Bab 154 - Negosiasi Perjodohan Bisnis

67 3 0
                                    


Karina melangkan kaki memasuki lobi kantor Amora Internasional penuh percaya diri. Di belakangnya, sudah ada Enggar, Ayu dan Nanda.

"Saya mau ketemu sama Oom Andre ...!" ucap Karina pada petugas resepsionis. Ia hanya menepuk meja resepsionis itu sekilas, kemudian bergegas pergi menuju lift yang ada di sana.

"Pagi, Pak Nanda ...!" sapa seorang satpam dan beberapa karyawan yang sudah sangat mengenal Nanda.

"Pagi ...!" balas Nanda sambil tersenyum manis, kemudian ia masuk ke dalam lift bersama dengan yang lainnya.

Beberapa saat kemudian, empat orang itu sudah berada di depan pintu ruang Presdir Amora Internasional.

"Selamat pagi, Oom ...!" sapa Karina sambil tersenyum manis saat sekretaris membukakan pintu untuknya.

"Pagi ...! Karina? Tumben main ke sini?" balas Andre sambil bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Karina. Belum sampai di hadapan Karina, langkahnya terhenti ketika melihat Nanda dan Ayu juga ada di sana. "Ada apa ini?"

Karina tersenyum sambil menatap wajah Andre. "Aku sengaja datang ke sini untuk berdiskusi dengan Oom Andre. Ada beberapa bisnis yang ingin aku diskusikan. Tapi sebelum itu, aku ingin memberitahukan satu hal pada Oom Andre."

Karina merangkul lengan Enggar yang ada di sana. "Karena Nanda dan Roro Ayu akan menikah, aku mau perjodohan kami di batalkan. Aku juga sudah punya pria lain yang akan menggantikan posisi Nanda. Kenalin, ini Mas Enggar Prakasa Dierjaningrat. Aku lebih memilih dia menjadi suamiku, daripada Nanda," ucapnya ceria.

"APA!? Kamu keluarga Dierja? Galaxy yang mengirimkanmu untuk menghancurkan perusahaanku, hah!?" seru Andre sambil menunjuk ke arah Enggar.

Enggar langsung menaikkan sebelah alisnya. "Apa hubungannya aku dengan Galaxy?"

"Galaxy didukung penuh bisnisnya oleh keluarga bangsawan kalian itu! Kamu sengaja ambil Karina dari saya supaya perusahaan saya jatuh lagi!? Kalian semua, KELUAR DARI SINI!" seru Andre.

"Oom Andre ini apa-apaan, sih!?" seru Karina. Amarahnya tiba-tiba meluap dan tidak mengerti dengan sikap pria ini. "Oom Andre main tuduh aja tanpa tahu kebenarannya seperti apa!?"

"Kebenaran apa? Kamu sudah memutuskan untuk menghentikan perjodohanmu dengan Nanda. Itu artinya, papamu akan segera menarik investasinya di perusahaan ini," sahut Andre dengan perasaan tak karuan. Ia benar-benar trauma dengan jatuhnya perusahaan yang sudah ia rawat selama puluhan tahun.

Karina menghela napas dan memahami kegundahan yang terjadi pada pria paruh baya di hadapannya itu. Ia mengeluarkan dokumen dari dalam tas dan mengulurkan ke hadapan Andre. "Oom, ini surat pernyataan dari papaku. Papa sudah tanda tangani di atas materai sepuluh ribu. Dia tidak akan menarik investasinya di perusahaan ini meski aku dan Nanda tidak jadi menikah."

"Serius?" Andre langsung menyambar dokumen dari tangan Karina dan memeriksanya. Ia menghela napas lega saat mengetahui kalau keluarga Karina tidak akan menarik investasi di perusahaannya yang baru saja bangkit dan stabil.

"Kalau Oom Andre mau, aku juga bisa berinvestasi di perusahaan ini," ucap Enggar sambil tersenyum ke arah Andre.

Andre langsung memutar kepalanya menatap wajah Enggar. "Bukankah keluarga Dierja selalu mendukung bisnis Galaxy?"

"Tidak cuma Galaxy, semua bisnis yang punya potensi dan stabil, selalu kami dukung. Galaxy memang besar atas dukungan Oom Chandra. Tapi dukungan dari Oom Chandra juga tidak akan begitu berguna jika Tuan Ye tidak bisa membangun bisnisnya dengan baik," jawab Enggar.

Andre mengangguk-anggukkan kepala. "Kamu cukup tahu juga?"

"Sangat tahu," jawab Enggar sambil tersenyum.

Karina tersenyum lega saat Andre terlihat santai dan emosi yang tadi menguasainya, hilang secara perlahan. "Oom, jadi gimana? Nanda dan Roro Ayu sudah boleh menikah 'kan?"

Andre langsung memutar kepalanya menatap Nanda dan Roro Ayu. Senyum di bibirnya tersungging saat melihat dua orang itu bergandengan tangan dengan erat. "Baiklah. Papa akan merestui kalian untuk menikah. Dengan syarat ..."

"Apa syaratnya, Pa?" tanya Nanda bersemangat.

"Kalian berdua harus mengurus Amora setelah menikah!" pinta Andre.

Nanda dan Ayu saling pandang sambil tersenyum. Kemudian, mereka mengangguk bersamaan.

Nanda langsung melompat ke arah Andre dan memeluknya. "Makasih ya, Pa!"

Menikahi Lelaki BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang