"Kamu beneran sewain mobil? Aku pikir, cuma guyon, Nad. Kamu nggak punya uang sampai sewain mobilmu?"
"Punya. Tapi mobilku disewa sama orang buat bikin konten," jawab Nadine sambil melangkahkan kakinya bersama Rocky. Sementara, Ayu dan Nanda sudah ada di belakang mereka.
"Konten apaan pake Lambo? Film gitu?" tanya Rocky.
Nadine menggeleng. "Buat bikin konten video gitu, loh. Apa sih namanya? Aku nggak begitu paham. Konten pura-pura jadi orang kaya."
Rocky menahan tawa mendengar ucapan Nadine. "Serius!? Ada yang begitu?"
Nadine mengangguk. "Ada. Roro tahu tuh orangnya."
Rocky langsung menoleh ke arah Ayu. "Iya, Ro?" tanyanya.
Ayu mengangguk sambil tersenyum. "Videonya sering sliweran di media sosial pakai Lambo punya Nadine."
"Terus, diakui kalau mobil itu punya dia?" tanya Rocky sambil menahan tawa. "Parah!"
"Iya. Buat konten gitu," jawab Nadine.
"Kamu sendiri nggak pernah pamerin mobil kamu ke orang lain. Kenapa malah biarkan orang lain pakai mobil kamu buat pamer?" tanya Rocky sambil geleng-geleng kepala.
"Ya, nggak papa. Toh, aku juga dapet duit," jawab Nadine sambil tersenyum.
"Nggak gitu, Nad. Kamu ... ck, kalau butuh uang, ngomong ke aku! Berapa sewain Lambo dalam sehari?" tanya Rocky.
"Sepuluh juta sehari," jawab Nadine.
"Serius!? Supercar aku di bengkel ada banyak. Sepuluh unit aku sewain, udah dapet seratus juta sehari. Cari duit gampang banget?" tanya Rocky sambil melebarkan kelopak matanya.
"Iih ... sepuluh juta tuh udah yang paling murah. Sebenarnya, aku lagi berusaha melindungi diriku sendiri. Pakai mobil mewah, bisa jadi incaran perampok atau orang-orang jahat di luar sana. Aku 'kan bisa pura-pura miskin dan bilang mobil ini punya si A kalau aku diculik," jawab Nadine sambil tertawa kecil.
"Hahaha. Otakmu cerdas juga. But, lain kali nggak perlu sewain mobil kamu lagi! Lebih baik, taruh di rumah aja! Nanti kalau ketemu di jalan dan aku kejar mobil itu karena ngira itu kamu, gimana?" pinta Rocky.
Nadine tertawa kecil. "Aku nggak pernah pake mobil sport setiap hari. Pakainya kalau balapan, kalau kunjungi papa di Jakarta atau kunjungi nenek di Surabaya."
"Alasan. Dulu, kamu sering bawa Lambo buat jalan-jalan sama mama kamu," sahut Rocky sambil mencebik ke arah Nadine.
"Hehehe. Itu 'kan dulu waktu masih remaja, masih suka pamer sama cewek-cewek lain di luar sana. Sekarang, aku lebih pentingin privasi dan keamanan. Aku nggak mau bikin Mama Nadia dan Papa Satria panik terus karena aku selalu kabur dari penjagaan ajudannya."
"Nakal!" celetuk Rocky sambil mengetuk kening Nadine.
"Iih ... kamu yang ajari nakal 'kan?" goda Nadine.
Rocky menahan tawa sambil merangkul tubuh Nadine dan memasukkannya ke dalam mobil begitu mereka sampai di parkiran.
Nanda juga ikut membawa Ayu masuk ke dalam mobil. Mereka memilih untuk bungkam, tidak ada pembicaraan yang bisa mereka bahas dan hanya menjadi pendengar Nadine dan Rocky.
Ayu menggigit bibir bawahnya sambil menatap lurus ke depan. Ia mengelus perutnya yang mulai membuncit dan semua rasa takut akan masa depan, terlintas di pelupuk matanya.
Nanda menoleh ke arah Ayu yang masih bergeming. Ia langsung menarik safety belt dan memasangkannya di tubuh Ayu. "Kenapa ngelamun?" bisiknya.
"Eh!?" Suara Nanda membuyarkan lamunan Ayu. "Nggak papa. Lagi mikir aja."
"Mikirin apa?" tanya Nanda sambil menekan start engine dan mulai menjalankan mobilnya perlahan.
Ayu tak menjawab pertanyaan Nanda. Ia memilih untuk berdiam diri sepanjang perjalanan. Semua perasaan yang penuh sesak di dalam hatinya, tidak pernah bisa ia ungkapkan di hadapan Nanda. Ia tidak ingin terus berdebat dan membuat perasaannya malah semakin memburuk karena perlakuan Nanda terhadapnya tidak sesuai yang ia harapkan.
"Ay, kamu udah cantik banget kayak gini ... nggak bisa bersikap manis ke aku?" tanya Nanda saat Ayu masih saja bergeming ketika Nanda sudah memarkirkan mobilnya di depan mansion mewah di wilayah Virginia.
"Bukannya setiap hari aku sudah bersikap manis?" tanya Ayu balik.
"Bukan gitu, Ay. Aku mau, kamu lebih manis lagi ... lebih nurut sama aku. Aku akan penuhi semua permintaan kamu kalau kamu nggak pasang wajah pura-pura manis di depanku," jawab Nanda sambil tersenyum manis menatap Ayu.
Ayu tersenyum dan balas menatap Nanda. "Kamu juga nggak perlu pasang sikap pura-pura sayang ke aku!" sahutnya sambil melepas safety belt dan keluar dari dalam mobil Nanda.
Nanda menahan geram saat Ayu keluar begitu saja dari dalam mobil. "Shit!" umpatnya sembari memukul setir di hadapannya.
"Dia tahu kalau aku pura-pura sayang? Gimana caranya bikin perempuan ini jatuh cinta sama aku, percaya sama aku dan nggak perlu menyelidiki perempuan-perempuan lain di belakangku?" gumam Nanda. Ia benar-benar tidak tahu bagaimana caranya menghadapi Roro Ayu dan menyelamatkan kekayaan keluarganya.
((Bersambung...))
Terima kasih sudah mendukung author untuk terus berkarya!
Doain authornya sehat terus dan lancar ide, ya!
Juga dijauhkan dari hal-hal yang bikin author terdistraksi saat nulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Lelaki Brengsek
RomanceRaden Roro Ayu Rizki Prameswari adalah seorang puteri bangsawan berpendidikan. Awalnya, hidupnya indah dan baik-baik saja sampai akhirnya bertemu dengan Ananda Putera Perdanakusuma (sahabat baik pacarnya) yang menghamilinya. Hidupnya berubah menjad...