Bab 135 - Kecewa Lagi

145 15 1
                                    


Setelah menempuh perjalanan kurang lebih empat jam dari kota Surabaya, Nanda dan Karina akhirnya sampai di depan halaman Keraton Kesultanan Surakarta.

"Wow ...! Aku baru pertama kali lihat langsung keraton ini," ucap Karina sambil mengedarkan pandangannya dan mengagumi arsitektur bangunan yang terlihat begitu khas. "Papa sering cerita soal bangsawan-bangsawan keraton yang menguasai beberapa bisnis di pulau ini. Tapi, aku sendiri belum pernah datang ke keraton ini."

"Papamu punya bisnis dengan para bangsawan keraton?" tanya Nanda.

Karina mengangguk. Ia membuka pintu mobil dan segera keluar dari sana.

Nanda menarik napas dalam-dalam dan ikut keluar dari dalam mobil tersebut. Ia melangkah perlahan memasuki halaman keraton tersebut dan menghampiri dua penjaga pintu yang berdiri di sana.

"Permisi ...! Saya suaminya Raden Roro Ayu Rizky Prameswari. Bisa ketemu dengan beliau?" sapa Nanda sambil tersenyum manis.

Dua penjaga itu langsung saling pandang. "Sebentar, Mas! Kami laporan dulu!"

Nanda mengangguk. Ia memilih menunggu di depan keraton tersebut sembari berbincang dengan Karina.

Salah satu penjaga itu masuk ke dalam pintu keraton dan segera melangkah menuju kediaman Roro Ayu yang ada di sana. Namun, ia masih harus berkeliling karena Roro Ayu tidak tinggal di kamarnya, melainkan berada di perpustakaan sejak seminggu lalu.

"Permisi, Ndoro Puteri ...! Saya penjaga di luar istana ingin menghadap!" Penjaga pintu itu membungkuk hormat di depan pintu perpustakaan yang dibiarkan terbuka.

"Penjaga luar istana? Apa Nanda datang?" batin Ayu. Ia langsung bangkit dari kursi dan menghampiri penjaga tersebut.

"Ada apa? Ada yang cari saya?" tanya Roro Ayu.

"Ada, Ndoro. Suami Ndoro Puteri," jawab penjaga pintu tersebut. "Apakah ...." Ucapan penjaga pintu itu terhenti saat Ayu sudah berlari ceria meninggalkan bangunan perpustakaan tersebut.

Penjaga pintu itu tersenyum dan mengikuti langkah Ayu di belakangnya.

Ayu terus berlari sambil tersenyum ceria menuju ke pintu utama keraton tempat tinggalnya. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan pria yang sangat ia rindukan kehadirannya. Bodohnya, meski ia tahu kalau Nanda kerap bersama wanita lain, ia tetap saja tidak bisa benar-benar marah dengan pria itu. Ia harap, Nanda akan benar-benar menyadari kalau ia adalah satu-satunya wanita yang paling mencintai pria itu. Ia sangat sakit ketika Nanda masih melihat wanita lain lagi dalam hidupnya.

"Nanda ...!" seru Ayu ceria begitu ia membuka pintu gerbang dan mendapati punggung Nanda sudah ada di hadapannya. Ia langsung berlari menghampiri pria itu sambil merentangkan kedua tangan, bermaksud memeluk tubuh pria itu.

Nanda yang sedang berbincang serius dengan Karina, langsung memutar kepala begitu mendengar suara teriakan Ayu. Senyum di bibirnya mengembang begitu mengetahui kalau Ayu menyambut kedatangannya dengan wajah begitu ceria.

DEG!

Ayu menghentikan langkahnya saat matanya menangkap wajah wanita cantik yang ada di hadapan Nanda. Wanita itu adalah wanita yang sama dengan yang ia temui seminggu lalu di Galaxy Mall, kota Surabaya.

"Ayu ...!" Nanda tersenyum sambil melangkah menghampiri Ayu.

Ayu menggeleng sembari memundurkan langkahnya hingga sejajar dengan dua penjaga pintu keraton tersebut. "Jangan biarkan dia masuk ke keraton!" perintahnya.

"Ay, kamu kenapa?" tanya Nanda sambil berusaha menghampiri Ayu.

Dua penjaga pintu luar itu langsung menyilangkan pedang mereka di hadapan wajah Nanda.

Nanda menghentikan langkahnya dan menatap mata pedang yang begitu tajam dan mengkilap di hadapannya. Hanya sekali tebasan, lehernya bisa langsung terpisah jauh dari tubuhnya.

"Jangan biarkan pria brengsek ini masuk ke dalam keraton! Kalau perlu, bunuh saja dia!" perintah Ayu sambil berbalik dan melangkah pergi. Air matanya menetes perlahan saat melihat Nanda datang bersama wanita lain.

Entah apa yang akan dilakukan pria itu terhadapnya. Mungkinkah akan memperkenalkan wanita itu sebagai pacarnya dan segera mengakhiri hubungan mereka. Ia terlalu takut menghadapi kenyataan kalau hubungan mereka harus berakhir kembali. Ayu memilih untuk tidak mengetahui apa pun daripada harus menanggung rasa sakit dan kecewa karena cinta Nanda untuknya masih terbagi-bagi dengan wanita lain lagi.

((Bersambung...))

Terima kasih sudah jadi sahabat setia bercerita!

Dukung terus supaya author makin semangat nulisnya!

Much Love,

@vellanine.tjahjadi

Menikahi Lelaki BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang