Bab 145 : Kehadiran Sahabat

120 10 0
                                    


 "Karena aku melihat jelas bagaimana tingkahnya. Bagaimana cara dia mengejarmu kembali dan bagaimana cara dia ingin menguasaimu," jawab Enggar sambil tersenyum.

Ayu tersenyum menanggapi ucapan Enggar. Ia harap, Nanda bisa berubah seperti yang ia inginkan. Berubah menjadi pria yang lebih baik lagi untuk ia dan anak-anaknya di masa depan.

"Ayu ...! Mas Enggar ...!"

Suara teriakan seorang wanita, langsung mengalihkan pandangan Enggar dan Ayu bersamaan.

"Nadine?" Ayu dan Enggar saling menatap sambil mengernyitkan dahi. Entah mengapa, Nadine tiba-tiba datang ke keraton tersebut.

"Gimana kabar kamu, Ay?" tanya Nadine sambil merengkuh tubuh Ayu.

"Aku baik. Kamu gimana? Tumben main ke sini?" balas Ayu sambil tersenyum manis.

"Aku baik juga. Nemenin Okky ke sini. Katanya, ada urusan bisnis sama papa kamu."

"Eh!? Serius? Ketemu Nanda, dong?" tanya Ayu sambil menatap wajah Nadine.

"Nanda ada di sini juga?" tanya Nadine.

Ayu mengangguk. "Katanya ada bisnis sama ayahku. Bawa cewek pula ngurus bisnisnya. Emangnya temen bisnis harus cewek, ya? Kalau cinlok, gimana?"

"Dimakan aja! Kan, enak," sahut Nadine.

"Itu cilok, Nadine!" seru Ayu kesal.

Nadine terkekeh dan duduk di samping Ayu. "Kenapa kamu jadi baperan gini? Nanda sama Okky itu sebelas duabelas, Ay. Sama-sama banyak ceweknya. Nggak usah baper! Kita harus buat diri kita jadi wanita paling baik dan tempat paling nyaman buat cowok-cowok seperti mereka. Kalau udah lelah sama cewek hiburannya, pasti bakal balik lagi ke kita."

Ayu menghela napas. "Kamu bener juga, sih. Tapi tetep aja makan hati kalau ingat dia sama cewek lain. Cowok kamu itu ... playboy-nya cuma gaya-gayaan aja karena duitnya banyak. Nggak sampe berakhir di ranjang bareng kayak Nanda 'kan? Aku tuh trauma banget diselingkuhi mulu."

Nadine tertawa kecil. "Aku nggak tahu soal itu, Ay. Aku juga nggak mau tahu. Semakin ingin tahu, akan semakin bikin hatiku sakit. Yang aku tahu, dia sayang sama aku dan mau ngelakuin apa aja buat aku. Termasuk ngasih nyawa dia ke aku. Semua cewek yang lagi deket sama dia, aku juga tahu."

"Kamu diem aja digituin, Nad?" tanya Ayu.

"Diemin aja, Ay. Ntar juga balik sendiri. Gaya banget jalan sama cewek sana-sini. Giliran kita cuekin, dia ketar-ketir juga. Apalagi kalau dia sakit atau susah. Siapa lagi yang dia cari kalau bukan kita? Cewek-cewek yang mau happy-happy doang sama dia, mana mau ngurusin pasangan kita waktu lagi sakit atau susah. Kalo udah kayak gitu, tinggal aku omelin aja tuh cowok biar sadar."

Ayu tertawa kecil. "Kamu ada benernya juga, sih. Kalau suami sakit, nggak mungkin cewek simpanannya yang rawat dia sampai sembuh. Tetep aja ujung-ujungnya nyari istri. Cowok tuh emang egois!"

"Ehem!" Enggar langsung berdehem mendengar pembicaraan Nadine dan Ayu.

Ayu dan Nadine menoleh ke arah Enggar bersamaan dan tertawa. "Maaf, Mas Enggar!" ucap mereka bersamaan.

"Jangan karena kalian dapet cowok playboy, terus menyamaratakan semua cowok di dunia ini!" pinta Enggar sambil tersenyum menatap Nadine dan Ayu.

"Inggih, Mas!" sahut Nadine dan Ayu bersamaan.

"Ayo, nari lagi! Nadine ikut?"

Nadine mengangguk sambil tersenyum manis. Mereka sudah bersama di sanggar tari sejak kecil dan menari adalah bagian dari kesenangan yang tidak bisa mereka tinggalkan meski sudah memiliki kesibukan dengan profesi masing-masing.

"Ndoro Puteri ...! Dipanggil untuk menghadap Kanjeng Sri Sultan," tutur salah seorang pelayan keraton sambil menghampiri Ayu.

"Eh!? Ada apa?" tanya Ayu sambil menoleh ke arah pelayan tersebut.

Pelayan itu menggeleng dengan tubuh tetap membungkuk hormat.

Ayu langsung menghentikan gerakan tarinya. "Mas Enggar, Nadine, aku pergi dulu, ya!"

Nadine dan Enggar mengangguk bersamaan. Mereka melanjutkan berlatih tari bersama dan membiarkan Roro Ayu pergi meninggalkan tempat tersebut.

Ayu segera melangkah menuju kediaman kakeknya. Ia tidak tahu apa yang akan dibicarakan oleh sang kakek. Biasanya, Sri Sultan memanggilnya hanya untuk mengatakan hal-hal penting saja. Ia harap, tidak ada masalah besar yang membuat Sri Sultan tiba-tiba memanggilnya ke dalam kediaman pribadinya.


((Bersambung ...))


Teman-teman, aku minta maaf banget!

Aku lupa kalau aku lagi nulis di platform ini...

Sampe lupa update juga.

Next time, ingatin aku dengan DM di IG vellanine.tjahjadi, ya!


Maaf banget!

Makasiih banget buat yang udah setia ngikuti cerita ini...

Menikahi Lelaki BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang