Beberapa menit kemudian, Nanda turun dari kamar dengan pakaian jas rapi. Ia menghentikan langkahnya saat melihat Ayu sedang menyiapkan makanan di atas meja makan. "Yu, kamu masak?"
"Iya. Sorry, aku kesiangan. Jadi, aku masak apa adanya aja untuk kamu. Makanlah!" pinta Ayu sambil tersenyum manis.
Nanda tersenyum miring sambil memperhatikan sepiring nasi goreng yang disiapkan oleh Ayu untuknya. "Aku udah bilang nggak usah masak. Aku mau makan di luar." Ia langsung melangkah begitu saja.
"Tapi ..."
"Ayu, aku nggak suka diatur, ya! Aku sudah bertanggung jawab menikahimu. Apa pun yang akan aku lakukan, kamu nggak perlu ikut campur!" sahut Nanda.
Ayu menghela napas melihat sikap Nanda. "Kamu ngajak tinggal di rumah sendiri supaya bisa semena-mena sama aku, Nan?"
Nanda menghentikan langkahnya sejenak. "Nah, itu tahu. Kalau aku nggak meminta kamu melakukan sesuatu, maka kamu nggak perlu melakukan apa pun untukku. Aku ada janji mau ketemu Arlita. Aku makan di luar," ucapnya dan beranjak pergi.
"Nan, Arlita itu mantan pacar kamu. Aku ini istri kamu, Nan. Kamu masih berhubungan sama dia?" tanya Ayu sambil melangkah menghampiri Nanda.
"Dia bukan mantanku. Aku belum putusin dia. Kalau kamu nggak bego, aku nggak bakalan nikah sama kamu!" sahut Nanda sambil melangkah keluar dari rumah dan masuk ke mobilnya.
Ayu menarik napas dalam-dalam sambil menyetabilkan hatinya. "Kamu gila, ya!? Aku juga punya pacar saat nikah sama kamu. Tapi kami udah nggak berhubungan lagi. Kamu punya istri, punya pacar juga? Emang dasar Nanda brengsek! Kenapa aku bisa terjebak jadi istri dia!?" umpatnya kesal.
Ayu merintih kecil saat perutnya tiba-tiba terasa perih. Ia langsung menghampiri meja makan dan menikmati nasi goreng buatannya seorang diri sebab Nanda tak ingin menyentuhnya sedikit saja.
Ayu membuka ponsel dan memeriksa update story di sosial media milik Arlita. Benar saja, wanita itu baru saja update story dengan pakaian cantik dan full riasan di wajahnya. Ditambah lagi dengan caption yang menunjukkan kalau ia sedang menuju ke salah satu restoran mewah yang ada di Galaxy Mall. Ayu tak bisa berbuat banyak. Toh, pernikahan ini juga bukan keinginannya. Akan lebih baik jika Nanda pergi dengan Arlita dan menceraikannya. Ia bisa mengurus anaknya sendiri dengan baik tanpa harus makan hati setiap hari.
***
Nanda melangkah masuk ke dalam restoran yang sudah ia pesan sebelumnya bersama Arlita. Ia langsung menghampiri Arlita yang sudah menantinya lebih dahulu.
"Siang, Sayang ...!" sapa Arlita dengan hangat dan langsung merangkul Nanda dan menciumi pipi pria itu. "Aku kangen, Nan."
"Aku juga kangen sama kamu," balas Nanda sambil tersenyum manis ke arah Arlita dan duduk di sofa yang ada di sana.
Arlita tersenyum dan terus merangkul lengan Nanda. "Nan, Ayu tahu kalau kamu pergi sama aku?"
"Tahu. Aku sudah bilang sama dia."
"Kamu yakin hubungan kita ini akan baik-baik saja?" tanya Arlita sambil bergelayut manja di tubuh Nanda. "Kenapa kamu malah hamilin dia, sih? Bukannya hamilin aku aja. Kita 'kan bisa segera menikah kalau aku hamil, Nan."
"Aku nggak sengaja, Lit. Malam itu aku mabuk dan aku pikir itu kamu. Nggak tahunya itu Ayu. Kamu tahu 'kan Ayu itu ceweknya sahabatku. Hubunganku sama Sonny jadi kacau gara-gara si Ayu bego itu. Apa susahnya beli pil KB di apotek supaya nggak hamil atau gugurin aja kandungannya? Urusan selesai dan aku nggak harus terjerat dalam pernikahan menyebalkan ini!" tutur Nanda sambil meraih gelas jus yang ada di atas meja dan meminumnya perlahan.
"Kenapa menyebalkan? Ayu itu masih keturunan bangsawan. Keluargamu pasti merasa terhormat dan bahagia punya menantu seperti dia. Apalagi papa dan mamamu itu, sampai sekarang mereka nggak suka sama aku. Ditambah lagi sudah punya menantu Ayu. Kamu yakin akan bercerai sama Ayu setelah dia melahirkan?"
Nanda mengangguk. "Baru sebulan aku nikah sama dia. Kepalaku udah pusing, Lit. Keluarga itu terlalu banyak aturan dan aku capek pura-pura jadi suami yang baik."
"Kalau kamu capek pura-pura, tunjukkin aja aslimu, Nan!"
"Maksudmu?"
"Kamu dan Ayu memang tidak saling mencintai. Untuk apa berpura-pura? Kalian bisa berpisah setelah anak kalian lahir. Kamu bisa bebas jalan sama aku, Ayu juga bisa bebas jalan sama Sonny 'kan? Kita bisa kembali ke kehidupan masing-masing seperti dulu," jawab Arlita sambil tersenyum manis.
Nanda menoleh ke arah Arlita sejenak sambil berpikir. "Ada benernya juga, sih. Aku juga nggak nyaman hidup sama perempuan membosankan kayak Ayu. Gimana kalau nanti malam, aku tidur di apartemen kamu?"
"Serius!? Apartemenku juga milikmu, Nan. Tentu saja kamu boleh tidur di sana kapan saja. Aku pasti menyambutnya dengan senang hati. Tapi ... apa kamu tidak takut dengan mertua dan orang tuamu jika menginap di tempatku? Aku tidak ingin dipersalahkan oleh mereka."
"Aku sudah tinggal di rumah sendiri bersama Ayu. Tidak akan ada masalah jika perempuan itu tidak mengadu yang macam-macam ke orang tua. Aku lebih bebas untuk bergerak dan tidak perlu berpura-pura menyayangi Ayu. Aku pusing, Lit."
Arlita menghela napas. "Kalau kamu pusing di rumahmu sendiri, datang aja ke tempatku! Tempatku akan selalu terbuka untuk kamu dan kita bisa menikmati waktu bersenang-senang. Bagaimana?"
Nanda mengangguk-anggukkan kepalanya. "Setelah pulang dari kantor, aku akan ke tempatmu." Ia tersenyum manis dan mengecup bibir Arlita.
Arlita mengangguk. Ia merangkul Nanda dengan hangat dan tersenyum manis. Ia sangat bahagia saat Nanda masih mencarinya untuk mendapatkan kehangatan. Ia tidak peduli dengan Ayu. Sejak awal Nanda adalah miliknya dan Ayu yang sudah merebut kekasihnya itu. Ia akan melakukan apa pun untuk merebut Nanda kembali dari tangan Ayu. Tidak rela jika pria yang sudah lama mengisi harinya itu diambil oleh wanita lain. Lagipula, hidup Arlita selalu bergantung dengan Nanda sejak dulu. Jika Nanda benar-benar pergi, ia tidak punya apa-apa untuk menghidupi dirinya dan gaya hidupnya yang mewah sejak berpacaran dengan Nanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Lelaki Brengsek
RomanceRaden Roro Ayu Rizki Prameswari adalah seorang puteri bangsawan berpendidikan. Awalnya, hidupnya indah dan baik-baik saja sampai akhirnya bertemu dengan Ananda Putera Perdanakusuma (sahabat baik pacarnya) yang menghamilinya. Hidupnya berubah menjad...