Bab 75 - Nanda Cemburu

411 23 1
                                    

Ting ... Tong ...!

Ayu langsung menoleh ke arah pintu. "Ayah ada janji sama orang?"

Edi menggelengkan kepala. "Temen bunda kali. Kalo nggak, paling Kang Paket," jawabnya santai sambil bangkit dari sofa dan melangkah menuju pintu rumahnya.

Sonny dan Ayu tertawa kecil sambil menggeleng bersamaan.

"Bundamu masih demen belanja online?" tanya Sonny.

Ayu mengangguk sambil tertawa kecil.

"Kamu sendiri?"

Ayu menggeleng. "Kamu yang demen belanja online 'kan? Kenapa malah nanyain aku? Harusnya, pertanyaan itu ditujukan ke kamu!" ucapnya sambil menoyor pundak Sonny.

Sonny tertawa kecil. "Masih demen aku belanja online. Enak aja. Praktis dan cepet. Waktu itu aku pernah mau cari barang ke pasar. Karena udah biasa belanja online, aku nyasar. Udah gitu, barang yang mau aku cari nggak dapet-dapet. Aku malah muter-muter di dalam pasar itu. Nggak bisa keluar."

"HAHAHA." Ayu tergelak mendengar cerita yang keluar dari bibir Sonny. "Seriusan nggak bisa keluar?"

"Iya, serius. Aku tanya ke pedagang A-B-C, malah menyesatkan. Dari pagi sampe sore aku di pasar itu dan barang yang aku cari nggak dapet. Mana aku waktu itu lagi koas dan harus balik cepet. Menderita banget kalau belanja offline. Enak online, sih. Tinggal scroll-scroll doang, nggak perlu nyasar," ucap Sonny.

"Hahaha ... hihihi ..." Ayu terus tertawa mendengar cerita Sonny.

Di saat bersamaan. Edi menarik gagang pintu rumah tersebut dan membukanya.

"Pagi, Ayah ...!" sapa Nanda sambil menatap wajah Edi. Kedua mata dan telinganya langsung menangkap suara Ayu dan Sonny yang sedang asyik bercanda di dalam sana.

"Pagi," balas Edi dingin. Ia menatap Nanda dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Pria muda yang biasanya terlihat urakan itu, tiba-tiba muncul di hadapannya dengan baju koko dan sarung.

"Roro Ayu ada?" tanya Nanda sambil menahan perasaan takut di dadanya. Ia jarang sekali bicara dengan ayah mertuanya dan membuat ia sangat canggung.

"Ada."

"Saya boleh masuk?" tanya Nanda canggung.

Edi langsung menoleh ke arah Sonny dan Ayu. "Boleh. Masuklah!" Ia membuka pintu rumahnya lebar-lebar untuk Nanda.

Nanda terdiam saat melihat Ayu sedang tertawa lepas bersama Sonny. Jakunnya naik-turun seiring dengan perjuangannya menelan saliva dengan susah payah. Hatinya tiba-tiba merasa nyeri ketika melihat Roro Ayu bisa tertawa bahagia bersama Sonny di depan sana. Bukankah Roro Ayu masih sah menjadi istrinya? Kenapa malah bersama dengan pria lain? Lebih parahnya lagi, mertuanya membiarkan istrinya itu bercanda tawa dengan pria lain yang bukan suaminya.

"Ayu ...!" panggil Nanda sambil melangkahkan kakinya perlahan menghampiri Ayu.

Ayu menghentikan tawanya seketika. Ia mengalihkan pandangannya pada sumber suara yang sudah tak asing lagi di telinganya. "Nanda?"

"Kamu ngapain berduaan sama Sonny di sini?" tanya Nanda.

"Kami nggak berduaan. Ada bunda dan ayah juga," jawab Sonny santai.

Nanda menatap kesal ke arah Sonny. "Aku belum bikin perhitungan ke kamu, Son. Gara-kara kamu, aku jadi kayak gini!"

"Kamu itu udah kena karma, masih nggak mau tobat, Nan? Harusnya, kamu introspeksi diri tanpa menyalahkan orang lain," sahut Sonny.

"Kamu ...!?" Nanda menatap geram ke arah Sonny. "Kamu juga harusnya introspeksi diri, dong! Ayu itu istriku! Kamu masih aja deketin dia!"

"Kamu juga suaminya Ayu. Kamu masih aja bisa bawa perempuan lain ke kamar hotel," sahut Sonny.

"Kamu nggak usah ikut campur rumah tanggaku! Pasti kamu yang udah pengaruhi Ayu sampai dia pergi ninggalin aku!" seru Nanda.

"Nggak perlu aku pengaruhi, Nan. Perempuan mana pun tidak akan betah kalau punya suami bajingan kayak kamu!"

"Anjing kamu, Son!" Nanda langsung menyambar kerah baju Sonny.

"Nan, jangan main kekerasan!" pinta Ayu sambil menarik lengan Nanda dan membawanya pergi dari sana. Ia benar-benar kesal dengan sikap Nanda yang terlalu impulsif dan temperamental. Bisa-bisanya Nanda masih ingin berkelahi dengan Sonny di hadapan kedua orangtuanya. Pria ini benar-benar membuat perasaannya tak karuan setiap hari.

((Bersambung...))

Menikahi Lelaki BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang