Bab 66 - Bantuan Keluarga Hadikusuma

384 27 0
                                    


Andre dan Nia melangkahkan kaki masuk ke rumah mewah milik keluarga Hadikusuma. Dua hari sebelumnya, mereka sudah membuat janji bertemu untuk meminta bantuan dari Yuna dan Yeriko.

Yuna dan Yeriko langsung menyambut kedatangan Andre dan istrinya. "Tumben kalian sampai main ke sini. Ada masalah genting banget?" tanyanya saat Andre dan Nia sudah duduk bersama di sofa ruang tamu.

"Yun, yang aku ceritain waktu itu. Keluarga Roro Ayu menuntut kami," jawab Nia sambil dengan mata berkaca-kaca.

"Hah!? Nuntut gimana?"

Nia menoleh ke arah Andre dengan perasaan tak karuan. "Nanda nggak mau dengarkan kami dan keluarga Roro memaksa kami mengembalikan puterinya. Kalau Roro dan Nanda bercerai. Artinya ..."

"Delapan puluh persen kekayaan kalian akan jadi milik keluarga bangsawan itu?" tanya Yuna.

Nia mengangguk.

"Kenapa bisa seperti ini?" tanya Yeriko sambil menatap wajah Andre dan Nia bergantian.

"Mas Andre sudah menandatangani perjanjian dengan keluarga keraton itu. Kami nggak bisa berbuat apa-apa kalau sampai Nanda dan Ayu bercerai. Kalian tahu, mereka bukan hanya menuntut keluarga kami secara hukum adat. Tapi juga menuntut Nanda atas kasus pidana dan perdata. Gara-gara satu anak aja, hidup kaami berantakan," jawab Nia sambil menitikan air mata. "Bisa tolong kami, Yun?"

Yuna menghela napas. "Kalian ceritakan dulu ke kami, bagaimana detail ceritanya supaya kami tahu bagaimana caranya membantu kalian," pintanya.

Nia dan Andre mengangguk, kemudian menceritakan detail perjanjian terpaksa ditandatangani oleh Andre karena tututan dari pihak keraton kesultanan sangat besar. Mereka tidak mungkin menghabiskan semua harta mereka, juga tidak mungkin membiarkan putera mereka masuk penjara karena kasus pemerkosaan terhadap puteri keluarga bangsawan yang begitu dihormati.

"Setahu aku, kasus pemerkosaan itu nggak bisa dibawa ke hukum kalau nggak ada bukti. Memangnya, Roro Ayu punya bukti yang bisa menjerat anak kalian?" tanya Yuna.

Andre mengangguk. "Diam-diam, Ayu merekam kejadian saat puteraku menodainya. Dia juga melakukan visum dan hasil pemeriksaan plasenta di kandungannya, positif anak Nanda. Roro Ayu itu diam, lembut, tapi berbahaya karena terlalu cerdas buat kami."

"Kami juga tidak menyangka kalau Roro Ayu mengumpulkan begitu banyak bukti untuk memenjarakan putera kami. Itulah sebabnya, Mas Andre memilih jalan untuk menandatangani perjanjian itu. Kami harus menyelamatkan Nanda, juga menyelamatkan masa depan perusahaan kami." Nia menambahkan.

"Asal mereka nggak bercerai, kalian aman 'kan?" tanya Yuna.

Nia dan Andre menganggukkan kepala.

"Astaga ...! Itu mah perkara gampang. Damaikan aja mereka berdua!" sahut Yuna santai.

"Mereka berdua itu kelihatan harmonis dan baik-baik saja di depan kami. Kami nggak tahu kalau Nanda diam-diam masih punya hubungan dengan wanita lain. Mas Edi sangat marah dan dia minta pernikahan mereka dibatalkan. Itu artinya, kami akan kehilangan semuanya, Yun. How?"

Yuna menghela napas. "Apa nggak bisa diselesaikan secara kekeluargaan?"

Nia dan Andre menggeleng. "'Mas Edi Baskoro itu sifatnya keras. Dia nggak mau berdamai dan meminta kasus pemerkosaan puterinya dibawa ke hukum," ucap Andre dengan perasaan tak karuan.

Yuna langsung menyodorkan segelas air putih ke hadapan Andre. "Minumlah dulu! Nggak ada masalah yang nggak ada jalan keluarnya, Ndre. Kamu tenanglah supaya bisa berpikir jernih!" pintanya lembut.

"Buat mereka saling jatuh cinta, nggak bisa?" tanya Yeriko sambil melirik kesal ke arah Yuna yang terlalu perhatian meski pada orang lain.

"Yah, mereka terlihat baik-baik aja di luar. Kami pikir, ada cinta di hubungan mereka, Yun," ucap Nia sambil mengusap air matanya.

"Anak-anak memang pandai berpura-pura supaya orang tua nggak khawatir dan kepikiran. Itu artinya, mereka sayang dan patuh sama orang tua. Cobalah kamu tegasin Ananda! Jangan terlalu dimanjain!" pinta Yuna sambil menatap Nia dan Andre.

"Kayak kamu nggak manjain anak aja," celetuk Yeriko.

"Hei, walau aku manjain mereka, mereka tetap mandiri!" sahut Yuna. "Yang paling manja sama aku cuma Okky dan dia sudah belajar usaha bengkel sejak SMP. Kamu juga manjain dia, kok. Lihat aja koleksi mobil mewahnya itu! Siapa yang beliin terus kalau bukan kamu!"

"Kamu ...!?" Yeriko menatap geram sambil menunjuk ke arah Yuna. ia menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa kecil. "Ndre, perempuan kapan bisa kalah?" bisik Yeriko sambil mendekatkan bibirnya ke telinga Andre.

Andre ikut tertawa kecil melihat Yuna dan Yeriko yang kerap berdebat, tapi tetap saja harmonis dan saling menyayangi hingga mereka menua bersama.

Menikahi Lelaki BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang