Ayu mengangguk sambil tersenyum manis.
Nanda merogoh cincin berlian yang ia selipkan di kantong celananya dan menekuk lututnya di hadapan Ay.
"Ay, maukah ..."
TING!
Cincin yang dipegang Nanda tiba-tiba merosot jatuh membentur lantai, kemudian menggelinding cepat tak tentu arah hingga berhenti di bawah lemari nakas yang sempit.
"Astaga ...!" seru Nanda kesal saat cincin itu tak mau bersahabat dengannya.
"Kamu gimana sih megangnya?" Ayu langsung membungkukkan tubuhnya, mencari di mana cincin berlian itu berada.
"Aku nervous, Ay! Aku nggak pernah ngelamar cewek. Tanganku gemetaran," sahut Nanda sambil merayap di lantai, mencari cincin berlian yang masih belum tertangkap oleh matanya.
Nia dan Andre tertawa melihat kekacauan lamaran yang terjadi. Terlebih, Nanda masih terus merayap mencari keberadaan cincin berlian yang akan digunakan untuk melamar Ayu.
"Pa, jangan ketawa! Bantuin cari cincinnya!" pinta Nanda sambil menggeser sofa dan semua perabotan yang ada di dalam ruangan tersebut hingga menjadi kacau balau.
"Nan, kamu niat ngelamar aku atau nggak, sih? Kenapa cincinnya malah dihilangkan?" tanya Ayu sambil menahan kesal.
"Niat, Sayang! Ya Allah ...!" Nanda berlari menghampiri Ayu. Menangkup kepala wanita itu dan menciumi wajahnya. "Aku cari dulu cincinnya."
Nia dan Andre terkekeh melihat sikap puteranya yang masih kebingungan mencari cincin itu. Meski mereka melihat ke mana arah cincin itu menggelinding, mereka sengaja tidak memberitahukan Nanda.
Nanda menggeser ranjang pasien yang ada di ruangan tersebut. Kemudian, menggeser lemari nakas yang menjadi target terakhirnya.
"AY, KETEMU ...!" seru Nanda sambil meraih cincin itu dari lantai dan meniupnya. Masih menggosoknya di kain celana yang ia kenakan agar tidak kotor dan melompat ke atas tempat tidur. Kemudian, menarik lengan Ayu dengan cepat.
Ayu langsung mengerutkan bibir sambil menahan senyumnya.
"Kita jadi nikah 'kan? Gimana kalau kamu yang lamar aku aja biar nggak salah-salah? Aku nervous," ucap Nanda sambil menggenggam tangan Ayu.
Ayu langsung menoleh ke arah Andre dan Nia. "Oom, masa Ayu yang disuruh lamar dia? Dia nggak mau lamar aku, dong? Nggak jadi nikah, nih!"
"Hehehe. Jangan gitu dong, Ay! Iya, iya. Aku yang lamar kamu," sambar Nanda sambil memperbaiki posisi duduknya. Ia duduk di tepi ranjang dengan dua kaki tergantung dan menarik tubuh Ayu agar merapat dengannya.
"Ay, apakah kamu mau menikah dengan lelaki brengsek ini?" tanya Nanda sambil menatap lekat wajah Ayu.
Ayu mengangguk sambil tersenyum manis. "Kamu sudah lima belas tahun jadi pria brengsek. Sudah waktunya pensiun. Harus berubah jadi pria baik, suami yang baik, ayah yang baik dan kakek yang baik di masa depan."
Nanda mengangguk. "I promise. Aku akan menjadi apa pun yang kamu katakan dan kamu inginkan."
Ayu tersenyum manis sambil mengulurkan jemari tangannya. "Jadi pasangin aku cincin, nggak?"
Nanda tertawa kecil. Ia segera memasangkan cincin itu ke jari manis Ayu dan mengecup lembut punggung tangan wanita itu. "I love you, Ay ...!"
"So am I," sahut Ayu sambil tersenyum manis.
Nanda langsung memeluk erat tubuh Ayu dan mengulum bibir wanita itu penuh cinta. Ia merasa sangat bahagia karena akhirnya bisa menjalani setiap paginya bersama dengan wanita itu. Ia tahu, ada banyak hal buruk di dunia yang tidak bisa ia kendalikan dan membuatnya terjerumus.
Satu hal yang paling ia sesali ketika remaja adalah ia tidak mampu membatasi pergaulannya sendiri hingga pergaulan bebas adalah sebuah kebanggaan untuk dunianya. Hingga membuat masa depannya begitu suram. Ayu adalah satu-satunya wanita yang berani menghukumnya dengan kejam agar ia bisa menjadi pria yang baik di masa depan. Dan hari ini ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi pria baik dan melahirkan anak-anak yang baik pula untuk kehidupan-kehidupan berikutnya.
((Bersambung...))
Terima kasih sudah jadi sahabat setia bercerita!
Dukung terus supaya author makin semangat berkarya!
Much Love,
@vellanine.tjahjadi
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Lelaki Brengsek
Любовные романыRaden Roro Ayu Rizki Prameswari adalah seorang puteri bangsawan berpendidikan. Awalnya, hidupnya indah dan baik-baik saja sampai akhirnya bertemu dengan Ananda Putera Perdanakusuma (sahabat baik pacarnya) yang menghamilinya. Hidupnya berubah menjad...