Bab 167 - I Do

287 10 1
                                    

Nanda mengernyitkan dahi. "Waktu aku nggak punya apa-apa, kamu tetep mau sama aku karena aku ganteng 'kan? Bisa aja kamu tertarik sama yang lebih ganteng lagi. Iya 'kan?"

"Hahaha. Masa aku mau sama berondong, sih? Nggaklah. Aku tetep sayang sama kamu. Nggak ada yang bisa gantikan kamu karena aku bukan sekedar sayang, aku juga butuh kamu ada di sisiku," ucap Ayu sambil menyentuh lembut pipi Nanda.

Nanda tersenyum sambil mengecup bibir Ayu berkali-kali. "Janji? Nggak akan ada cowok lain selain aku?"

Ayu mengangguk. "Harusnya aku yang tanya seperti itu ke kamu. Bukannya kamu yang selalu gonta-ganti pasangan, hah?"

"Aku sudah tobat, Ay. Lebih baik jadi mantan anak nakal daripada malah jadi mantan anak baik. Iya, kan?"

"Memang harus tobat karena kamu akan menjadi seorang ayah dari anak perempuan. Tugas kita jauh lebih berat untuk mendidik dan merawat dia. Aku yang sudah dilindungi begitu kuat oleh orang tuaku saja, masih bisa dilahap oleh predator sepertimu," ucap Ayu sambil menatap wajah Nanda.

Nanda melebarkan kelopak matanya. "Kamu ngatain aku predator, hah!? Bukan salahku kalau aku melakukan itu. Kamu yang terlalu cantik dan seksi, Ay."

"Aku nggak pernah berpakaian seksi seperti yang lain, Nan."

"Kamu tidak pakai pakaian seksi saja sudah membangkitkan gairahku, Ay. Apalagi pakai yang seksi," sahut Nanda sambil menatap gemas ke arah wajah Ayu yang terlihat lebih chubby dan menggemaskan saat hamil seperti ini.

Ayu terkekeh mendengar ucapan Nanda. "Kenapa bisa seperti itu?"

"Nggak tahu. Mungkin, karena Tuhan hanya meletakkan satu orang wanita dari milyaran wanita di dunia ini yang bisa menggetarkan hatiku," jawab Nanda.

Ayu tersenyum bahagia sambil menatap lekat mata Nanda. "Nan, andai apa yang terjadi padaku di masa lalu ... terjadi juga pada puteri kita di masa depan. Apa yang akan kamu lakukan?"

"Aku akan membunuh laki-laki yang sudah menyakiti puteri kita!" sahut Nanda tegas.

"Ayah Edi tidak melakukan itu padamu."

"Eh!? Itu karena kamu mencintaiku sejak awal. Iya 'kan?" tanya Nanda penuh percaya diri.

Ayu tertawa kecil menanggapi pertanyaan Nanda. "Jadi, kalau puteri kita mencintai pria yang salah ... apa kita akan membiarkannya hidup dengan pria itu?"

"Ay, aku tahu kamu dosen. Tapi jangan kasih aku pertanyaan yang susah dijawab, dong!" pinta Nanda sambil menatap payah ke arah Ayu.

Ayu tertawa kecil dan menyandarkan kepalanya di pundak Nanda. "Nan, kamu tahu ... ada hal-hal yang terkadang tidak bisa diterima nalar. Terkadang aku berpikir, bagaimana aku bisa mencintaimu yang begitu brengsek. Menyakitiku berkali-kali, tapi aku tidak pernah bisa benar-benar pergi. Dan aku baru sadar bahwa cinta bukan sekedar menerima kekurangan. Tapi bagaimana kita tetap bertahan, meski harus menahan jutaan rasa sakit."

Nanda tersenyum dan membenamkan bibirnya ke pelipis Ayu. "Maafkan aku, Ay! Aku janji, tidak akan pernah menyakitimu lagi. Kalau aku melakukannya, kamu boleh bunuh aku saat itu juga."

"Mati itu terlalu mudah untuk kamu yang sudah menyakitiku. Kamu harus tetap hidup dan menebus kesalahanmu sampai mati!" tegas Ayu sambil menatap wajah Nanda.

Nanda mengangguk. "I do," ucapnya sambil merangkul pundak Ayu. Menikmati indahnya mentari yang perlahan kembali ke tempat peristirahatannya. Ia berharap, bisa menjadi pria yang selalu mencintai Ayu. Melindungi wanita ini dan keluarga kecil yang ia bangun. Memberikan mereka nafkah, cinta, pendidikan dan jaminan masa depan yang baik. Sebab, dunianya yang pernah liar adalah bola besar yang ia genggam untuk menjadi pelindung keluarganya di masa depan.

Hal buruk yang terjadi di masa lalu adalah pelajaran paling berharga agar kita lebih berhati-hati dalam bertindak dan mengambil sebuah keputusan. Sebab, ada banyak nasihat di dunia ini agar kita tidak menyesal. Tapi, penyesalan itu tetap ada dan tidak ada satu pun manusia yang tidak memiliki penyesalan dalam hidupnya. Kata sesal adalah sebuah pelajaran paling berharga dalam kehidupan dan mengendalikan tindakan kita di masa depan.

-TAMAT-

Terima kasih sudah menjadi sahabat setia bercerita!

Jadikan tulisan ini sebagai pelajaran hidup bahwa seburuk-buruk manusia, akan ada titik yang membalikkan dan mengubah hidupnya. Dan tidak semua orang memiliki kesempatan ini. Maka, selagi ada kesempatan ... tanamlah benih kebaikan meski hanya sebutir benih sawi.

Sampai ketemu lagi di cerita-cerita selanjutnya ...!

Much Love,

@vellanine.tjahjadi

Menikahi Lelaki BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang