CHAPTER 53

857 87 15
                                    

🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

Aqeela merenggangkan otot nya setelah satu jam berkutat dengan komputer. Dia menghela nafas. Menyesap air putih dingin di samping komputer tersebut. Setelahnya tersenyum miring.

Menatap remeh pada komputer yang sedari tadi ia tatap itu. Walaupun melelahkan, tapi ia cukup menyukai hal ini.

"Gimana? Udah ketemu?" tanya Aldy memasuki ruangan rahasia itu.

Aqeela mengangguk. "Bara, Yera. Tapi mereka cuma kacung."

Aldy tertegun. "Hmm kayaknya dalang dari semua ini papa tau."

"Siapa?" tanya Aqeela penasaran.

🌸🌸🌸

Aqeela meniup ujung pistol nya. Lalu terkekeh membuat Aldy geleng-geleng.

"What's wrong with you?" tanya Aldy.

"Aku seneng aja Pa. Hehehe," cengir Aqeela.

"Kita bakal war. Kamu malah seneng," ujar Afina. Aqeela tertawa pelan.

Dua orang tua serta satu anak itu sudah menggunakan outfit serba hitam. Mereka terlihat seumuran. Siapapun yang melihatnya pasti akan mengira bahwa mereka adalah teman. Padahal keluarga.

Kini mereka sudah ada di tempat masuk hutan. Tidak hanya mereka bertiga, tapi ada juga anggota Alvasdor, Alastor, serta anak buah Aldy dan Marcus. Mereka akan melakukan sebuah penyerangan.

"Anjay gue ngerasa deja vu," celetuk Aldy menghampiri Marcus.

"Waktu lo hampir ngompol?" Marcus menaikkan satu alisnya.

Aldy mendelik. "Sialan!"

Jefan yang melihat interaksi dua bapak-bapak itu sontak terkekeh. Terlihat seperti ABG.

"Papa ih ada anak-anak jangan ngumpat!" tegur Afina.

"Iya tu om, nanti nggak dikasih jatah loh!" sahut Jefan ikut-ikutan.

"Diem! Kamu tuh nggak diajak!" balas Aldy melirik lelaki itu. Jefan tertawa pelan.

Setidaknya suasana kini tidak terlalu mencekam.

"Boss!" panggil salah satu anak buah Aldy. Aldy menaikkan satu alisnya. "Sudah siap!" Aldy mengangguk.

Rombongan manusia itu perlahan masuk ke hutan dengan mengendap-endap. Semua menggunakan pakaian serba hitam agar tidak ketawan. Melihat kondisi hutan yang tidak ada pencahayaan sedikit pun. Benar-benar gelap gulita.

Mereka berjalan dengan Aldy, Marcus, dan Aqeela sebagai pemimpin. Dan tentunya dengan kewaspadaan tinggi. Karena tempat ini benar-benar dijaga ketat.

Krekk

Mereka kompak menatap Kiesha horor. Lelaki itu justru menyengir.

"Fokus lah!" titah Marcus datar membuat Kiesha ketar-ketir.

BUCIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang