Bab 101 - Back to Our

274 24 1
                                    


Nanda mengangguk. "Kamu nggak mau nikah sama aku lagi?"

Ayu menggigit bibirnya sambil berpikir sejenak.

"Sejak kamu tinggal di London, apa pernah mengunjungi anak kita? Kamu tidak ingin pulang? Tidak merindukan dia?" tanya Nanda sambil tersenyum ke arah Ayu.

DEG!

Pertanyaan Nanda kali ini langsung menusuk ke ulu hatinya. Sejak ia dibawa pergi ke luar negeri, ia tidak pernah kembali ke Indonesia. Ia bahkan tidak pernah mengunjungi pusara anaknya. Air matanya langsung mengalir begitu saja saat mengingat masa-masa kehamilan dan penantiannya untuk melihat wajah sang putera, tapi tidak pernah ia lihat.

"Setiap tanggal kelahirannya, aku selalu mengunjungi Axel. Setiap hari ulang tahunnya, aku selalu membawakan hadiah untuk dia. Dua minggu lagi, ulang tahun dia yang keempat. Kalau dia masih hidup, tahun ini dia sudah masuk sekolah TK. Aku sudah berjanji pada Axel untuk membawa kamu sebagai hadiah ulang tahunnya tahun ini," ucap Nanda sambil menahan air matanya jatuh. "Kalau kamu nggak bersedia kembali karena aku, kembalilah untuk Axel. Setidaknya, kamu punya waktu untuk mengunjungi dia meski hanya sekali."

Ayu terdiam sambil menatap wajah Nanda yang menangis di hadapannya. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini. Ia sudah menangisi kepergian puteranya begitu lama dan air mata tidak cukup untuk menggambarkan rasa sakitnya kali ini.

"Kamu nggak percaya sama aku?" tanya Nanda sambil mengusap matanya yang basah dan mengeluarkan ponsel dari sakunya. Ia langsung memperlihatkan foto-foto yang ia ambil setiap kali mengunjungi pemakaman puteranya.

"Nan, apa maksudmu seperti ini?" tanya Ayu sambil berusaha menahan air matanya untuk jatuh.

"Supaya kamu kembali ke aku, kembali ke Axel, kembali ke keluarga kita. Aku janji, tidak akan menyakitimu lagi!" jawab Nanda sambil menitikan air mata.

"Kamu ini ... kenapa jadi cengeng banget?" tanya Ayu sambil menatap wajah Nanda. "Dulu, kamu nggak pernah nangis kayak gini?"

Nanda meringis sambil mengusap air matanya. "Entahlah. Apa pun tentang kamu dan Axel, selalu membuat air mataku keluar begitu saja. Air mata ini bukan sedang menangis, tapi sedang merindukan kalian."

Ayu tersenyum sambil menyentuh lembut pipi Nanda. Ia mengusap lembut pipi pria itu dan mengecup sekilas bibirnya.

Nanda tertegun selama beberapa saat ketika Ayu menciumnya. Ia langsung tersenyum lebar dan menatap mata wanita itu penuh harap. "Mau pulang ke Indonesia 'kan?" tanya Nanda sambil menggenggam tangan Ayu. "Aku janji, akan memintamu secara baik-baik ke keluargamu. Apa pun hukumannya, akan aku jalani asal kita bisa bersama lagi. Asal kamu cinta sama aku, aku akan berjuang."

Ayu mengangguk kecil. "Makanlah dengan baik! Jangan terlalu banyak bicara! Supnya keburu dingin."

Nanda mengangguk sambil tersenyum manis. "Apa kita bisa kembali ke Indonesia besok pagi?"

"Aku nggak bisa terburu-buru. Harus menyelesaikan semua urusanku terlebih dahulu sebelum aku pergi. Lagipula, acara ulang tahun anak kita masih dua minggu lagi 'kan?"

Nanda mengangguk. "Tapi ..."

"Apa?"

"Sonny akan menikah tiga hari lagi dan dia memintaku membawamu pergi ke pesta pernikahannya. Kamu mau datang?"

"Eh!? Sonny mau menikah? Kenapa dia nggak kabari aku?" tanya Ayu sambil meraih ponselnya dan mencari nomor kontak Sonny.

"Nggak usah hubungi dia! Ntar dia nggak jadi nikah sama cewek itu karena ingat kamu terus," pinta Nanda sambil menahan pergelangan tangan Ayu.

Ayu berpikir sejenak, kemudian meletakkan ponselnya kembali. "Sebelum kembali ke Indonesia. Aku punya beberapa permintaan darimu."

"Apa?" tanya Nanda sambil menatap serius ke arah Ayu.

"Aku akan jawab setelah makanan kita habis," jawab Ayu sambil tersenyum.

"Oke." Nanda langsung mengambil kembali makanan di hadapannya dan memakannya dengan cepat agar ia bisa memenuhi permintaan Ayu dan membawanya kembali ke Indonesia. Ia tahu, permintaan wanita seperti Ayu tidak akan muda. Ia harus menyiapkan banyak tenaga dan pikiran untuk mewujudkan permintaan Ayu yang mungkin ... rumit.

((Bersambung...))

Terima kasih sudah berkenan membaca cerita sederhana dari manusia sederhana sepertiku! Jangan lupa follow Ig: @vellanine.tjahjadi dan selalu sapa aku biar aku makin semangat nulisnya!

Much Love,

@vellanine.tjahjadi

Menikahi Lelaki BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang