Hari ini adalah hari ulang tahun kota. Nanda sebagai pengusaha muda mendapat undangan kehormatan untuk duduk di kursi VIP. Namun, ada hal yang aneh dan berbeda. Dia bukan menggandeng Ayu sebagai partner, tapi Arlita yang terlihat sangat cantik dan memesona dengan gaun malam dan pehiasan yang mahal. Tentunya, semua itu disiapkan oleh Nanda, kekasihnya.
"Nan, makasih ya! Kamu masih ajak aku ke perjamuan ini. Aku bahagia banget!" ucap Arlita sambil menyandarkan kelapanya di pundak Nanda.
Nanda tersenyum menanggapi ucapan Arlita. Baginya, lebih bahagia membawa Arlita daripada harus pergi bersama istrinya. Sebab, rumah tangga mereka tidak pernah harmonis dan ia enggan berdebat dengan istrinya. Toh, Ayu juga tidak akan tahu kalau Nanda pergi ke perjamuan walikota bersama kekasihnya. Andai tahu, istrinya itu tidak akan berani berbuat apa-apa.
"Baiklah ... saatnya kita memasuki acara ramah-tamah. Para undangan diperkenankan untuk menikmati hidangan yang telah disediakan. Kami akan mempersembahkan sebuah tarian romantis yang sangat terkenal di negeri ini. Tarian Rama-Shinta yang akan dibawakan oleh saudara Enggar Prakasa Dierjaningrat dari keraton kesultanan Jogjakarta dan Raden Roro Ayu Rizky Prameswari dari keraton kesultanan Surakarta. Pasangan yang sangat serasi untuk menghibur semua masyarakat yang ada di sini. Selamat menikmati ...!" seru Master of Ceremony yang membawakan acara tersebut.
Nanda langsung bangkit dari kursi begitu ia mendengar nama lengkap istrinya disebut oleh MC. Matanya langsung tertuju ke atas panggung. Dan benar saja, Roro Ayu muncul dari belakang panggung bersama seorang pria dengan pakaian dan riasan khas Rama-Shinta.
"Nan, Ayu lagi hamil muda 'kan? Dia masih nari-nari gitu? Bukannya kamu bilang, dia nggak pernah keluar rumah? Kenapa bisa ngisi acara di sini?" tanya Arlita yang ikut berdiri di samping Nanda.
"Diam!" sahut Nanda sambil terus memperhatikan tubuh Ayu yang begitu molek menari di atas panggung bersama dengan seorang pria. Hatinya tiba-tiba memanas saat keduanya terlihat sangat mesra. Terlebih, pria duetnya itu bertelanjang dada. Selain tampan dan memukau, pria itu juga keturunan bangsawan, sama seperti istrinya.
"Pasangan dari keluarga bangsawan ini memang mengagumkan. Kalau mereka benar-benar menikah, akan menghasilkan bibit keturunan yang bagus," celetuk seorang pria paruh baya yang duduk tak jauh dari Nanda.
Nanda langsung menyeringai dan melangkah pergi dari tempat tersebut. Ia sangat kesal karena Ayu diam-diam masih melakukan tari-tarian tradisional di belakangnya dan keluar dari rumah tanpa izin darinya.
"Nan, mau ke mana?" tanya Arlita. Ia langsung mengejar langkah Nanda.
Nanda terus melangkahkan kakinya menuju ke backstage.
"Maaf, Mas ...! Selain tim kami, tidak ada yang boleh masuk ke dalam backstage." Seorang pria bertubuh tegap langsung menghadang langkah Nanda.
"Aku mau ketemu istriku!" seru Nanda kesal.
"Istri? Siapa?" tanya pria itu lagi.
"Roro Ayu. Yang lagi nari di panggung itu," jawab Nanda.
"Mbak Roro sudah menikah?" tanya pria itu pada tim lainnya.
Orang yang ditanya langsung menggelengkan kepala.
"Ini ada orang yang ngaku-ngaku jadi suaminya," tutur pria itu lagi.
Seorang wanita langsung ikut menghampiri Nanda dan memperhatikan pria itu dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. "Setahu aku Mbak Roro belum menikah. Lagipula, tunangan dia 'kan Dokter Sonny. Bukan orang ini."
Nanda gelagapan mendengar ucapan wanita itu. Pernikahan ia dan Roro Ayu memang dibuat tertutup dan hanya dihadiri oleh keluarga saja. Tidak banyak yang mengetahui tentang pernikahan mereka. Terlebih, teman-teman Roro Ayu yang tidak banyak ia kenal.
Pri yang ada di hadapan Nanda langsung tersenyum sinis. "Ada aja orang ngaku-ngaku jadi suaminya. Ckckck. Silakan pergi dari sini, Mas!"
"Heh, aku ini memang suaminya Ayu. Panggil dia ke sini kalau nggak percaya!" seru Nanda saat suara alunan musik di panggung sudah hilang dan tarian yang ditarikan istrinya itu sudah usai.
"Nggak usah bikin kekacauan di sini! Kalau masih ngotot, kami akan laporkan Anda ke pihak keamanan!" ancam pria yang ada di hadapan Nanda.
Nanda melebarkan kelopak matanya saat manik mata itu menangkap bayangan tubuh Ayu bersama Enggar yang baru saja turun dari panggung dan terlihat berbincang intim. "RORO AYU ...!" teriaknya.
Ayu menoleh sejenak ke arah Nanda dan Arlita yang juga ada di belakang pria itu, kemudian mengalihkan pandangannya kembali dan berbincang dengan Enggar.
"Mbak Roro, ada cowok di luar yang ngaku-ngaku sebagai suami Mbak Roro. Beneran suaminya?" tanya salah seorang wanita yang mengenakan baju khas tim panitia sambil menghampiri Ayu.
Ayu menggeleng. "Aku nggak kenal. Mungkin cuma penggemar yang pura-pura."
"Baiklah. Biar saya urus!"
Ayu mengangguk. "Makasih ...!" Ia langsung melangkah pergi ke meja rias. "Mbak, tarian selanjutnya Cendrawasih, ya?" tanya Ayu pada tim make-up dan wardrobe.
"Iya, Mbak Roro. Masih bisa istirahat, kok. Masih diselingi dua tarian lagi."
"Oh. Oke." Ayu langsung duduk di kursi yang kosong dan beristirahat di sana bersama Enggar.
Di luar pintu, Nanda masih saja berusaha meminta panitia untuk mempertemukan ia dan istrinya.
"Maaf, Mas ...! Kata Mbak Roro, dia tidak kenal dengan sampeyan? Silakan pergi dari sini!" tutur seorang tim panitia sambil menatap Nanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Lelaki Brengsek
RomanceRaden Roro Ayu Rizki Prameswari adalah seorang puteri bangsawan berpendidikan. Awalnya, hidupnya indah dan baik-baik saja sampai akhirnya bertemu dengan Ananda Putera Perdanakusuma (sahabat baik pacarnya) yang menghamilinya. Hidupnya berubah menjad...