Bab 14 - Possesive

481 40 0
                                    

Ayu mondar-mandir di ruang tamunya dengan gelisah. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan di rumahnya seorang diri. Rumah ini belum banyak furniture dan ia tidak tahu harus melakukan apa di rumah itu. Sudah seharian bersantai-santai dan ia merasa sangat bosan. Biasanya, dia selalu pergi bekerja. Hari ini barulah terasa dan menyesal telah melepaskan karirnya demi berbakti pada suami.

"Lebih baik aku ke pasar aja, deh. Cari bahan masakan untuk makan malam. Mungkin, Nanda mau menemaniku makan malam." Ayu tersenyum lebar. Ia segera melangkah ke kamar untuk mengambil dompet dan melangkahkan kaki keluar dari rumah itu.

Pasar sayuran terletak tak jauh dari komplek perumahan tersebut. Ia memilih untuk berjalan kaki. Ia bisa menikmati suasana dengan santai dan mengulur waktunya di luar rumah. Rumah yang besar dan sepi itu terasa sangat membosankan untuknya.

Suasana di pasar tetap saja ramai meski sudah sore. Ayu memilih beberapa sayuran, buah dan daging untuk ia masak. Ia tidak tahu makanan kesukaan Nanda dan hanya bisa memikirkan makanan yang disukai oleh kebanyakan orang. Berharap, Nanda akan menyukai hasil masakannya.

Di saat bersamaan, Nanda yang baru saja pulang dari kantor bersama Arlita, langsung menangkap bayangan tubuh Ayu yang sedang berada di tepi jalan di pasar yang ia lewati. Ia langsung menghentikan mobilnya dan melepas safety belt yang melingkar di pinggangnya.

"Kenapa, Nan?" tanya Arlita.

"Istriku," jawab Nanda sambil menunjuk ke arah Ayu dan segera keluar dari dalam mobil tersebut.

"Ay, kamu ngapain di sini?" tanya Nanda sambil menarik lengan Ayu dan membalikkan tubuh wanita itu agar menatap ke arahnya.

"Nanda?"

"Kenapa? Kaget lihat aku?" tanya Nanda lagi.

Ayu menggeleng santai. "Aku lagi cari bahan makanan untuk makan malam kita. Sudah pulang kerja?" Matanya langsung menangkap tubuh Arlita yang baru saja keluar dari mobil Nanda. Ia langsung menghela napas dan memilih untuk melangkah pergi meninggalkan pria itu.

"Hei, kamu mau ke mana!?" seru Nanda sambil mengejar langkah Ayu dan menghadangnya.

"Aku mau pulang."

"Pulang sama aku!" pinta Nanda sambil menyambar pergelangan tangan Ayu.

"Nggak usah, Nan. Kamu lagi sama pacarmu. Aku nggak mau ganggu."

"Oh. Jadi, kamu mau juga diganggu sama cowok lain? Lihat! Kamu keliaran pakai daster seksi kayak gini. Nggak sadar kalau sudah bersuami!?" sahut Nanda kesal.

Ayu mengernyitkan dahi dan menatap daster yang ia kenakan. Daster itu memang hanya di atas lutut dan tanpa lengan. Menurutnya biasa saja. Toh, Arlita juga mengenakan pakaian yang jauh lebih seksi darinya. Kenapa Nanda harus mempermasalah daster yang ia kenakan? Pria ini benar-benar membuatnya sangat kesal.

"Pulang sama aku!" pinta Nanda sambil menyeret lengan Ayu dan membawanya menghampiri mobilnya.

Arlita menaikkan kedua alisnya saat ia berhadapan langsung dengan Ayu. Ia hanya berdiri santai menatap wanita yang telah merebut kekasihnya dengan cara yang licik dan kejam.

"Lit, kamu pulang naik taksi, ya!" pinta Nanda sambil membuka pintu mobil dan memasukkan tubuh Ayu ke dalamnya.

Ayu menghela napas saat ia sudah duduk di dalam mobil. Meski ada Arlita di sana, ia tidak berani melakukan apa pun. Hanya bisa menundukkan kepala setiap kali bertemu dengannya. Sebab, ia sudah merebut Nanda dari tangan Arlita dan hatinya masih merasa bersalah.

Menikahi Lelaki BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang