Bab 148 - Ditolak Papa Mertua

147 13 0
                                    


Setelah mendapatkan izin dari semua keluarga keraton untuk mempersunting puteri mahkota mereka, kini giliran Nanda yang membawa Ayu untuk masuk dan mengambil izin dari keluarga Perdanakusuma untuk menikah.

"Pagi, Ma ...!" sapa Nanda sambil menghampiri Nia yang sedang menyiram tanaman di depan rumah mereka.

"Nanda ...!?" Nia langsung melemparkan alat semprot di tangannya begitu saja dan berlari memeluk tubuh puteranya itu. "Kamu ke mana aja? Baik-baik di luar sana?" tanyanya sembari menitikan air mata.

Nanda mengangguk sambil tersenyum. "Nanda baik-baik saja, Ma. Hari ini Nanda datang ke sini bersama Ayu."

Nia langsung menoleh ke arah Ayu yang berdiri di sebelah Nanda. "Gimana kabar kamu, Sayang?" sapanya sambil tersenyum manis.

"Baik, Ma. Mmh ... apa Ayu masih boleh panggil mama?"

"Boleh, dong," jawab Nia sambil tersenyum manis. "Sudah beberapa minggu ini, Nanda tidak pulang ke rumah. Mama tenang kalau ternyata dia bersamamu."

Ayu tersenyum sambil menatap wajah Nia. "Ayu baru bertemu Nanda empat hari belakangan ini, Ma."

"Eh!? Kamu selama ini tinggal di mana?" tanya Nia dengan kening mengernyit.

Nanda tersenyum sambil merangkul tubuh Ayu. "Aku tinggal di kantor baruku untuk sementara."

"Sudah kerja? Kerja di mana?" tanya Nia penasaran. "Papa kamu itu memang jahat sama anak sendiri."

"Aku dirikan perusahaan sendiri, Ma," jawab Nanda. "Mmh, masih kecil-kecilan. Tapi ... aku senang menjalaninya. Ayu juga sudah berjanji akan membantuku mengembangkan perusahaan setelah kami menikah."

"Kalian mau rujuk lagi?" tanya Nia dengan wajah sumringah. Ia langsung memeluk dua orang yang ada di depannya itu. "Mama senang kalau kalian bisa rujuk lagi!"

Nanda tersenyum bahagia saat niatnya mendapat sambutan baik dari mamanya. Tapi, ia masih khawatir jika Papa Andre tidak merestuinya dan membuat hati Ayu terluka.

"Masuk, yuk!" ajak Nia sambil menarik lengan Ayu dan Nanda.

"Papa di rumah?" tanya Nanda.

"Masih di rumah. Jam sepuluh baru berangkat ke kantor," jawab Nia sambil melangkah memasuki rumahnya.

"Pa ...! Papa ...! Lihat, siapa yang datang?" seru Nia ceria sambil menghampiri Andre yang sedang bersantai di ruang keluarga.

Andre langsung memutar kepalanya dan menatap wajah Nanda yang ada di sana. "Kamu ...!? Masih punya nyali masuk rumah ini? Mau apa? Udah bersedia menikah sama Karina?"

"Pa ...!" Nanda langsung menggenggam tangan Ayu sembari menatap wajah papanya. "Aku nggak akan menikahi wanita lain selain Ayu."

Andre tersenyum sinis menatap Ayu yang berdiri di samping Nanda. "Jangan harap Papa mau menerima wanita ini jadi mantu Papa. Perempuan ini sudah membuatku masuk rumah sakit, masuk penjara dan membuat keluarga kita bangkrut. Kalau kamu masih memaksakan diri menikahi wanita ini, kamu bunuh aja papamu!" sentaknya.

Ayu langsung menitikan air mata mendengar ucapan Andre. Ia benar-benar tidak menyangka jika pria yang dulu begitu baik dan menyayanginya sebagai menantu, kini telah berubah menjadi sosok pria yang begitu membencinya.

"Maafin Ayu, Oom ...! Ayu memang sudah menghancurkan keluarga ini dan tidak layak untuk ada di sini. Terima kasih sudah pernah menerima Ayu dengan baik sebagai menantu," ucap Ayu sambil menunduk hormat.

"Bagus kalau kamu sadar siapa dirimu saat ini. Jangan pernah dekati puteraku lagi! Sebagus apa pun dirimu sekarang, aku tidak tertarik menjadikanmu menantu!" tegas Andre.

Ayu menahan rasa perih yang begitu menusuk mata, hati dan seluruh tubuhnya. Kalimat yang keluar dari mulut Andre, benar-benar seperti belati yang sedang menguliti seluruh tubuhnya.

Ayu menahan napas' dan tersenyum menatap Nanda. "Nan, makasih sudah menjadi pria yang mau menerimaku apa adanya. Sudah mau menerimaku kembali meski aku sangat menyakitimu. Maaf! Mungkin, jodoh kita hanya sampai di sini," ucapnya sembari melepaskan tangan Nanda.

Nanda menggelengkan kepala sambil berusaha menggenggam tangan Ayu. Namun, wanita itu terus menepisnya dan berbalik pergi meninggalkannya.

"Mas, kenapa bicara sekasar itu sama Ayu? Dia wanita baik-baik. Aku yakin, dia nggak bener-bener salah. Yang salah memang anak kita, Mas. Nanda saja mau memaafkan Ayu, kenapa kamu tidak bisa?" tutur Nia sambil menatap wajah Andre.

Andre bergeming dan menatap wajah Nanda. "Kalau kamu mengejar dia, jangan harap Papa akan menerimamu sebagai anak Papa lagi!"

Menikahi Lelaki BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang