Bab 60 - Ingin Bahagia Sungguhan

378 31 0
                                    


Ayu melangkahkan kakinya perlahan memasuki kantor polisi, tempat Sonny ditahan untuk sementara. Setelah melewati pemeriksaan dan mendapatkan izin, Ayu akhirnya bisa bertemu dengan Sonny yang sedang duduk di dalam sel tahanan sementara. Air matanya mengalir seketika melihat pria yang begitu ia cintai, mendekam di dalam sana.

"Sonny ...!" panggil Ayu sambil menghampiri pria itu.

Sonny langsung mendongakkan kepalanya. "Ayu? Kenapa kamu ke sini?" Tatapannya langsung terfokus pada air mata Ayu yang jatuh ke perutnya yang sudah membesar.

Ayu menjatuhkan lututnya ke lantai dan bersimpuh di hadapan Sonny. "Maafin aku, Son! Aku udah bikin kamu jadi kayak gini."

"Ay, kenapa kamu minta maaf sama aku? Nanda yang salah, bukan kamu."

"Hiks ... hiks ... hiks ... aku yang salah karena aku tidak bisa menjaga kesucian cinta kita, Son. Aku yang sudah melukai kamu. Aku sudah mengecewakan kamu. Aku nggak bisa jadi wanita yang baik seperti yang kamu minta," ucap Ayu dengan berlinang air mata.

Sonny menggeleng sambil menangkup wajah Ayu dan mengusap air mata Ayu menggunakan ibu jarinya dengan lembut.

Ayu semakin terisak saat tangan Sonny menyentuh lembut wajahnya. Ia sangat merindukan tangan yang begitu nyaman dan damai saat mereka masih bersama.

"Maafin aku ...! Aku sudah melukai suamimu. Aku janji, akan bertanggung jawab," ucap Sonny sambil menatap wajah Ayu.

"No." Ayu menggelengkan kepala. "Aku nggak minta kamu bertanggung jawab atas dia, Son. Bertanggung jawablah atas dirimu sendiri. Aku nggak mau masa depan kamu hancur hanya karena emosi sesaat," ucapnya tanpa bisa menahan derai ait matanya.

"Kamu nggak pernah bahagia sama dia?" tanya Sonny sambil menatap lekat mata Ayu.

Ayu menahan air mata dan tersenyum. "Aku bahagia. Dia pria yang bertanggung jawab."

Sonny menggeleng. "Kamu lagi bohong."

Ayu kembali sesenggukan. Ia tidak pernah bisa berbohong di depan Sonny. Ada ribuan hari yang mereka lewati bersama dan semua hal bersamanya adalah hari-hari paling indah dalam hidupnya.

"Ay, aku mau jadi papa buat anak ini. Aku mau terima dia, Ay. Kenapa kamu nggak kasih aku kesempatan untuk memperjuangkanmu?" tanya Sonny sambil menatap wajah Ayu dengan penuh luka.

Ayu menarik napas dalam-dalam sambil menitikan air mata. Ia melepaskan tangan Sonny dari wajahnya perlahan. "Aku sudah kotor, Son. Aku nggak pantas untuk pria sepertimu."

"Ay, kenapa kamu bilang seperti itu? Aku cinta sama kamu apa adanya, Ay."

Ayu menggenggam jeruji besi yang ada di hadapannya dan berusaha bangkit dari lantai dengan susah payah. Sejak Nanda menodainya, kepercayaan dirinya untuk terus bersama Sonny benar-benar hilang. Ia malu untuk mengharap Sonny tetap ada di sisinya, ia juga risih dengan dirinya sendiri.

"Ay, kamu mau ke mana?" tanya Sonny sambil memegangi tubuh Ayu. "Kamu lagi hamil. Maafkan aku kalau perbuatanku kali ini melukaimu."

"Kamu tidak melukaiku, Son. Kamu sedang melukai dirimu sendiri. Kalau kamu cinta sama aku ... jaga baik-baik mimpi-mimpi kita! Karena aku sudah tidak punya tempat untuk menjaga mereka. Please ...! Jangan hancurkan dirimu sendiri! Melihatmu hancur adalah hal paling menyakitkan dalam hidupku. Aku masih ingin lihat kamu jadi dokter. Ingat 'kan gimana perjuangan kita dulu? Ingat 'kan gimana susahnya kamu untuk bisa sampai ke titik ini?"

"Ay, aku bisa ada di titik ini karena kamu. Aku mana bisa membiarkan kamu tidak hidup bahagia," ucap Sonny sambil menatap lekat wajah Ayu.

Ayu tersenyum lebar. "Kata siapa aku nggak bahagia? Aku bahagia, kok."

"I know you. Kamu bukan tipe wanita yang bisa berbagi hati, Ay."

"Itulah sebabnya aku tidak ingin membagi hatiku untuk kamu dan Nanda sekaligus. Aku tidak ingin ada dua papa atau dua mama untuk anakku, Son. Kuharap kamu mengerti maksudku," sahut Ayu.

Ayu tersenyum sambil mengusap lembut pipi Sonny yang dihiasi luka memar akibat bergulat dengan Nanda. "Aku janji, aku akan bahagia. Kamu juga, ya!" pintanya lembut.

Sonny menatap mata Ayu sambil menggelengkan kepalanya. "Aku nggak mau kamu pura-pura bahagia, Ay. Aku ingin lihat kamu bahagia sungguhan."

Menikahi Lelaki BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang