentar sebelum kembali menjawab.
"Qeel, Rassya kecelakaan parah. Sekarang ada di Rumah Sakit Khatulistiwa."
"Ah apaan sih Sha. Jangan ngelawak deh, orang tadi Rassya baru aja dari rumah gue!"
"Serius Qeel, lo bisa langsung dateng."
Tuttt
Aqeela mematikan telepon nya secara sepihak. Dia membeku. Seakan syaraf di tubuhnya sudah tidak lagi berfungsi. Kaki gadis itu pula melemah. Tubuhnya merosot.
Tok tok tok
Ceklek
"Aqeela!" panggil Sandy langsung berhambur ke pelukan Aqeela.
"R-rassya San..." Ucap Aqeela tercekat. "Rassya gimana."
"Tenang Qeel, Rassya nggak bakal kenapa-kenapa. Calm down okay, don't panic."
"Semoga."
Sandy mengangguk. "Kita ke rumah sakit ya, berdoa semoga Rassya nggak kenapa-napa."
"Tapi kata Kiesha tadi parah..."
Sandy menutup mulutnya. "Salah omong gue..."
"Okay, sekarang kita harus cepet ke rumah sakit karena anak-anak udah nunggu."
Aqeela mengangguk lemah.
🌸🌸🌸
Dua gadis berlari terburu-buru melewati koridor rumah sakit. Dua gadis itu adalah Aqeela dan Sandy.
"Qeel," panggil Ratu mendekat ke arah Aqeela yang baru datang.
"Ratuuu!" Aqeela langsung memeluk Ratu erat, diikuti memeluk Saski.
"Lo yang tenang Qeel, Rassya lagi di tangani dokter," ujar Jefan.
Aqeela mengangguk dan tersenyum. Dia mendudukkan dirinya kursi tunggu. Gadis itu menyandarkan dirinya di tembok. Memejamkan matanya agar tidak menangis. Dia tidak boleh terlalu lemah.
Satu jam sudah, tujuh orang itu menunggu kabar dari Rassya. Suasana dari tadi juga cukup hening. Mereka semua berharap Rasya baik-baik saja. Ya, semoga.
Ceklek
Mereka semua terkesiap mendengar bunyi pintu yang di buka. Keluarlah dokter dan dua perawat dari UGD tersebut.
"Bagaimana keadaan teman saya dok?" tanya Rey.
"Apakah disini ada keluarganya?"
Mereka sontak saling tatap.
Kiesha menepuk jidatnya. "Lupa anjir."
"Gimana sih lo," cibir Jefan.
"Ya-"
"Shut up!" sentak Rey membuat keduanya kicep.
"Saya pacarnya," ucap Aqeela.
Dokter itu menghela nafas.
"Kecelakaan yang dialami pasien cukup parah. Benturan di kepalanya cukup keras, beruntung tidak ada pembekuan darah. Hanya cedera, tetapi cukup parah. Kaki kanannya juga sedikit retak, dan beberapa luka lebam di sekujur tubuhnya karena membentur aspal dan mungkin pembatas jalan," jelas dokter.
Ketujuh orang itu menghela nafas lega. Namun ucapan dokter selanjutnya membuat mereka menegang.
"Tapi maaf, pasien mengalami koma dalam jangka waktu yang tidak bisa di tentukan."
🌸🌸🌸
Thank you for reading this story🙆🏻♀️💘
Serius nih aku mau tanya, kalian lebih pilih Rasya mati apa hilang ingatan? Hehehehe.
Btw jgn lupa vote biar makin smgt. Seneng bgt beberapa hari ada di rank 1 in #aqeelacalista yang bikin cerita ini tambah rame. Thank u guys yg udah vote dan ramein cerita iseng ini. Love u❤️
- diniiiii
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCIN [END]
FanfictionPada umumnya, hubungan kekasih antar ketua geng pasti bersifat romantis, lucu, dan menggemaskan. Tapi tidak dengan pasangan Rasya Pradipta dan Aqeela Aselyana. Kedua ketua geng itu justru menjalin hubungan kekasih yang alay dan menggelikan. Walaupu...