"Bunda, maunya punya menantu yang centil atau kalem?" tanya Rocky sambil menoleh ke arah Yuna.
"Yang kalem dan elegan kalau di luar, tapi sayang dan peduli sama kamu," jawab Yuna.
Rocky terkekeh sambil menyandarkan lengannya ke punggung kursi yang diduduki Nadine. "Kamu sayang sama aku, nggak?"
"Apaan sih?" sahut Nadine sambil menyubit perut Rocky.
"Aw ...! Sakit, Nad!" bisik Rocky sambil mengelus perutnya yang terasa memanas.
"Kalian berdua udah balikan?" tanya Yuna sambil menatap Nadine dan Rocky yang terlihat mesra.
"Nggak, Bunda," jawab Nadine sambil tertawa kecil.
"Nggak mau dipacarin, Bunda. Dia maunya langsung dilamar. Kapan bunda lamarkan Nadine buat aku?" sahut Rocky sambil memainkan alisnya.
"Heleh, kemarin kamu masih jalan sama cewek lain. Kok, mau minta lamarkan Nadine. Nadine terlalu baik buat kamu."
Rocky mendelik ke arah Yuna yang tidak mendukung dirinya sedikit pun.
Nadine menjulurkan lidahnya ke arah Rocky.
Rocky langsung memajukan wajahnya, berniat menyambar lidah Nadine yang terjulur menggunakan bibirnya. Tapi Nadine sudah berkelit dengan cepat dan berusaha menghindari Rocky meski pria itu terus memaksa dan mengunci kepala Nadine ke lengannya.
"Okky ...! Ampun ...!" seru Nadine saat kepalanya dijepit di dada Rocky. "Nanti make-up aku rusak!"
Semua orang tertawa melihat kelakuan Rocky yang mengganggu teman-teman wanitanya. Tidak hanya dengan Nadine, Chika dan yang lain pun sudah biasa menghadapi candaan Rocky.
Yuna menggeleng-gelengkan kepala. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Roro Ayu. Mengajak wanita muda itu bercerita banyak hal tentang masa lalu mereka saat masih bersekolah di Melbourne University.
"Ternyata tongkrongan kita sama aja, ya? Tetep aja perpustakaan. Sekarang, kamu berhenti kerja? Kenapa?" tanya Yuna sambil menatap wajah Roro Ayu.
"Di keluarga kami, perempuan yang sudah menikah harus fokus mengurus rumah tangga dan mengutamakan pendidikan anak-anak. Jadi, saya resign."
"Duh, sayang banget. Kalau ikut ngurus perusahaan keluarga, boleh kan?" tanya Yuna. "Aku juga nggak kerja. Orang lain yang kerja untuk aku," lanjutnya sambil mengerdipkan sebelah matanya.
Ayu tersenyum menanggapi ucapan Yuna.
"Ndre, kamu jangan biarin dia jadi ibu rumah tangga doang, dong! Sayang loh prestasi yang dia punya. Kasih jabatan di perusahaanmu, Ndre. Amora 'kan perusahaan besar. Masa menantu sendiri nggak dikasih kursi? Orang lain aja bisa menduduki kursi pimpinan di perusahaanmu."
Andre tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Jangan senyum-senyum aja! Menantu kayak gini harus diperlakukan dengan baik. Kalau urusan rumah, bisa pakai pelayan. Kamu jangan kayak orang susah gitu dong, Ndre!" ucap Yuna sambil menatap wajah Andre.
Andre menahan tawa sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. "Akan aku pikirkan."
"Jangan dipikir doang! Langsung bertindak! Kamu mau kasih jabatan apa buat menantumu ini? Kami semua jadi saksinya," pinta Yuna.
Andre menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Eh, dia punya track record yang bagus. Prestasi bagus dan pengalaman kerja di perusahaan yang bagus juga. Kalau kamu nggak mau kasih jabatan buat dia. Aku hire dia jadi Wakil Direktur Pengembangan Bisnis. Chandra lagi butuh wakil karena yang sebelumnya udah resign," tutur Yuna.
"Hahaha." Andre tergelak mendengar ucapan Yuna. "Kamu jangan terang-terangan ngambil orangku, Yun."
"Kamu sia-siain orang seperti ini. Aku mana bisa melewatkan orang-orang berpotensi seperti ini. Galaxy need generasi baru yang seperti ini," ucap Yuna sambil menoleh ke arah Ayu. "Kamu mau salary berapa? Tinggal sebut dan kami akan kasih untukmu!"
Ayu tersenyum menatap wajah Yuna. "Nyonya, saya merasa sangat terhormat mendapat tawaran seperti ini. Tapi saya sudah menikah. Kalau bekerja di luar, harus atas izin suami. Saya tidak bisa melanggar peraturan keluarga kami."
Yuna tersenyum sambil mengusap lembut lengan Ayu. "Kamu istri yang berbakti banget?" ucapnya terharu. Ia mengedarkan pandangannya, mencari sosok suami Ayu yang ada di meja lain.
"Nanda, Ayu boleh kerja di Galaxy?" seru Yuna.
Nanda yang baru ingin menyuapkan makanan ke mulutnya, langsung memutar kepala menatap wajah Yuna.
"Boleh, ya!" pinta Yuna sambil memainkan alisnya menatap Nanda.
Nanda langsung meletakkan sendoknya perlahan ke atas piring. "Nggak kerja aja dia udah pinter. Kalau kerja di Galaxy, aku bakal jadi jongos buat dia, dong?" batinnya.
"Kalau diam artinya setuju!" seru Yuna sambil tersenyum puas dan langsung merangkul Ayu. Mengajak wanita itu untuk membicarakan tentang ekonomi dan bisnis di masa depan.
"Uhuk ... uhuk .. uhuk ...!" Nanda langsung tersedak. Ia segera meminum air putih yang ada di hadapannya.
Rocky memperhatikan wajah Nanda yang duduk berseberangan dengannya. "Bundaku paling jago kalau ngerebut orang. Kalau kamu sia-siakan Roro Ayu. Galaxy akan menyiapkan rumah yang nyaman untuk dia," ucapnya lirih.
GLEG!
Nanda menelan salivanya dengan susah payah. "Shit! Apa sih yang dilihat dari Roro Ayu sampai semua orang belain dia dan menginginkan dia seperti ini?" batinnya menahan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Lelaki Brengsek
RomanceRaden Roro Ayu Rizki Prameswari adalah seorang puteri bangsawan berpendidikan. Awalnya, hidupnya indah dan baik-baik saja sampai akhirnya bertemu dengan Ananda Putera Perdanakusuma (sahabat baik pacarnya) yang menghamilinya. Hidupnya berubah menjad...