Bab 58 - Awal Penderitaan Nanda

450 34 0
                                    


Ayu mengerjapkan mata perlahan saat ia mendengar kumandang adzan subuh dari masjid yang berada di komplek perumahannya. Ia membuka mata dan mengangkat tubuhnya perlahan.

"Nan, sholat subuh!" pinta Ayu sambil meraba kasur di sebelahnya. Namun, ia menemukan ranjang itu kosong. Ayu menoleh ke kasur itu sejenak dan mengedarkan pandangannya. Ia langsung turun dari ranjang dan memeriksa suaminya itu ke kamar mandi.

"Dia ke mana pagi-pagi gini? Tumben banget? Nggak ngantor 'kan?" gumam Ayu. Rasa penasarannya bercampur khawatir, bergelayut di dalam dadanya. Ia bergegas keluar dari kamar sambil terus memanggil nama suaminya itu.

"Hhh ... hhh ... hhh ..." Ayu berusaha menarik napas sambil memegangi pinggangnya yang terasa sangat pegal setelah mengelilingi rumahnya. Ia tidak bisa melihat sosok Nanda di rumah itu. Namun, mobil pribadinya masih terparkir baik di carport dan semua pintu rumah terkunci dengan rapat.

"Kamu ke mana, sih? Nggak diculik orang 'kan? Masa iya ada orang yang bisa nyulik kamu?" tanya Ayu sambil melangkah masuk ke dalam kamar. Ia menghampiri nakas dan meraih ponsel miliknya.

Ayu mengernyitkan dahi saat melihat belasan panggilan tak terjawab dari Sonny. "What happen?" gumamnya. "Apa Nanda lagi sama Sonny?" Ia langsung men-dial nomor ponsel Sonny, tapi tak kunjung mendapatkan jawaban.

"Ada apa, Son?" Ayu akhirnya mengirimkan pesan singkat ke nomor kontak Sonny. Ia akhirnya memilih untuk menelepon mama mertuanya. Namun, Nanda juga tidak ada di rumah itu.

TING!

Ayu langsung melihat pop-up notifikasi dari akun LinkedIn miliknya. "Ayu, ini Arlita. Kamu blokir nomorku? Bisa ke rumah sakit, sekarang? Nanda harus dioperasi dan aku nggak punya uang buat bayar biaya operasi dia. Jangan kasih tahu keluarga dia dan keluarga kamu dulu, ya!"

Ponsel yang ada di tangan Ayu, langsung meluncur ke lantai begitu saja. "Na-nanda lagi sama Lita?" ucapnya lirih dengan tubuh gemetaran. Detik berikutnya, ia berusaha menguatkan diri dan menjaga kesadarannya.

Ayu melangkah perlahan menuju lemari pakaiannya, meraih sweeter tebal warna peach dan memakainya. Ia segera mengambil ponselnya yang terjatuh ke lantai, mengambil dompet dan memasukkan ke dalam tas tangannya. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, ia langsung bergegas keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil.

Ayu terdiam sejenak saat setir mobilnya menempel ke perutnya yang sudah membesar. Ia mencoba menggeser mundur kursi yang ia duduki, tapi macet. "Ini gimana? Kenapa deket banget sama setir?" gumamnya sambil menggerakkan setirnya perlahan. Ia berusaha keras menjaga keseimbangannya. Membawa mobil itu perlahan hingga ia sampai ke salah satu rumah sakit yang sudah diberitahukan Arlita lewat pesan singkat.

Setelah memarkirkan mobilnya dengan baik, Ayu langsung melangkah masuk ke dalam pintu IGD. Ia menghampiri Arlita yang duduk di ruang tunggu.

"Di mana suamiku?" tanya Ayu dingin.

Arlita langsung mengangkat wajahnya dan bangkit dari kursi. "Dia di dalam, Yu. Kata dokter, dia harus secepatnya dioperasi. Tapi, limit kartu kredit dia nggak cukup buat bayar uang mukanya," ucap Arlita sambil menyodorkan kartu kredit Nanda ke hadapan Ayu.

Ayu langsung menyambar kasar kartu dari tangan Arlita. "Harusnya kamu sadar kalau kamu itu nggak berguna buat Nanda! Buat apa masih berhubungan sama dia di belakangku!?"

Arlita menitikan air mata sambil menatap wajah Ayu. "Yu, kamu tahu kalau aku dan Nanda udah pacaran selama bertahun-tahun. Kami masih saling mencintai, Yu. Bolehkah aku tetap di sisi dia, Yu?" pintanya.

"Pikirkan dulu apa gunamu di sisi dia! Kalau cuma buat puasin nafsu doang, semua orang juga bisa!" sahut Ayu kesal sambil melangkah memasuki pintu utama ruang IGD. "Oh ya, satu lagi. Aku nggak akan membiarkan ada dua mama untuk anakku! Aku nggak cinta sama Nanda, tapi aku butuh dia untuk anak kami. Aku diam bukan berarti lemah, Lit. Aku udah kasih kesempatan kamu supaya berubah dan ninggalin Nanda. Kalau kamu masih keukeuh main gila sama suami orang, aku bakal hancurkan hidupmu perlahan!" ancam Ayu sambil masuk ke dalam pintu tersebut dengan langkah pasti.

Menikahi Lelaki BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang