"Kamu yang ngerebut dia dari aku, Yu! Harusnya aku yang marah!" seru Arlita. Ia menarik napas dalam-dalam sambil menahan kekesalan di dalam hatinya. Sejak ia diusir keluar dari apartemen Nanda, kebenciannya terhadap Ayu semakin menjadi-jadi. "Aku pasti rebut Nanda lagi dari kamu!"
Ayu langsung melangkah menghampiri meja resepsionis yang ada di ruang IGD tersebut. "Mbak, saya istri dari pasien atas nama Ananda Putera Perdanakusuma," ucap Ayu sambil menyodorkan copy dokumen kartu keluarga dan kartu identitas milik Nanda.
"Ananda Putera Perdanakusuma. Pasien yang harus operasi di bagian penisnya ya? Ini tagihannya! Setelah dibayar, barulah bisa dilakukan tindakan oleh dokter," ucap perawat yang bertugas di meja resepsionis dan kasir.
"Operasi apa, Sus?" Mata Ayu nyaris terbelalak mendengar ucapan dari perawat itu.
"Operasi penis, Bu. Penisnya hancur karena terlibat perkelahian dengan temannya sendiri. Untuk lebih jelasnya, silakan tanyakan ke polisi itu!"
Ayu langsung memutar kepala menatap dua pria berseragam polisi yang terlihat sedang berbincang serius. Ia menatap tagihan yang ada di tangannya dan harus segera membayar untuk menyelamatkan suaminya.
"Aaargh ...!" Suara Nanda terdengar menggema ke semua ruangan itu. Ayu langsung berlari ke arah sumber suara dan membuka tirai yang menutupi salah satu ranjang pasien di sudut ruangan.
"Na-Nanda ...!?" Mulut Ayu terbuka lebar saat melihat alat kelamin milik Nanda sudah dipenuhi darah. Juga wajah tampannya yang sudah babak belur.
"Maaf, Bu ...! Anda siapa?"
"Saya istrinya, Suster."
"Tagihan untuk operasi sudah dibayar?"
Ayu terdiam sambil menatap kertas tagihan di tangannya.
"Cepat dibayar supaya dokter bisa segera melakukan operasi!" pinta perawat yang ada di sana.
"Ayu, tolong! Sakit banget!" pinta Nanda sambil berusaha meraih lengan Ayu. "Aku udah kasih kartuku ke Lita dan dia belum bayarin tagihanku sampai sekarang. Aku sakit, Yu!" rintihnya.
Ayu menghela napas. "Limit kartu kredit kamu udah habis, Nan. Kamu terlalu banyak menggunakan uangmu buat menyenangkan wanita itu. Sekarang, kamu butuh uang cash delapan ratus juta untuk operasi. Bisa dapet dari mana? Aku minta sama Oom Andre?"
"Jangan kasih tahu papa, Ay! Please ...!" pinta Nanda sambil menatap nanar ke arah Ayu.
"Kami akan kasih anastesi dulu, Bu. Tolong segera lakukan pembayaran!" pinta perawat yang ada di sana. Ia tidak tahan mendengar Nanda yang terus berteriak kesakitan ketika anestesi yang mereka suntikan sudah habis.
"Nggak usah dianastesi, Suster. Dia kuat, kok. Cowok kayak dia, nggak butuh anastesi," pinta Ayu. Meski kasihan, ia sangat kesal dengan Nanda yang masih diam-diam punya hubungan dengan Arlita.
"Ay, kamu ...!?" Nanda menggigit bibirnya, menahan rasa nyeri di bagian alat vitalnya.
"Aku bayar biaya operasi kamu dulu. Baik-baik di sini, ya! Harus kuat, dong! Bentar lagi jadi papa," pinta Ayu. Ia tersenyum manis sambil menepuk pipi Nanda, kemudian bergegas pergi untuk melunasi tagihan rumah sakit agar Nanda bisa segera diselamatkan.
Setelah selesai membayar tagihannya, Ayu langsung bernapas lega. Ia tidak lagi peduli dengan uang tabungannya yang terkuras habis. Ia harap, kejadian ini bisa membuat Nanda berubah menjadi pria yang baik dan bertanggung jawab.
Ayu mengedarkan pandangannya. Ia langsung menghampiri dua orang polisi yang ada di sana. "Pak, saya boleh tahu ... apa yang sebenarnya terjadi sama suami saya?" tanya Ayu.
Dua orang polisi itu langsung menoleh ke arah Ayu. "Suaminya yang mana?"
"Yang dari tadi teriak-teriak kesakitan karena itunya luka," jawab Ayu dengan nada malu-malu.
"Oh itu ... gini, Mbak ...!" Dua orang polisi itu langsung menceritakan kronologi kejadian dari versi Arlita dan Sonny. Mereka juga mengatakan kalau telah menahan Sonny untuk dimintai keterangan karena kasus perkelahian tersebut.
Ayu menghela napas kecewa. Yang ia tahu, Sonny tidak pernah marah sampai seperti ini. Jika dia sampai memukul Nanda, itu artinya kesalahan Nanda memang tidak termaafkan. Mungkinkah Sonny tahu kalau selama ini Nanda tidak pernah memperlakukannya sebagai istri dengan baik?
"Son, kamu boleh marah. Tapi tidak dengan menghancurkan dirimu sendiri seperti ini," tutur Ayu dalam hati. Ia bergegas melangkahkan kakinya keluar dari rumah sakit. Ia berniat menjenguk Sonny yang sudah ditahan pihak kepolisian Reserse Kriminal kota Surabaya sembari menunggu Nanda yang masih harus menjalani operasi selama beberapa jam ke depan.
"Son, why you so stupid!"
((Bersambung...))
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Lelaki Brengsek
RomanceRaden Roro Ayu Rizki Prameswari adalah seorang puteri bangsawan berpendidikan. Awalnya, hidupnya indah dan baik-baik saja sampai akhirnya bertemu dengan Ananda Putera Perdanakusuma (sahabat baik pacarnya) yang menghamilinya. Hidupnya berubah menjad...